Filipina Sebut Pelaku Serangan Bom Gereja Pasangan Asal Indonesia
A
A
A
MANILA - Filipina mengatakan, pelaku serangan bom kembar di Filipian Selatan pada pekan lalu adalah pasangan asal Indonesia. Serangan itu menewaskan setidaknya 21 orang dan melukai sekitar 100 orang lainnya.
Mengutip informasi yang diberikan oleh saksi dan sumber yang tidak diungkapkan, Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano mengatakan, dia yakin sepasangan suami istri asal Indonesia berada di belakang serangan di pulau Jolo.
"Mereka orang Indonesia. Saya yakin mereka orang Indonesia," kata Ano dalam sebuah wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters pada Jumat (1/2).
Ano mengatakan, pasangan itu telah menerima bantuan dari Abu Sayyaf. Dia mengatakan, mereka yang merencanakan serangan itu berada di bawah instruksi seorang operatif yang katanya telah diakui oleh ISIS.
Pernyataan Ano adalah putaran terbaru dalam penyelidikan yang penuh dengan laporan yang tidak konsisten dan kadang-kadang bertentangan dari pihak berwenang. Selain itu, penyelidikan juga diperumit oleh tempat kejadian yang telah terkontaminasi.
Serangan itu sendiri telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang sejauh mana pengaruh ISIS di Asia Tenggara, dan godaan Mindanao bagi para ekstremis yang berasal dari Malaysia, Indonesia dan negara lain di kawasan.
Mengutip informasi yang diberikan oleh saksi dan sumber yang tidak diungkapkan, Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano mengatakan, dia yakin sepasangan suami istri asal Indonesia berada di belakang serangan di pulau Jolo.
"Mereka orang Indonesia. Saya yakin mereka orang Indonesia," kata Ano dalam sebuah wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters pada Jumat (1/2).
Ano mengatakan, pasangan itu telah menerima bantuan dari Abu Sayyaf. Dia mengatakan, mereka yang merencanakan serangan itu berada di bawah instruksi seorang operatif yang katanya telah diakui oleh ISIS.
Pernyataan Ano adalah putaran terbaru dalam penyelidikan yang penuh dengan laporan yang tidak konsisten dan kadang-kadang bertentangan dari pihak berwenang. Selain itu, penyelidikan juga diperumit oleh tempat kejadian yang telah terkontaminasi.
Serangan itu sendiri telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang sejauh mana pengaruh ISIS di Asia Tenggara, dan godaan Mindanao bagi para ekstremis yang berasal dari Malaysia, Indonesia dan negara lain di kawasan.
(esn)