Israel Serang Kamp Hamas dan Blokir Transfer Bantuan
A
A
A
GAZA - Israel menyerang satu situs Hamas di Jalur Gaza pada Selasa malam satu hari setelah kerusuhan di perbatasan yang menewaskan seorang militan Palestina dan seorang tentara Israel terluka. Lebih lanjut, Israel juga menunda transfer bantuan ke Gaza.
Insiden itu menandakan peningkatan ketegangan setelah berminggu-minggu relatif tenang berkat gencatan senjata informal antara Israel dan gerakan Islam Hamas, yang berkuasa di Jalur Gaza.
Seorang pejabat Israel mengatakan transfer uang tunai dari Qatar ke Gaza melalui Israel sebagai bagian dari gencatan senjata tidak akan terjadi pada hari Rabu (23/1/2019) karena kekerasan seperti dikutip dari AFP.
Dalam baku tembak pertama, sebuah tank Israel menghantam dua titik pengamatan Hamas di Jalur Gaza utara setelah tembakan dilancarkan ke tentaranya di dekat pagar perbatasan, kata pejabat Israel dan Hamas. Tidak ada yang terluka.
Kemudian pada hari itu, penembakan tank Israel menewaskan seorang militan Hamas di sepanjang perbatasan di Gaza tengah saat Israel menanggapi tembakan yang melukai salah seorang tentaranya, kata para pejabat.
Mohammed al-Nabaheen (24) tewas oleh tembakan tank sementara empat orang lainnya terluka, kata seorang jurubicara kementerian kesehatan Gaza.
Hamas membenarkan bahwa dia adalah anggota sayap bersenjatanya, Brigade Ezzedine al-Qassam.
Militer Israel mengatakan seorang prajurit terluka ringan ketika sebuah peluru mengenai helmnya, yang memicu reaksi dari negara Zionis itu.
Dalam sebuah pernyataan, dikatakan penyelidikan awal menemukan seorang penyerang menembaki pasukan selama kerusuhan yang meliputi pelemparan batu.
Sebuah gambar yang diterbitkan oleh tentara di media sosial menunjukkan helm prajurit yang rusak.
Kemudian Selasa, pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangan terhadap sebuah kamp militer Hamas di Jalur Gaza utara, kata militer. Tidak ada laporan cedera.
Ada peringatan tentang eskalasi lain dalam beberapa hari terakhir sejak Israel, dengan alasan kerusuhan di perbatasan, menahan transfer uang tunai terbaru dari Qatar ke Gaza berdasarkan perjanjian tersebut.
Transfer itu menjadi kontroversi di Israel, di mana hal itu memicu sikap oposisi dari aktivis sayap kanan dan politisi.
Duta Besar Qatar untuk Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa uang tunai $ 15 juta (13 juta euro) untuk membayar gaji pegawai sipil Hamas di kantong itu diperkirakan akan dikirimkan minggu ini, mungkin Rabu.
Tetapi setelah kekerasan terakhir, seorang pejabat Israel mengatakan dengan syarat anonim bahwa Netanyahu telah memutuskan untuk tidak mengizinkan transfer pada hari Rabu.
Izin Israel diperlukan karena uang tunai harus dikirim melalui wilayahnya.
Hamas dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, dan bank ragu untuk melakukan transfer.
Pembayaran akan menjadi yang ketiga dari enam tahapan yang direncanakan, berjumlah USD90 juta, sehubungan dengan gencatan senjata.
Israel juga telah mengizinkan pengiriman bahan bakar yang dibiayai Qatar ke daerah kantong yang diblokir itu untuk membantu mengurangi kekurangan listrik yang parah.
Protes massal dan bentrokan meletus di perbatasan Gaza-Israel pada Maret tahun lalu. Protes mingguan ini menyerukan agar para pengungsi Palestina di Gaza dapat kembali ke rumah mereka yang sekarang di dalam Israel.
Israel menuduh Hamas menggunakan protes sebagai kedok untuk melakukan kekerasan.
Setidaknya 244 warga Palestina telah terbunuh oleh tembakan Israel sejak Maret, mayoritas selama protes dan bentrokan. Lainnya tewas dalam serangan udara atau penembakan.
