Korsel Setujui Tuntutan Washington Soal Pendanaan Pasukan AS
Korsel Setujui Tuntutan Washington Soal Pendanaan Pasukan AS
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dilaporkan telah menandatangani kesepakatan baru dengan Amerika Serikat (AS) tentang berapa banyak Seoul harus membayar untuk kehadiran militer AS di negaranya, setelah kesepakatan sebelumnya berakhir di tengah seruan Presiden Donald Trump agar Seoul membayar lebih.
Kesepakatan baru, yang saat ini masih menunggu persetujuan parlemen di Seoul, akan meningkatkan kontribusi Korsel sebelumnya USD 850 juta menjadi USD 890 juta.
"Itu merupakan proses yang sangat panjang, tetapi pada akhirnya merupakan proses yang sangat sukses," ucap Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (10/2).
Sementara itu, Timothy Betts, penasihat senior Kementerian Luar Negeri AS untuk negosiasi dan perjanjian keamanan mengatakan, bahwa uang itu mewakili bagian kecil, tapi penting dari dukungan Korsel untuk aliansi itu.
"Pemerintah AS menyadari bahwa Korsel melakukan banyak hal untuk aliansi kami dan untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata Betts.
Tidak seperti perjanjian sebelumnya, yang berlaku untuk lima tahun, perjanjian baru ini hanya akan berlaku selama satu tahun, berpotensi memaksa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan dalam beberapa bulan.
Kesepakatan baru, yang saat ini masih menunggu persetujuan parlemen di Seoul, akan meningkatkan kontribusi Korsel sebelumnya USD 850 juta menjadi USD 890 juta.
"Itu merupakan proses yang sangat panjang, tetapi pada akhirnya merupakan proses yang sangat sukses," ucap Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (10/2).
Sementara itu, Timothy Betts, penasihat senior Kementerian Luar Negeri AS untuk negosiasi dan perjanjian keamanan mengatakan, bahwa uang itu mewakili bagian kecil, tapi penting dari dukungan Korsel untuk aliansi itu.
"Pemerintah AS menyadari bahwa Korsel melakukan banyak hal untuk aliansi kami dan untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata Betts.
Tidak seperti perjanjian sebelumnya, yang berlaku untuk lima tahun, perjanjian baru ini hanya akan berlaku selama satu tahun, berpotensi memaksa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan dalam beberapa bulan.
(esn)
Explore More