Bunuh Singa, Pemburu Sadis AS Berpose dengan Tangan Berlumur Darah
A
A
A
COLORADO - Seorang pemburu sadis asal Amerika Serikat (AS) memicu kemarahan kelompok aktivis pembela hak-hak satwa setelah dia berpose memamerkan tangannya yang berlumur darah. Dia bangga telah membunuh seekor singa gunung.
Kelompok aktivis pro-satwa, Prairie Protection Colorado, mem-posting gambar yang menunjukkan Franchesca Esplin tersenyum dengan singa gunung yang dibunuh setelah perburuan yang kejam.
Foto-foto lain menunjukkan wanita 28 tahun asal Colorado sedang membidikkan senapannnya di kawasan hutan bersalju dengan tujuan untuk menembak jatuh singa gunung.
Prairie Protection Colorado juga membagikan posting dari halaman Facebook Esplin, yang sejak itu dihapus. Dalam posting itu, Esplin terlihat gembira dan bangga tentang perburuannya yang dia sebut "luar biasa".
"Terima kasih untuk semua yang telah membantu, kalian tidak tahu betapa bahagianya saya," tulis dia di Facebook. "Saya bisa mengerti mengapa perburuan ini membuat ketagihan," lanjut dia, yang dikutip Daily Mirror, Sabtu (2/3/2019).
Dia berbicara tentang kegembiraannya tentang pembunuhan satwa demi trofi, dan berterima kasih kepada para houndmen yang membantunya.
Esplin yang telah menikah dan bertatus sebagai ibu itu ikut serta dalam perburuan pada Desember 2018. Sejak itu, tindakannya yang kejam telah memicu kemarahan publik di kalangan aktivis pro-satwa.
Para aktivis telah meluncurkan petisi yang meminta pihak berwenang untuk melarang perburuan singa gunung. Kelompok aktivis pro-satwa Prairie Protection Colorado menulis posting berisi kemarahan terhadap Esplin di halaman Facebook mereka. Kelompok itu menyebut Esplin sebagai "pembunuh sadis".
"Ini adalah mentalitas orang yang membunuh spesies predator untuk olahraga dan bersenang-senang," tulis kelompok aktivis tersebut.
"Jangan salah bahwa kebijakan dan pejabat satwa liar Colorado mendukung penjarahan liar satwa liar Colorado ini," lanjut kecaman aktivis.
"Tanggung jawab kita sebagai orang yang peduli terhadap kehidupan liar adalah untuk mengakhiri kegilaan membunuh demi kesenangan," imbuh kelompok aktivis tersebut. "Kita harus melakukan lebih dari sekadar marah dan mengetiknya di Facebook. Kita semua harus bersama-sama memulai proses perubahan undang-undang."
Di bawah peraturan Departemen Taman dan Margasatwa Colorado, berburu di gunung bukan tindakan ilegal. Namun pemburu harus mendapatkan lisensi memburu singa dan membawanya selama perburuan.
Setiap pemburu diizinkan "memanen" satu bobcat per musim.
Setelah aksinya dikecam kelompok aktivis, Esplin membela diri dalam saluran berita Fox 31 Denver. Dia berpendapat bahwa perburuannya sepenuhnya legal.
Pihak Taman dan Margasatwa Colorado mengatakan bahwa dia tidak melakukan pelanggaran atau melanggar hukum apa pun.
Kelompok aktivis pro-satwa, Prairie Protection Colorado, mem-posting gambar yang menunjukkan Franchesca Esplin tersenyum dengan singa gunung yang dibunuh setelah perburuan yang kejam.
Foto-foto lain menunjukkan wanita 28 tahun asal Colorado sedang membidikkan senapannnya di kawasan hutan bersalju dengan tujuan untuk menembak jatuh singa gunung.
Prairie Protection Colorado juga membagikan posting dari halaman Facebook Esplin, yang sejak itu dihapus. Dalam posting itu, Esplin terlihat gembira dan bangga tentang perburuannya yang dia sebut "luar biasa".
"Terima kasih untuk semua yang telah membantu, kalian tidak tahu betapa bahagianya saya," tulis dia di Facebook. "Saya bisa mengerti mengapa perburuan ini membuat ketagihan," lanjut dia, yang dikutip Daily Mirror, Sabtu (2/3/2019).
Dia berbicara tentang kegembiraannya tentang pembunuhan satwa demi trofi, dan berterima kasih kepada para houndmen yang membantunya.
Esplin yang telah menikah dan bertatus sebagai ibu itu ikut serta dalam perburuan pada Desember 2018. Sejak itu, tindakannya yang kejam telah memicu kemarahan publik di kalangan aktivis pro-satwa.
Para aktivis telah meluncurkan petisi yang meminta pihak berwenang untuk melarang perburuan singa gunung. Kelompok aktivis pro-satwa Prairie Protection Colorado menulis posting berisi kemarahan terhadap Esplin di halaman Facebook mereka. Kelompok itu menyebut Esplin sebagai "pembunuh sadis".
"Ini adalah mentalitas orang yang membunuh spesies predator untuk olahraga dan bersenang-senang," tulis kelompok aktivis tersebut.
"Jangan salah bahwa kebijakan dan pejabat satwa liar Colorado mendukung penjarahan liar satwa liar Colorado ini," lanjut kecaman aktivis.
"Tanggung jawab kita sebagai orang yang peduli terhadap kehidupan liar adalah untuk mengakhiri kegilaan membunuh demi kesenangan," imbuh kelompok aktivis tersebut. "Kita harus melakukan lebih dari sekadar marah dan mengetiknya di Facebook. Kita semua harus bersama-sama memulai proses perubahan undang-undang."
Di bawah peraturan Departemen Taman dan Margasatwa Colorado, berburu di gunung bukan tindakan ilegal. Namun pemburu harus mendapatkan lisensi memburu singa dan membawanya selama perburuan.
Setiap pemburu diizinkan "memanen" satu bobcat per musim.
Setelah aksinya dikecam kelompok aktivis, Esplin membela diri dalam saluran berita Fox 31 Denver. Dia berpendapat bahwa perburuannya sepenuhnya legal.
Pihak Taman dan Margasatwa Colorado mengatakan bahwa dia tidak melakukan pelanggaran atau melanggar hukum apa pun.
(mas)