Korsel Yakin Korut Bisa Jadi Mitra Militer AS
A
A
A
SEOUL - Penasihat khusus Presiden Korea Selatan (Korsel) untuk urusan luar negeri dan keamanan nasional, Moon Chung-in menuturkan Korea Utara (Korut) bisa menjadi mitra militer Amerika Serikat (AS), jika hubungan kedua negara dinormalisasi.
"Mari kita asumsikan bahwa Korut menormalkan hubungan dengan AS, mengapa mereka tidak dapat memiliki kerjasama militer? Lagi pula, ini adalah cara terbaik untuk menjamin keamanan Korut," ucap Chung-in.
"Sekarang hubungan antara Korut dan AS bermusuhan. Jika mungkin untuk memperbaiki hubungan ini dan kedua negara ini dapat menormalkannya, maka mereka dapat diubah menjadi kemitraan militer, jika bukan aliansi," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (28/2).
Dia lalu berasumsi bahwa jika hubungan AS dan Korut benar-benar pulih, maka bukan tidak mungkin kedua negara akan dapat bertukar informasi militer.
"Tentu saja, ini akan terjadi jika AS memiliki hubungan baik dengan Korsel, Korut, dan Jepang. China mungkin memiliki beberapa kekhawatiran, tetapi jika kita berbicara tentang kerja sama militer, China dapat mengambilnya dengan pemahaman," tukasnya.
Terkait AS dan Korut, pemimpin kedua negara baru saja menyelesaikan pertemuan kedua mereka di Hanoi, Vietnam. Namun, sayangnya pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un itu tidak menghasilkan keputusan apapun.
Bukan hanya itu, pertemuan tersebut juga berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan, setelah Trump 'walk out' di tengah pertemuan. "Kadang-kadang kita harus pergi. Dan, kami memutuskan untuk tidak menandatangani apa pun hari ini," ucap Trump saat meninggalkan lokasi pertemuan dengan Jong-un.
"Mari kita asumsikan bahwa Korut menormalkan hubungan dengan AS, mengapa mereka tidak dapat memiliki kerjasama militer? Lagi pula, ini adalah cara terbaik untuk menjamin keamanan Korut," ucap Chung-in.
"Sekarang hubungan antara Korut dan AS bermusuhan. Jika mungkin untuk memperbaiki hubungan ini dan kedua negara ini dapat menormalkannya, maka mereka dapat diubah menjadi kemitraan militer, jika bukan aliansi," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (28/2).
Dia lalu berasumsi bahwa jika hubungan AS dan Korut benar-benar pulih, maka bukan tidak mungkin kedua negara akan dapat bertukar informasi militer.
"Tentu saja, ini akan terjadi jika AS memiliki hubungan baik dengan Korsel, Korut, dan Jepang. China mungkin memiliki beberapa kekhawatiran, tetapi jika kita berbicara tentang kerja sama militer, China dapat mengambilnya dengan pemahaman," tukasnya.
Terkait AS dan Korut, pemimpin kedua negara baru saja menyelesaikan pertemuan kedua mereka di Hanoi, Vietnam. Namun, sayangnya pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un itu tidak menghasilkan keputusan apapun.
Bukan hanya itu, pertemuan tersebut juga berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan, setelah Trump 'walk out' di tengah pertemuan. "Kadang-kadang kita harus pergi. Dan, kami memutuskan untuk tidak menandatangani apa pun hari ini," ucap Trump saat meninggalkan lokasi pertemuan dengan Jong-un.
(esn)