Selain Bertemu Trump, Jong-un Akan Lakukan Kunjungan Resmi ke Vietnam
Sabtu, 23 Februari 2019 - 13:34 WIB

Selain Bertemu Trump, Jong-un Akan Lakukan Kunjungan Resmi ke Vietnam
A
A
A
HANOI - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan melakukan kunjungan persahabatan resmi ke Vietnam dalam beberapa hari mendatang. Begitu pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Vietnam.
"Kunjungan Kim Jong-un, ketua Partai Buruh Korea dan ketua Komisi Urusan Negara DPRK, akan dilakukan atas undangan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Komite Sentral Vietnam dan Presiden Negara Nguyen Phu Trong," bunyi pengumuman Kementerian Luar Negeri Vietnam di situs webnya menggunakan akronim naman resmi Korut Republik Rakyat Demokratik Korea seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (23/2/2019).
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pertemuan keduanya dengan Kim Jong-un akan berlangsung di Hanoi, Vietnam pada 27-28 Februari. Pertemuan pertama keduanya berlangsung pada Juni tahun lalu di Singapura yang menghasilkan peningkatan hubungan antara Washington dengan Pyongyang.
Namun, perbedaan pada isu-isu utama seperti roadmap untuk denuklirisasi, pencabutan sanksi dan apakah akan mengeluarkan deklarasi mengakhiri perang secara resmi masih menghambat negosiasi.
"Kunjungan Kim Jong-un, ketua Partai Buruh Korea dan ketua Komisi Urusan Negara DPRK, akan dilakukan atas undangan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Komite Sentral Vietnam dan Presiden Negara Nguyen Phu Trong," bunyi pengumuman Kementerian Luar Negeri Vietnam di situs webnya menggunakan akronim naman resmi Korut Republik Rakyat Demokratik Korea seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (23/2/2019).
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pertemuan keduanya dengan Kim Jong-un akan berlangsung di Hanoi, Vietnam pada 27-28 Februari. Pertemuan pertama keduanya berlangsung pada Juni tahun lalu di Singapura yang menghasilkan peningkatan hubungan antara Washington dengan Pyongyang.
Namun, perbedaan pada isu-isu utama seperti roadmap untuk denuklirisasi, pencabutan sanksi dan apakah akan mengeluarkan deklarasi mengakhiri perang secara resmi masih menghambat negosiasi.
(ian)