DPR AS Loloskan Resolusi Anti-Semit dan Islamophobia

Jum'at, 08 Maret 2019 - 10:39 WIB
DPR AS Loloskan Resolusi Anti-Semit dan Islamophobia
DPR AS Loloskan Resolusi Anti-Semit dan Islamophobia
A A A
WASHINGTON - DPR Amerika Serikat (AS) meloloskan resolusi Partai Demokrat pada Kamis malam waktu setempat untuk mengutuk anti-Semitisme, Islamophobia, dan ekspresi fanatik lainnya. Keputusan ini muncul setelah pernyataan Ilhan Omar, politisi Muslim, yang memicu kontroversi dengan komentar yang menyiratkan pendukung Israel menunjukkan kesetian ganda.

Lewat mekanisme voting, resolusi itu mendapat dukungan 407 melawan 203 sekaligus menutup minggu yang penuh gejolak dalam kaukus Dewan Demokrat. Terjadi perpecahan yang tajam. Rencana awal untuk resolusi berfokus pada anti-Semit diperluas mencakup bahasa melawan Islamophobia, Omar adalah seorang Muslim, dan kebencian terhadap banyak kelompok minoritas.

Resolusi itu juga mengutip ancaman pembunuhan terhadap anggota Kongres Yahudi dan Muslim dan mencatat bahwa supremasi kulit putih di AS telah mengeksploitasi dan terus mengeksploitasi fanatisme serta mempersenjatai kebencian untuk keuntungan politik.

"Hari ini bersejarah di banyak bidang," kata Omar dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara, menandai komentar pertamanya terhadap resolusi.

"Kami sangat bangga menjadi bagian dari sebuah badan yang telah mengajukan kecaman dari semua bentuk kefanatikan termasuk anti-Semitisme, rasisme, dan supremasi kulit putih," sambungnya.

"Pada saat ekstremisme sedang meningkat, kita harus secara eksplisit mencela semua jenis intoleransi agama dan mengakui rasa sakit yang dirasakan oleh semua komunitas. Bangsa kita sedang mengalami percakapan yang sulit dan kami percaya ini adalah kemajuan besar," tukasnya seperti dikutip dari NBC News, Jumat (8/3/2019).

Resolusi tujuh halaman itu mengutuk anti-Semitisme sebagai ekspresi kebencian intoleransi yang bertentangan dengan nilai-nilai dan aspirasi yang ditetapkan rakyat Amerika Serikat dan diskriminasi anti Muslim serta kefanatikan terhadap kaum minoritas sebagai ekspresi kebencian intoleransi yang bertentangan dengan nilai-nilai dan aspirasi Amerika Serikat.

Bahasa resolusi ini kemudian diperbarui dengan memperluas bagian tentang kelompok-kelompok yang ditargetkan oleh supremasi kulit putih dengan memasukkan orang-orang Latin, Asia-Amerika, Muslim, Hindu, Sikh, Kepulauan Pasifik, penduduk asli Amerika, imigran dan komunitas LGBTQ.

Resolusi ini lahir setelah Ilhan Omar mengatakan para pendukung Israel mendorong anggota parlemen untuk berjanji "setia kepada negara asing." Pernyataan ini sontak dipandang oleh anggota parlemen dari kedua belah pihak sebagai permainan anti-Semit yang disebut sebagai "loyalitas ganda", sebuah mitos bahwa orang-orang Yahudi lebih loyal kepada Israel daripada negara tempat tinggal mereka.

Pemimpin Mayoritas DPR, Steny Hoyer, mengatakan bahwa komentar Omar sangat dalam dan benar-benar mengganggu komunitas Yahudi Amerika karena dugaan itu secara sederhana bahwa Yahudi Amerika yang mendukung Israel tidak loyal kepada negara adidaya itu.

"Tuduhan bahwa orang Yahudi memiliki dua kesetiaan karena mendukung Israel dan mengkhawatirkan keselamatannya adalah salah dan itu juga menyakitkan," kata Hoyer, yang juga mengutuk serangan Islamofobia terhadap Omar.

Sementara Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan di depan pemungutan suara bahwa ia meyakini kata-kata Omar tidak didasarkan pada sikap anti-Semit yang dimilikinya secara pribadi, tetapi anggota parlemen yang baru itu tidak memiliki apresiasi penuh terhadap bagaimana hal itu lahir.

"Kata-kata ini memiliki sejarah dan dampak budaya yang mungkin tidak diketahui olehnya," kata Pelosi.

Ditanya apakah Omar harus meminta maaf, Pelosi berkata: "Terserah dia untuk menjelaskan, tapi saya tidak percaya bahwa dia mengerti sepenuhnya kata-kata itu."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5516 seconds (0.1#10.140)