Dua tentara Israel telah terbunuh dalam periode yang sama, satu oleh penembak jitu Palestina dan yang lainnya selama operasi pasukan khusus yang gagal di dalam Gaza.
Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak 2008.
Insiden itu menandakan peningkatan ketegangan setelah berminggu-minggu relatif tenang berkat gencatan senjata informal antara Israel dan gerakan Islam Hamas, yang berkuasa di Jalur Gaza.
Seorang pejabat Israel mengatakan transfer uang tunai dari Qatar ke Gaza melalui Israel sebagai bagian dari gencatan senjata tidak akan terjadi pada hari Rabu (23/1/2019) karena kekerasan seperti dikutip dari AFP.
Dalam baku tembak pertama, sebuah tank Israel menghantam dua titik pengamatan Hamas di Jalur Gaza utara setelah tembakan dilancarkan ke tentaranya di dekat pagar perbatasan, kata pejabat Israel dan Hamas. Tidak ada yang terluka.
Kemudian pada hari itu, penembakan tank Israel menewaskan seorang militan Hamas di sepanjang perbatasan di Gaza tengah saat Israel menanggapi tembakan yang melukai salah seorang tentaranya, kata para pejabat.
Mohammed al-Nabaheen (24) tewas oleh tembakan tank sementara empat orang lainnya terluka, kata seorang jurubicara kementerian kesehatan Gaza.
Hamas membenarkan bahwa dia adalah anggota sayap bersenjatanya, Brigade Ezzedine al-Qassam.
Militer Israel mengatakan seorang prajurit terluka ringan ketika sebuah peluru mengenai helmnya, yang memicu reaksi dari negara Zionis itu.
Dalam sebuah pernyataan, dikatakan penyelidikan awal menemukan seorang penyerang menembaki pasukan selama kerusuhan yang meliputi pelemparan batu.
Sebuah gambar yang diterbitkan oleh tentara di media sosial menunjukkan helm prajurit yang rusak.
Kemudian Selasa, pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangan terhadap sebuah kamp militer Hamas di Jalur Gaza utara, kata militer. Tidak ada laporan cedera.
Ada peringatan tentang eskalasi lain dalam beberapa hari terakhir sejak Israel, dengan alasan kerusuhan di perbatasan, menahan transfer uang tunai terbaru dari Qatar ke Gaza berdasarkan perjanjian tersebut.
Transfer itu menjadi kontroversi di Israel, di mana hal itu memicu sikap oposisi dari aktivis sayap kanan dan politisi.
Duta Besar Qatar untuk Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa uang tunai $ 15 juta (13 juta euro) untuk membayar gaji pegawai sipil Hamas di kantong itu diperkirakan akan dikirimkan minggu ini, mungkin Rabu.
Tetapi setelah kekerasan terakhir, seorang pejabat Israel mengatakan dengan syarat anonim bahwa Netanyahu telah memutuskan untuk tidak mengizinkan transfer pada hari Rabu.
Izin Israel diperlukan karena uang tunai harus dikirim melalui wilayahnya.
Hamas dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, dan bank ragu untuk melakukan transfer.
Pembayaran akan menjadi yang ketiga dari enam tahapan yang direncanakan, berjumlah USD90 juta, sehubungan dengan gencatan senjata.
Israel juga telah mengizinkan pengiriman bahan bakar yang dibiayai Qatar ke daerah kantong yang diblokir itu untuk membantu mengurangi kekurangan listrik yang parah.
Protes massal dan bentrokan meletus di perbatasan Gaza-Israel pada Maret tahun lalu. Protes mingguan ini menyerukan agar para pengungsi Palestina di Gaza dapat kembali ke rumah mereka yang sekarang di dalam Israel.
Israel menuduh Hamas menggunakan protes sebagai kedok untuk melakukan kekerasan.
Setidaknya 244 warga Palestina telah terbunuh oleh tembakan Israel sejak Maret, mayoritas selama protes dan bentrokan. Lainnya tewas dalam serangan udara atau penembakan.
Dua tentara Israel telah terbunuh dalam periode yang sama, satu oleh penembak jitu Palestina dan yang lainnya selama operasi pasukan khusus yang gagal di dalam Gaza.
Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak 2008.
(ian)