Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik

Sabtu, 09 Maret 2019 - 09:52 WIB
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik
A A A
DALAM operasi militer selalu menyisakan cerita heroik. Cerita operasi militer yang kerap melibatkan pasukan khusus maupun elite ini selalu menarik untuk diikuti.

1. US Navy SEAL (AS)

Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik


Waktu menunjukkan pukul 23.35. Hampir tiba tengah malam pada 1 Mei 2016. Suasana sedikit riuh. Saat itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan mengumumkan hal penting yang dinanti warga Negeri Paman Sam selama 10 tahun. “Dengan ini, saya laporkan kepada seluruh warga Amerika Serikat dan dunia bahwa pemerintah telah melakukan operasi penyerbuan,” ujar Obama, seperti dimuat VOA. Prajurit US Navy SEAL menyergap Osama di rumah persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan. Osama tertembak tepat di kepalanya.

2. Alpha Group (Rusia)
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik


Pada 3 September 2004, sekelompok pria dan wanita bertopeng mengenakan sabuk berisi bahan peledak, menyerbu ke sebuah sekolah di Rusia. Kala itu murid-murid tengah berkumpul untuk upacara yang menandai awal tahun ajaran baru.

Para penyerang mengancam akan meledakkan sekolah jika pasukan keamanan menyerbu gedung. Anak-anak pun ditempatkan di jendela, dijadikan sebagai perisai hidup. Dalam pembicaraan pada 3 September antara pemberontak dan mantan pemimpin Ingushetia, Ruslan Aushev, disepakati pembebasan 26 perempuan dan anak-anak. Alpha Group atau Spetsgruppa “A” (pasukan khusus Rusia) dikerahkan menyelamatkan sandera. Namun, negosiasi berjalan alot dan berakhir dengan baku tembak serta ledakan.

3. Kaibiles (Guatemala)
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik


Pasukan khusus Guatemala ini paling ditakuti di seluruh Amerika Tengah. Dibentuk pada tahun 1974 dengan tujuan untuk melawan milisi anti gerilya. Saking piawainya pasukan ini, anggotanya dilibatkan dalam UN Peace Keeping Force atau Pasukan Perdamaian PBB dan ditempatkan di Kongo.

Operasi militer yang paling mematikan terjadi kala Kaibiles bergabung bersama PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo. Saat itu, 80 tentara khusus mencoba menangkap wakil komandan pemberontak, LRA, Vincent Otti pada 2006.

4. Sayeret Matkal (Israel)
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik
Pada 27 Juni 1976, maskapai Air France terbang dari Tel Aviv ke Paris membawa 247 penumpang dan 12 kru. Setelah beberapa menit terbang di dalam pesawat dikejutkan dengan aksi pembajakan oleh teroris yang menyamar jadi penumpang.
Mereka anggota Revolutionary Cells atau RZ, kelompok teroris yang ditakuti pada masanya. Saat pesawat mendarat di Uganda, Israel akhirnya memutuskan melakukan operasi militer ke Uganda berkekuatan i 200 tentara elite Israel dari Sayeret Matkal. Dalam penterbuan seluruh teroris, 20 tentara Uganda, beserta 4 penumpang tewas.

5. Kopassus (Indonesia)
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik
Operasi penyelematan oleh Kopassus di bandara Don Muang Thailand ini berawal dari adanya penyanderaan kelompok teroris yang membajak pesawat DC-9 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia pada 28 Maret 1981. Mendapat laporan pembajakan ini, TNI menggelar operasi militer pembebasan sandera dengan mengerahkan pasukan Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) embrio dari Kopassus pada 31 Maret 1981. Berkat kemampuan yang terlatih, pasukan berhasil melumpuhkan pembajak dan membebaskan sandera.
6. SSG (Pakistan)
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik
Pada 20 Februari 1994, 3 pria bersenjata dari Afghanistan membajak sebuah bus berisi 74 anak dan 7 guru di Peshawar, Pakistan. Mereka meminta bus untuk melaju ke kedutaan Afghanistan di Islamabad. Ada 61 sandera dibebaskan, sisanya tetap dalam bus. Sehari kemudian, sejumlah pasukan elite Pakistan, SSG, menyerang kedutaan Afghanistan dan menewaskan 3 sandera.
7. SAS (Inggris)
Pasukan Khusus dan Operasi Militer Heroik
Serangan teroris terjadi di jantung ibukota Inggris, London pada 30 April 1980. Sebanyak 6 pria Iran bersenjata menyerbu kedutaan Iran di London dan berhasil menyandera 26 orang. Teroris menyebut dirinya ‘Democratic Revolutionary Front for Arabistan’.
Mereka memprotes tekanan di Khuzestan oleh pemimpin Iran saat itu Ayatollah Khomeini. Kenekatan teroris membuat pasukan elite Inggris, SAS turun tangan untuk melakukan operasi Nimrod. Sehari setelah penyanderaan, salah satu pembajak menembak mati warga Iran. Tim Cobra dari SAS bertindak cepat menggunakan senjata api masuk ke kedutaan. Hanya 1 orang teroris yang hidup, sisanya tewas. (Wahyono)
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5017 seconds (0.1#10.140)