Venezuela Dilaporkan Akan Jual 15 Ton Cadangan Emasnya ke UEA
A
A
A
CARACAS - Venezuela dilaporkan akan menjual 15 ton emas dari brankas bank sentralnya ke Uni Emirat Arab (UEA) dalam beberapa hari mendatang untuk mendapatkan mata uang Euro dalam bentuk tunai. Penjualan cadangan emas ini dilakukan ketika negara yang dilanda krisis itu berusaha agar tetap sanggup membayar hutangnya.
"Penjualan cadangan emas tahun ini guna mendukung mata uang Bolivar dimulai dengan pengiriman 3 ton pada 26 Januari lalu," ujar seorang pejabat senior Venezuela yang mengetahui hal tersebut seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/2/2019).
Penjualan itu mengikuti ekspor tahun lalu sebesar USD900 juta emas mentah ke Turki.
"Secara total, rencananya adalah menjual 29 ton emas yang disimpan di Caracas ke UEA pada bulan Februari untuk menyediakan likuiditas bagi impor barang-barang pokok," kata pejabat itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Menurut data bank sentral, Venezuela memiliki cadangan emas sebanyak 132 ton yang ada di brankas bank sentral dan Bank Inggris pada akhir November.
Pemerintah Maduro terpaksa menjual emas sekitar setahun yang lalu setelah jatuhnya produksi minyak, runtuhnya ekonomi negara itu yang meluas dan meningkatnya sanksi Amerika Serikat (AS) menghantam pendapatan publik dan menyulitkan negara itu untuk mengakses kredit.
Tetapi penjualan cadangan emas dalam volume besar yang menopang mata uang adalah eskalasi signifikan yang biasanya hanya dialami oleh negara-negara yang mengalami kesulitan keuangan yang paling mengerikan.
Sebaliknya, mentor Maduro, mendiang Presiden Hugo Chavez, menyatakan perlunya Venezuela memiliki kendali fisik atas aset bank sentral. Pada tahun 2011 ia memulangkan sekitar 160 ton emas dari bank-bank di Amerika Serikat dan Eropa ke bank sentral di Caracas.
Beberapa loyalis Chavez mengkritisi penjualan emas yang dilakukan Maduro. Gustavo Marquez, mantan menteri perdagangan di era Chavez, mengatakan pemerintah seharusnya tidak membiarkan operasi seperti itu dalam gelap.
“Kami tidak tahu apa yang diekspor lagi, atau dalam kondisi apa. Mereka adalah operasi yang harus transparan,” katanya dalam sebuah wawancara.
Zaman telah berubah dari era Chavez. Harga minyak anjlok setelah Maduro berkuasa pada 2013 dan dia mengawasi penurunan tajam dalam produksi minyak tetapi berusaha mempertahankan pengeluaran, membuat pemerintah semakin tidak mampu membayar utang atau mengakses kredit baru.
"Pengiriman 3 ton yang meninggalkan bandara Maiquetia pada 26 Januari diangkut dengan maskapai kecil kargo Venezuela Solar Cargo ke Uni Emirat Arab," kata sumber itu.
"Maskapai yang sama akan digunakan untuk mengirimkan 15 ton secepat Jumat, dan 11 ton pada Februari," imbuh sumber itu.
Namun seseorang yang menjawab telepon di Solar Cargo membantah perusahaan itu terlibat dalam pengangkutan emas, kemudian menutup telepon.
Dalam beberapa hari terakhir, kedatangan dua pesawat yang dioperasikan Rusia di Maiquetia memicu desas-desus di Venezuela bahwa mereka akan pergi dengan membawa emas. "Itu tidak benar," sanggah sumber itu, dan telah ditolak oleh Moskow.
"Pembeli di Uni Emirat Arab membayar Venezuela dengan uang tunai dalam euro untuk emas itu," ungkap sumber tersebut, yang tidak menyebutkan perusahaan mana yang terlibat dalam transaksi.
Dalam sebuah penjelasan yang memungkinkan atas ketergantungan terhadap Euro, yang tunduk pada pembatasan kurang dari dolar, bank sentral Venezuela mengatakan kepada bank-bank swasta minggu ini bahwa mereka harus memasok euro kepada importir swasta, sumber-sumber perbankan dan bisnis mengatakan.
