Koran Korut Kutuk Pendekatan Denuklirisasi AS
A
A
A
SEOUL - Sebuah surat kabar Korea Utara (Korut) menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas macetnya perundingan denuklirisasi. Pernyataan ini muncul sehari setelah Direktur Intelijen Nasional Dan Coats mengatakan kepada anggota Komite Intelijen Senat bahwa tindakan Korut tidak konsisten dengan kesepakatan denuklirisasi penuh.
Surat kabar Partai Buruh Korut, Rodong Sinmun mengatakan, kemajuan pembicaraan telah ditunda karena Washington bersikeras melakukan denuklirisasi sebelum memberikan keringanan sanksi.
Surat kabar itu kemudian mengklaim semakin banyak suara di panggung internasional yang menyerukan pencabutan sanksi terhadap Korut.
"Ini adalah penilaian komunitas internasional bahwa situasi Semenanjung Korea dan kawasan sedang diubah menjadi zona perdamaian dan stabilitas, melalui upaya proaktif dan pre-emptive kami," tulis Rodong Sinmun seperti dinukil UPI, Rabu (30/1/2019).
Rodong Sinmun menulis bahwa pihak-pihak yang mendukung sanksi tidak bisa melihat, seperti burung hantu di siang hari bolong, menambahkan pers asing "setuju" dengan rezim Kim Jong-un mengenai sanksi.
"Bukan kebetulan bahwa pers asing menyimpulkan bahwa memaksa Korea Utara untuk regenerasi diri menyerah melalui sanksi adalah kesalahan bodoh," bunyi artikel itu.
"Adalah posisi tegas kami, untuk membangun hubungan baru antara (Korea Utara) dan Amerika Serikat, dan membangun rezim perdamaian permanen dan stabil di Semenanjung Korea," sambung artikel itu.
Sebelumnya, Direktur DNI Coats dan CIA Gina Haspel mengatakan mereka ragu Korut akan menyerahkan senjata nuklirnya .
Baca Juga: Bos Intelijen AS Sebut Korut Tidak Akan Serahkan Senjata Nuklirnya
Presiden Donald Trump kemudian menjawab penilaian itu melalui Twitter dan menantang penilaian dari pemerintahannya sendiri.
"Hubungan Korea Utara adalah yang terbaik yang pernah ada dengan AS. Tidak ada pengujian, mendapatkan sisa-sisa (jasad tentara AS), sandera dikembalikan. Kesempatan yang layak untuk Denuklirisasi," cuitnya.
Di belakang layar, utusan Korut telah bertemu dengan para pejabat Rusia.
Igor Morgulov, wakil menteri luar negeri Rusia, bertemu dengan utusan Korut di Moskow pada Selasa kemarin seperti dilaporkan kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap.
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia kedua pihak membahas "kerja sama" di PBB.
Surat kabar Partai Buruh Korut, Rodong Sinmun mengatakan, kemajuan pembicaraan telah ditunda karena Washington bersikeras melakukan denuklirisasi sebelum memberikan keringanan sanksi.
Surat kabar itu kemudian mengklaim semakin banyak suara di panggung internasional yang menyerukan pencabutan sanksi terhadap Korut.
"Ini adalah penilaian komunitas internasional bahwa situasi Semenanjung Korea dan kawasan sedang diubah menjadi zona perdamaian dan stabilitas, melalui upaya proaktif dan pre-emptive kami," tulis Rodong Sinmun seperti dinukil UPI, Rabu (30/1/2019).
Rodong Sinmun menulis bahwa pihak-pihak yang mendukung sanksi tidak bisa melihat, seperti burung hantu di siang hari bolong, menambahkan pers asing "setuju" dengan rezim Kim Jong-un mengenai sanksi.
"Bukan kebetulan bahwa pers asing menyimpulkan bahwa memaksa Korea Utara untuk regenerasi diri menyerah melalui sanksi adalah kesalahan bodoh," bunyi artikel itu.
"Adalah posisi tegas kami, untuk membangun hubungan baru antara (Korea Utara) dan Amerika Serikat, dan membangun rezim perdamaian permanen dan stabil di Semenanjung Korea," sambung artikel itu.
Sebelumnya, Direktur DNI Coats dan CIA Gina Haspel mengatakan mereka ragu Korut akan menyerahkan senjata nuklirnya .
Baca Juga: Bos Intelijen AS Sebut Korut Tidak Akan Serahkan Senjata Nuklirnya
Presiden Donald Trump kemudian menjawab penilaian itu melalui Twitter dan menantang penilaian dari pemerintahannya sendiri.
"Hubungan Korea Utara adalah yang terbaik yang pernah ada dengan AS. Tidak ada pengujian, mendapatkan sisa-sisa (jasad tentara AS), sandera dikembalikan. Kesempatan yang layak untuk Denuklirisasi," cuitnya.
Di belakang layar, utusan Korut telah bertemu dengan para pejabat Rusia.
Igor Morgulov, wakil menteri luar negeri Rusia, bertemu dengan utusan Korut di Moskow pada Selasa kemarin seperti dilaporkan kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap.
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia kedua pihak membahas "kerja sama" di PBB.
(ian)