Tentara Venezuela Blokade Koridor untuk Bantuan Kemanusiaan

Kamis, 07 Februari 2019 - 08:12 WIB
Tentara Venezuela Blokade...
Tentara Venezuela Blokade Koridor untuk Bantuan Kemanusiaan
A A A
CARACAS - Kelompok oposisi mengatakan tentara Venezuela telah memblokade sebuah jembatan di perbatasan dengan Kolombia untuk mencegah masuknya bantuan kemanusiaan. Bantuan tersebut tengah diatur oleh pemimpin oposisi Juan Guaido.

Venezuela kini berada dalam cengkeraman krisis kemanusiaan yang memburuk. Namun tidak jelas bagaimana bantuan itu akan didistribusikan. Presiden Nicolas Maduro , yang mendapat dukungan dari tentara, telah menolak membiarkan bantuan masuk ke negara itu.

Politisi oposisi, Franklyn Duarte mengatakan, para perwira militer menggunakan sebuah truk tangki dan sebuah kontainer kargo untuk menghalangi akses ke jembatan Tienditas, yang menghubungkan Cucuta, Kolombia dengan Urena, Venezuela.

"Pasukan dari angkatan bersenjata memblokir jalan masuk," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (7/2/2019).

Para pemimpin oposisi lainnya mengimbau militer untuk mengizinkan truk bantuan menyeberangi perbatasan.

"Anda tahu ada garis merah, Anda tahu benar ada batasnya, Anda tahu bahwa obat-obatan, makanan, dan pasokan medis adalah batas itu," kata anggota parlemen Miguel Pizarro.

Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan penduduk yang berhadapan dengan perwira militer di Urena.

Maduro mengatakan bantuan kemanusiaan akan menjadi awal dari invasi pimpinan Amerika Serikat (AS). Ia bersikeras bahwa tidak ada bantuan yang akan masuk, tidak ada tentara yang menyerang.

Juan Guaido, yang memimpin Majelis Nasional parlemen Venezuela, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara bulan lalu. Namun ia tidak mengontrol wilayah di Venezuela, sehingga ia berencana untuk mendirikan pusat-pusat pengumpulan bantuan di negara-negara tetangga di mana warga Venezuela telah melarikan diri.

Ia mengatakan ingin membentuk koalisi internasional untuk mengumpulkan bantuan di tiga titik. Ia pun menekan tentara Venezuela untuk membiarkannya masuk ke negara itu.

Guaido adalah ketua Majelis Nasional Venezuela dan mengatakan konstitusi memungkinkan dia untuk mengambil alih kekuasaan sementara ketika presiden dianggap tidak sah. Dia telah mendapatkan dukungan lebih dari 40 negara, termasuk AS dan sebagian besar negara Amerika Latin dan Eropa. Sementara Maduro masih mendapat dukungan dari Cina dan Rusia.

Dalam sebuah tweet pada hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan rencana sedang dikembangkan.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara penggunaan kekuatan militer tetap menjadi "pilihan".

Baca Juga: Trump Pertimbangkan Opsi Intervensi Militer di Venezuela

Dalam pidatonya di State of the Union, ia menegaskan kembali dukungannya untuk Guaido. "Kita mendukung rakyat Venezuela dalam upaya mulia mereka untuk kebebasan," tegas Trump.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1185 seconds (0.1#10.140)