"Pemerintah Venezuela mengatakan kepada dunia bisnis bahwa mereka mengurangi impor produk dasar," kata sumber itu. Pemerintah sosialis Maduro selama bertahun-tahun mengimpor produk-produk dasar, dari beras hingga kertas toilet, untuk dijual dengan harga bersubsidi.
Kebijakan itu tampaknya berubah karena sanksi mempersulit perusahaan asing untuk melakukan bisnis dengan Venezuela.
Antara Januari dan September 2018, Venezuela mengekspor USD900 juta emas mentah ke Turki, menurut statistik pemerintah Turki.
"Tetapi begitu pasokan emas mentah dari tambang skala kecil Venezuela menipis, bank sentral mulai menjual cadangan emas ke negara-negara sekutu," kata sumber itu. Data bank sentral menunjukkan penurunan cadangan emas selama setahun terakhir.
Pada Januari 2018, bank tersebut menyimpan 150 ton emas. Pada November kepemilikan telah jatuh ke level terendah selama 75 tahun dari 132 ton, data bank sentral menunjukkan.
Calixto Ortega, presiden bank sentral Venezuela, bertemu dengan pejabat Bank of England pada bulan Desember untuk membahas pemulangan emas yang dipegangnya tetapi tidak dapat meyakinkan mereka, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Baik kedutaan UEA di Kolombia, yang meliputi Venezuela, atau bank sentral tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Presiden sosialis Nicolas Maduro berada di bawah tekanan kuat untuk mundur, dengan Venezuela dalam krisis ekonomi yang dalam dan pemerintahannya menghadapi kecaman internasional yang meluas atas pemilihan tahun lalu yang dianggap curang.
AS, yang mendukung upaya oposisi untuk menggulingkan Maduro dan menyerukan pemilu baru, memperingatkan para bankir dan pedagang pada hari Rabu untuk tidak berurusan dengan emas Venezuela.
Senator Republik AS Marco Rubio mengirim tweet ke kedutaan besar Uni Emirat Arab di Washington pada hari Kamis memperingatkan bahwa siapa pun yang mengangkut emas Venezuela akan dikenai sanksi AS.
"Penjualan cadangan emas tahun ini guna mendukung mata uang Bolivar dimulai dengan pengiriman 3 ton pada 26 Januari lalu," ujar seorang pejabat senior Venezuela yang mengetahui hal tersebut seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/2/2019).
Penjualan itu mengikuti ekspor tahun lalu sebesar USD900 juta emas mentah ke Turki.
"Secara total, rencananya adalah menjual 29 ton emas yang disimpan di Caracas ke UEA pada bulan Februari untuk menyediakan likuiditas bagi impor barang-barang pokok," kata pejabat itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Menurut data bank sentral, Venezuela memiliki cadangan emas sebanyak 132 ton yang ada di brankas bank sentral dan Bank Inggris pada akhir November.
Pemerintah Maduro terpaksa menjual emas sekitar setahun yang lalu setelah jatuhnya produksi minyak, runtuhnya ekonomi negara itu yang meluas dan meningkatnya sanksi Amerika Serikat (AS) menghantam pendapatan publik dan menyulitkan negara itu untuk mengakses kredit.
Tetapi penjualan cadangan emas dalam volume besar yang menopang mata uang adalah eskalasi signifikan yang biasanya hanya dialami oleh negara-negara yang mengalami kesulitan keuangan yang paling mengerikan.
Sebaliknya, mentor Maduro, mendiang Presiden Hugo Chavez, menyatakan perlunya Venezuela memiliki kendali fisik atas aset bank sentral. Pada tahun 2011 ia memulangkan sekitar 160 ton emas dari bank-bank di Amerika Serikat dan Eropa ke bank sentral di Caracas.
Beberapa loyalis Chavez mengkritisi penjualan emas yang dilakukan Maduro. Gustavo Marquez, mantan menteri perdagangan di era Chavez, mengatakan pemerintah seharusnya tidak membiarkan operasi seperti itu dalam gelap.
