Terlalu Banyak, Gajah di Botswana Bakal Dibantai Jadi Makanan Kaleng

Sabtu, 23 Februari 2019 - 02:13 WIB
Terlalu Banyak, Gajah...
Terlalu Banyak, Gajah di Botswana Bakal Dibantai Jadi Makanan Kaleng
A A A
GABORONE - Populasi gajah di Botswana dinilai terlalu banyak dan mulai menjarah lahan-lahan pertanian masyarakat. Pemerintah setempat berencana untuk membantai satwa tersebut untuk dijadikan makanan kaleng untuk hewan peliharaan.

Negara Afrika ini sejatinya telah memberlakukan larangan berburu selama empat tahun untuk membantu melindungi hewan-hewan besar seperti gajah. Kebijakan itu menguntungkan bagi dunia pariwisata Botswana.

Tetapi, sekarang Presiden Mokgweetsi Masisi, yang baru menjabat April lalu, mencoba memperkenalkan aturan pembantaian gajah secara brutal.

"Saya bisa berjanji pada Anda dan bangsa bahwa kita akan mempertimbangkannya," katanya. "Kertas putih akan mengikuti dan akan dibagikan kepada publik," lanjut dia, mengacu pada undang-undang untuk pembantaian hewan tersebut.

"Jika perlu, kami akan memberikan kesempatan kepada parlemen untuk juga menanyainya, dan juga memberi mereka ruang untuk melakukan intervensi sebelum kami membuat keputusan akhir," imbuh dia, dikutip BBC, Jumat (22/2/2019).

Pertemuan publik telah diadakan di Botswana dan rekemondasi yang muncul antara lain; larangan berburu harus dicabut, populasi gajah harus dikelola dalam rentang historisnya, rute migrasi satwa liar yang tidak bermanfaat bagi upaya konservasi negara harus ditutup, peternakan dibatasi sebagai penyangga antara wilayah komunal dan satwa liar, pemusnahan gajah secara teratur tetapi terbatas harus diperkenalkan dan pembentukan pengalengan daging gajah untuk makanan hewan peliharaan.

Kalangan konservasionis telah mengkritik langkah pemerintah tersebut dan memperingatkan akan adanya serangan balasan dari wisatawan internasional.

Pariwisata adalah sumber pendapatan asing terbesar kedua di Botswana setelah penambangan intan. Negara ini telah menjadi tujuan safari mewah dan populer.

Jumlah gajah di Botswana diperkirakan sekitar 130.000 ekor, yang menurut beberapa orang terlalu banyak untuk ekosistem. Beberapa kelompok berpendapat gajah terlalu merusak, terutama ketika mereka merambah lahan pertanian dan pindah ke desa-desa.

Direktur Departemen Satwa Liar dan Taman Nasional, Otisitwe Tiroyamodimo, mengatakan; "Jumlah gajah meningkat, pada saat yang sama populasi manusia juga meningkat, dan ada permintaan untuk lebih banyak tanah. Pembangunan infrastruktur juga menyebabkan gajah untuk bermigrasi."

Namun Elephants Without Borders (EWB) berpendapat bahwa populasi gajah menurun di seluruh Afrika.
(mas)
Berita Terkait
Menyedihkan, Lebih dari...
Menyedihkan, Lebih dari 360 Gajah Mati Misterius di Botswana
Berapa Harga Berlian...
Berapa Harga Berlian Setengah Kilogram yang Ditemukan di Botswana? Ini Estimasinya
Bertahan Sebulan, Gelar...
Bertahan Sebulan, Gelar Berlian Terbesar Ketiga di Dunia Pecah
Berlian Cantik Ini Mengandung...
Berlian Cantik Ini Mengandung Mineral Langka, Ditemukan di Kedalaman 660 Km Bawah Tanah
5 Negara Penghasil Berlian...
5 Negara Penghasil Berlian Terbesar di Dunia, Ada yang Hasilkan 10 Juta Karat Per Tahun!
Berlian Terbesar Kedua...
Berlian Terbesar Kedua di Dunia Ditemukan, Beratnya Hampir Setengah Kilogram
Berita Terkini
Bagaimana India dan...
Bagaimana India dan Pakistan Belanjakan Uang untuk Pertahanan?
13 menit yang lalu
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
1 jam yang lalu
Mufti Besar Oman Desak...
Mufti Besar Oman Desak India Ingat Kebaikan Para Penguasa Muslim Terdahulu
1 jam yang lalu
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
3 jam yang lalu
Di Arab Saudi, Trump...
Di Arab Saudi, Trump Tegaskan Warga Gaza Berhak Dapat Masa Depan yang Jauh Lebih Baik
3 jam yang lalu
Netanyahu akan Gelar...
Netanyahu akan Gelar Serangan Skala Penuh di Gaza Beberapa Hari Lagi
4 jam yang lalu
Infografis
Kapal Bantuan Gaza Dibom...
Kapal Bantuan Gaza Dibom Israel di Perairan Internasional
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved