Kabur, Bos ISIS Selamat dari Upaya Kudeta
A
A
A
DAMASKUS - Pemimpin ISIS , Abu Bakr al-Baghdadi, dilaporkan selamat dari upaya kudeta yang dilakukan oleh para pejuang asing yang menjadi anak buahnya. Kelompok ekstrimis itu pun lantas menawarkan hadiah untuk kepala pemimpin komplotan yang melakukan kudeta.
Pejabat intelijen regional Suriah melaporkan insiden itu terjadi pada 10 Januari lalu di sebuah desa dekat Hajin di Sungai Eufrat, yang menjadi benteng terakhir kelompok itu. Pertikaian ini melibatkan para pemimpin senior dan sisa-sisa jajaran pejuang asing yang membanjiri Suriah serta Irak dari tahun 2013-2015.
Baku tembak pun pecah antara pejuang asing dengan pengawal kepala teroris yang berhasil kabur itu. Para pengawalnya yang setia membawa Baghdadi pergi ke gurun terdekat.
"Mereka tahu persis pada waktunya," kata seorang pejabat intelijen.
“Ada bentrokan dan dua orang terbunuh. Ini adalah elemen pejuang asing, beberapa dari orang-orangnya yang paling tepercaya,” sambungnya seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (8/2/2019).
ISIS pun kemudian menawarkan hadiah kepada siapa pun yang bisa membunuh Abu Muath al-Jazairi, yang diyakini menjadi otak di balik upaya kudeta tersebut. Al-Jazairi adalah seorang pejuang asing veteran. Namun ISIS tidak bisa membuktikan tudingannya secara langsung.
Baghdadi baru-baru ini diyakini telah menghabiskan waktunya di benteng terakhir ISIS. Seiring hancurnya wilayah yang dikendalikan ISIS dan sejumlah pemimpinnya terbunuh, fokus untuk mencari keberadaan Baghdadi menjadi semakin meningkat.
Namun hal itu tidaklah mudah. Sosok yang diyakini menderita cedera permanen itu telah berhasil kabur dari militer empat negara dan ratusan milisi. Pasalnya, hingga saat ini satu-satunya petunjuk terkait sosoknya hanya pada saat ia memproklamirkan dirinya sebagai khalifah di Masjid al-Nuri, Mosul, pada pertengahan 2014.
Pejabat intelijen regional Suriah melaporkan insiden itu terjadi pada 10 Januari lalu di sebuah desa dekat Hajin di Sungai Eufrat, yang menjadi benteng terakhir kelompok itu. Pertikaian ini melibatkan para pemimpin senior dan sisa-sisa jajaran pejuang asing yang membanjiri Suriah serta Irak dari tahun 2013-2015.
Baku tembak pun pecah antara pejuang asing dengan pengawal kepala teroris yang berhasil kabur itu. Para pengawalnya yang setia membawa Baghdadi pergi ke gurun terdekat.
"Mereka tahu persis pada waktunya," kata seorang pejabat intelijen.
“Ada bentrokan dan dua orang terbunuh. Ini adalah elemen pejuang asing, beberapa dari orang-orangnya yang paling tepercaya,” sambungnya seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (8/2/2019).
ISIS pun kemudian menawarkan hadiah kepada siapa pun yang bisa membunuh Abu Muath al-Jazairi, yang diyakini menjadi otak di balik upaya kudeta tersebut. Al-Jazairi adalah seorang pejuang asing veteran. Namun ISIS tidak bisa membuktikan tudingannya secara langsung.
Baghdadi baru-baru ini diyakini telah menghabiskan waktunya di benteng terakhir ISIS. Seiring hancurnya wilayah yang dikendalikan ISIS dan sejumlah pemimpinnya terbunuh, fokus untuk mencari keberadaan Baghdadi menjadi semakin meningkat.
Namun hal itu tidaklah mudah. Sosok yang diyakini menderita cedera permanen itu telah berhasil kabur dari militer empat negara dan ratusan milisi. Pasalnya, hingga saat ini satu-satunya petunjuk terkait sosoknya hanya pada saat ia memproklamirkan dirinya sebagai khalifah di Masjid al-Nuri, Mosul, pada pertengahan 2014.
(ian)