Gempa Bumi Buatan Landa Korut
A
A
A
SEOUL - Badan meteorologi Korea Selatan (Korsel), KMA, mendeteksi adanya gempa bumi berkekuatan 2,1 skala Richter, yang sebenarnya adalah aktivitas seismik "buatan." Diduga gempa tersebut merupakan hasil sebuah ledakan di dalam tambang di kota tambang Pyongyang.
"Episentrum diukur berada di dekat permukaan tanah," kata seorang pejabat KMA seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (8/3/2019).
Laporan itu muncul setelah aktivitas baru terdeteksi di sebuah pabrik yang memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korut yang mampu mencapai Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu.
Kepala mata-mata Korsel Suh Hoon mengatakan bahwa pergerakan kendaraan kargo baru-baru ini terlihat di sekitar pabrik ICBM Korut, seperti dilaporkan media JoongAng Ilbo. Surat kabar itu juga mengutip Suh yang mengatakan Korut terus menjalankan fasilitas pengayaan uraniumnya di situs nuklir Yongbyon setelah pertemuan puncak pertama antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un Juni tahun lalu di Singapura.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah KTT kedua Trump-Kim di Hanoi, Vietnam, yang berakhir tiba-tiba tanpa kesepakatan atau deklarasi karena kegagalan para pihak untuk menyetujui skala denuklirisasi Korut dan bantuan sanksi yang dipimpin AS.
Pada hari Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan "kecewa" jika laporan aktivitas nuklir baru di Korut ternyata benar.
Pada September 2017 lalu, uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korut memicu gempat berkekuatan 6,5 skala Richter. Sampai saat ini, rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara telah melakukan enam kali uji coba senjata nuklir, dengan rata-rata tes tersebut menimbulkan gempa di atas 4,3 skala Richter.
"Episentrum diukur berada di dekat permukaan tanah," kata seorang pejabat KMA seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (8/3/2019).
Laporan itu muncul setelah aktivitas baru terdeteksi di sebuah pabrik yang memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korut yang mampu mencapai Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu.
Kepala mata-mata Korsel Suh Hoon mengatakan bahwa pergerakan kendaraan kargo baru-baru ini terlihat di sekitar pabrik ICBM Korut, seperti dilaporkan media JoongAng Ilbo. Surat kabar itu juga mengutip Suh yang mengatakan Korut terus menjalankan fasilitas pengayaan uraniumnya di situs nuklir Yongbyon setelah pertemuan puncak pertama antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un Juni tahun lalu di Singapura.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah KTT kedua Trump-Kim di Hanoi, Vietnam, yang berakhir tiba-tiba tanpa kesepakatan atau deklarasi karena kegagalan para pihak untuk menyetujui skala denuklirisasi Korut dan bantuan sanksi yang dipimpin AS.
Pada hari Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan "kecewa" jika laporan aktivitas nuklir baru di Korut ternyata benar.
Pada September 2017 lalu, uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korut memicu gempat berkekuatan 6,5 skala Richter. Sampai saat ini, rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara telah melakukan enam kali uji coba senjata nuklir, dengan rata-rata tes tersebut menimbulkan gempa di atas 4,3 skala Richter.
(ian)