Venezuela Berencana Seret AS ke Pengadilan Internasional

Kamis, 31 Januari 2019 - 21:48 WIB
Venezuela Berencana Seret AS ke Pengadilan Internasional
Venezuela Berencana Seret AS ke Pengadilan Internasional
A A A
MOSKOW - Duta Besar Venezuela untuk Rusia, Carlos Rafael Faria Tortosa mengatakan, Caracas berencana untuk mengajukan tuntutan hukum di pengadilan internasional terhadap sanksi Washington terhadap perusahaan minyak dan gas milik negara, PDVSA.

Tortosa mengatakan, selain soal sanksi, Venezuela juga akan mengadukan keputusan AS untuk menyerahkan kendali kepada pemimpin oposisi Juan Guaido atas beberapa aset negara Venezuela di bank-bank Amerika.

"Apa yang telah dilakukan adalah perampokan. Mereka membekukan rekening dan juga transaksi PDVSA. Kami memiliki perusahaan besar di Houston, di AS, ini adalah Citgo. Di Amerika, ada lebih dari 10 ribu pompa bensin, dan semua ini telah menjadi sumber pendapatan bagi negara kita, tetapi mereka telah membekukan semua ini. Kami akan memulai proses pengadilan di pengadilan internasional atas kejahatan ini," kata Tortosa seperti dilansir Tass pada Kamis (31/1).

Dia lalu mengatakan, Washington berusaha untuk memberikan pukulan besar bagi perekonomian Venezuela, untuk mengurangi arus masuk mata uang asing guna menghilangkan kesempatan warga negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok, seperti makanan atau obat-obatan.

Caracas, lanjut Tortasa, menganggap langkah-langkah ini benar-benar ilegal. Bahkan, menurutnya ini adalah upaya pengambilalihan dana pemerintah dan menegaskan AS melanggar semua norma hukum.

"Mereka mengambil uang dari negara kami dan mengatakan mereka akan memberikannya kepada orang lain, ini seharusnya tidak terjadi. Kami khawatir tentang apa yang akan mereka lakukan, tetapi masalahnya adalah mereka telah membekukan rekening yang benar-benar kita butuhkan. Fakta bahwa mereka menyita USD 1,2 miliar emas dari Bank of England sesuai dengan agenda ini. Kami akan mencoba untuk mengkonfirmasi di pengadilan internasional bahwa tindakan seperti itu ilegal," katanya.

"Sangat naif untuk percaya bahwa pemerintah AS akan memungkinkan untuk menggunakan uang ini untuk membantu orang-orang kami atau mengirim uang ini sehingga Guaido akan memberikan bantuan kepada orang-orang. Kami tahu ini tidak benar. Mereka telah membuktikan ini melalui contoh-contoh Libya, Kuba dan Iran dan negara-negara lain. Katakan di mana dana rakyat Libya, yang mereka curi, itu USD 200 miliar. Tidak ada yang tahu apakah negara atau orang lain yang memilikinya. Kami tahu mereka mencuri uang ini," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5626 seconds (0.1#10.140)