Rusia: Sikap AS Buka Jalan Perlombaan Senjata Nuklir Baru

Sabtu, 09 Maret 2019 - 03:31 WIB
Rusia: Sikap AS Buka...
Rusia: Sikap AS Buka Jalan Perlombaan Senjata Nuklir Baru
A A A
MOSKOW - Pemerintah Moskow menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas memanasnya perseteruan tentang senjata nuklir setelah pemerintahan Donald Trump menarik diri dari Perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF) dengan Rusia. Moskow anggap sikap Washington telah membuka jalan untuk perlombaan senjata nuklir baru.

"Kami telah menarik perhatian pada laporan di media AS tentang perlunya AS untuk melanjutkan uji coba (senjata) nuklir," kata juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada kantor berita TASS.

"Munculnya laporan semacam itu harus dipandang sebagai upaya untuk mempersiapkan opini publik AS atas gagasan bahwa uji coba nuklir diduga merupakan kebutuhan yang tak terhindarkan, yang tanpanya keamanan nasional AS dapat terancam," lanjut diplomat perempuan Kremlin tersebut, yang dikutip Sabtu (9/3/2019).

"Logika ini mengikuti kebijakan Washington untuk terus menciptakan kondisi untuk kemungkinan dimulainya kembali uji coba nuklir. Sikap AS membuka jalan untuk melepaskan putaran baru perlombaan senjata nuklir," imbuh dia.

AS menarik diri dari Perjanjian INF 1987 setelah menuduh Rusia melanggar perjanjian tersebut.

Presiden Donald Trump menyayangkan ketidakpatuhan Moskow ketika mengumumkan penarikan diri Washington dari perjanjian era Perang Dingin itu. "Rusia, sayangnya, tidak menghormati perjanjian itu, jadi kami akan mengakhiri perjanjian. Kami akan mundur," kata Trump beberapa waktu lalu.

Tetapi Kremlin menepis tuduhan tersebut dan menuding balik Amerika Serikat yang melanggar perjanjian.

Perjanjian INF 1087 berisi larangan peluncuran rudal nuklir dan konvensional yang memiliki jangkauan antara 310 mil hingga 3.417 mil.

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov kecewa dengan keputusan AS yang menghancurkan Perjanjian INF. "Kami sangat prihatin bahwa setelah keputusan Amerika Serikat untuk menarik diri dari perjanjian INF, rudal dapat dikerahkan di wilayah sekutu-sekutu Amerika di Eropa," katanya.

"Kami akan dipaksa untuk mengerahkan rudal kami," ujarnya. "Dan di sini Anda akan melihat bahwa seluruh wilayah negara-negara Eropa akan menanggungnya."

Presiden Rusia Vladimir Putin mengamini peringatan dari duta besar tersebut. Dia mengatakan rudal Rusia dapat ditujukan ke AS jika Washington nekat mengerahkan lebih banyak rudal di seluruh Eropa.

"Kami tidak ingin konfrontasi, terutama dengan kekuatan global seperti AS. Saya mengatakan ini dengan jelas dan terbuka. Rusia akan dipaksa untuk mengerahkan senjata yang dapat digunakan melawan pusat pengambilan keputusan yang berada di belakang sistem rudal yang mengancam kami," kata Putin.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8031 seconds (0.1#10.140)