“Kami tidak tahu apa yang diekspor lagi, atau dalam kondisi apa. Mereka adalah operasi yang harus transparan,” katanya dalam sebuah wawancara.
Zaman telah berubah dari era Chavez. Harga minyak anjlok setelah Maduro berkuasa pada 2013 dan dia mengawasi penurunan tajam dalam produksi minyak tetapi berusaha mempertahankan pengeluaran, membuat pemerintah semakin tidak mampu membayar utang atau mengakses kredit baru.
"Pengiriman 3 ton yang meninggalkan bandara Maiquetia pada 26 Januari diangkut dengan maskapai kecil kargo Venezuela Solar Cargo ke Uni Emirat Arab," kata sumber itu.
"Maskapai yang sama akan digunakan untuk mengirimkan 15 ton secepat Jumat, dan 11 ton pada Februari," imbuh sumber itu.
Namun seseorang yang menjawab telepon di Solar Cargo membantah perusahaan itu terlibat dalam pengangkutan emas, kemudian menutup telepon.
Dalam beberapa hari terakhir, kedatangan dua pesawat yang dioperasikan Rusia di Maiquetia memicu desas-desus di Venezuela bahwa mereka akan pergi dengan membawa emas. "Itu tidak benar," sanggah sumber itu, dan telah ditolak oleh Moskow.
"Pembeli di Uni Emirat Arab membayar Venezuela dengan uang tunai dalam euro untuk emas itu," ungkap sumber tersebut, yang tidak menyebutkan perusahaan mana yang terlibat dalam transaksi.
Dalam sebuah penjelasan yang memungkinkan atas ketergantungan terhadap Euro, yang tunduk pada pembatasan kurang dari dolar, bank sentral Venezuela mengatakan kepada bank-bank swasta minggu ini bahwa mereka harus memasok euro kepada importir swasta, sumber-sumber perbankan dan bisnis mengatakan.
"Pemerintah Venezuela mengatakan kepada dunia bisnis bahwa mereka mengurangi impor produk dasar," kata sumber itu. Pemerintah sosialis Maduro selama bertahun-tahun mengimpor produk-produk dasar, dari beras hingga kertas toilet, untuk dijual dengan harga bersubsidi.
Kebijakan itu tampaknya berubah karena sanksi mempersulit perusahaan asing untuk melakukan bisnis dengan Venezuela.
Antara Januari dan September 2018, Venezuela mengekspor USD900 juta emas mentah ke Turki, menurut statistik pemerintah Turki.
"Tetapi begitu pasokan emas mentah dari tambang skala kecil Venezuela menipis, bank sentral mulai menjual cadangan emas ke negara-negara sekutu," kata sumber itu. Data bank sentral menunjukkan penurunan cadangan emas selama setahun terakhir.
Pada Januari 2018, bank tersebut menyimpan 150 ton emas. Pada November kepemilikan telah jatuh ke level terendah selama 75 tahun dari 132 ton, data bank sentral menunjukkan.
Calixto Ortega, presiden bank sentral Venezuela, bertemu dengan pejabat Bank of England pada bulan Desember untuk membahas pemulangan emas yang dipegangnya tetapi tidak dapat meyakinkan mereka, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Baik kedutaan UEA di Kolombia, yang meliputi Venezuela, atau bank sentral tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Presiden sosialis Nicolas Maduro berada di bawah tekanan kuat untuk mundur, dengan Venezuela dalam krisis ekonomi yang dalam dan pemerintahannya menghadapi kecaman internasional yang meluas atas pemilihan tahun lalu yang dianggap curang.
AS, yang mendukung upaya oposisi untuk menggulingkan Maduro dan menyerukan pemilu baru, memperingatkan para bankir dan pedagang pada hari Rabu untuk tidak berurusan dengan emas Venezuela.
Senator Republik AS Marco Rubio mengirim tweet ke kedutaan besar Uni Emirat Arab di Washington pada hari Kamis memperingatkan bahwa siapa pun yang mengangkut emas Venezuela akan dikenai sanksi AS.
(ian)