Polar Vortex Cengkeram AS: Korban Berjatuhan, Penerbangan Lumpuh

Jum'at, 01 Februari 2019 - 11:40 WIB
Polar Vortex Cengkeram AS: Korban Berjatuhan, Penerbangan Lumpuh
Polar Vortex Cengkeram AS: Korban Berjatuhan, Penerbangan Lumpuh
A A A
WASHINGTON - Sejumlah wilayah Amerika Serikat (AS) dilanda cuaca dingin ekstrem yang dipicu oleh polar vortex atau "pusaran kutub". Cuaca dingin ekstrem itu sejauh ini telah menewaskan 21 orang, melumpuhkan aktivitas penerbangan dan membuat banyak sekolah dan kantor bisnis tutup.

Pusaran kutub yang muncul awal pekan ini telah mengganggu kehidupan publik di berbagai wilayah AS selama berhari-hari.

Otoritas ramalan cauaca menyarankan pengiriman bantuan untuk beberapa hari ke depan. Pada Kamis malam waktu setempat, suhu di sebagian besar wilayah Midwest (wilayah AS Barat Tengah) turun tajam di bawah nol derajat Celsius.

Mengutip New York Times, berikut dampak perkembangan terbaru dampak polar vortex yang mencengkeram wilayah AS;

  • Setidaknya 21 warga tewas, diyakini terkait dengan cuaca ekstrem. Korban tewas termasuk seorang mahasiswa University of Iowa yang ditemukan di belakang aula akademik beberapa jam sebelum fajar pada hari Rabu.
  • Pengamat cuaca di Mount Carroll, Illinois, mencatat suhu minus 38 derajat Celsius pada Kamis pagi. Jika dikonfirmasi oleh pejabat negara, itu akan menjadi rekor suhu terendah di Illinois, menggantikan rekor sebelumnya minus 36 derajat Celsius.
  • Sistem cold taxed energy yang berkelanjutan di seluruh Midwest, menyebabkan beberapa gangguan listrik. Otoritas setempat mendesak kepada pelanggan untuk mengurangi panas di rumah mereka.
  • Banyak sekolah, kantor bisnis, dan restoran tutup pada hari Kamis, meskipun beberapa kantor dibuka kembali dan banyak lagi akan dibuka kembali pada hari Jumat (1/2/2019).
  • Hingga Kamis malam, maskapai telah membatalkan lebih dari 2.300 penerbangan di Amerika Serikat. Data itu berasal dari situs FlightAware. Pada hari Rabu, terjadi pembatalan 2.700 penerbangan.
  • Pantai Timur AS juga merasakan cuaca dingin esktrem. Suhu di wilayah tersebut juga menurun drastis.

Sejak hari Minggu, pihak berwenang setempat mengatakan bahwa setidaknya 21 orang meninggal terkait cuaca ekstrem, meskipun beberapa di antaranya masih diselidiki dan penyebab pasti masih belum diketahui. Di antara mereka yang tewas, menurut polisi setempat, petugas pemadam kebakaran, petugas koroner dan pejabat lainnya.

Empat pria—di Illinois, Wisconsin dan dua di Michigan—ditemukan beku di dekat rumah mereka. Enam orang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Iowa. Seorang pejalan kaki tewas tertabrak bajak salju di Libertyville, Illinois. Kemudian seorang pria ditemukan tewas di antara dua truk FedEx di pusat distribusi di Moline Timur, Illinois; dan seorang wanita ditemukan mati beku di dalam apartemen Milwaukee.

Di daerah Buffalo, satu orang meninggal Kamis ketika menggunakan peniup salju dan yang lainnya ditemukan tewas setelah menyekop. Awal pekan ini, sepasang suami istri berusia 20-an tahun di Indiana meninggal dalam kecelakaan mobil, seorang lelaki di Milwaukee ditemukan tewas di garasinya setelah menyekop saljut. Ada juga seorang pria meninggal karena hipotermia di Evanston, Illinois.

Di Williamsville, New York, di luar Buffalo, seorang pria tunawisma dinyatakan meninggal setelah ditemukan di dalam tempat penampungan bus pada Kamis pagi. Helen Tederous, juru bicara Otoritas Transportasi Perbatasan Niagara, yang menyelidiki kematian itu, mengatakan bahwa pria itu bernama Lawrence Bierl, 69. Dia telah menetap di pinggiran kota Bufallo selama bertahun-tahun."Dia benar-benar berjiwa lembut," katanya. “Dia sering berbicara dengan banyak orang. Orang-orang mengenalnya," ujarnya. Penyebab resmi kematian belum ditentukan, tetapi Tederous dan seorang pejabat distrik mengatakan kematiannya diduga terkait dengan flu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5327 seconds (0.1#10.140)