Lewat #10YearsChallenge, Menlu Iran Ledek Penasihat Trump

Sabtu, 19 Januari 2019 - 23:20 WIB
Lewat #10YearsChallenge,...
Lewat #10YearsChallenge, Menlu Iran Ledek Penasihat Trump
A A A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Javad Zarif mencemooh penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton karena sikapnya yang ganas terhadap Teheran. Cemoohan itu dilakukan lewat tantangan #10YearsChallenge.

Memanfaatkan tantangan yang sedang tren di media sosial Facebook itu, Zarif mentweet screenshot dua berita. Satu berita di tahun 2009 saat Bolton mengadvokasi Israel menyerang Iran. Berita lainnya adalah salah satu laporan awal minggu ini yang menunjukkan penasihat utama Presiden Donald Trump itu menanyakan Pentagon tentang rencana yang sama.

Lewat #10YearsChallenge, Menlu Iran Ledek Penasihat Trump


"Omong kosong yang sama. Gertakan yang sama. Khayalan yang sama. #10YearsChallenge," tulis Zarif di Twitter seperti dikutip dari US News, Sabtu (19/1/2019).

Bolton dan garis keras pemerintahan Trump melawan Iran telah menjadi topik favorit menteri luar negeri Teheran dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya pada bulan Januari, ia mentweet bahwa Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo murni terobsesi terhadap Iran lebih dan lebih seperti perilaku penguntit psikotik yang terus menerus gagal. Akibatnya, AS menggantikan kebijakan luar negeri nyata dengan obsesi Iran dan fobia.

Sehari sebelumnya, Zarif mentweet gambar Bolton mengenakan kacamata virtual reality atau "VR" selama perjalanannya baru-baru ini ke Israel.

"Di lembah orang buta, bahkan mereka yang memiliki kacamata VR masih buta," tulis Zarif menambahkan.

Pemerintahan Trump telah menjadikan Iran prinsip sentral kebijakan luar negerinya, terutama dalam membatalkan perjanjian 2015 yang ditengahi oleh pendahulunya, Presiden Barack Obama, yang membatasi ambisi nuklir Teheran. Sekutu Eropa dan Asia telah menyatakan keprihatinannya akan sanksi baru yang dikenakan Trump terhadap Iran, membatasi kemampuan mereka untuk membeli minyak Iran.

Penyelidikan Bolton yang dilaporkan tentang rencana serangan Amerika telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pangruh penasihat presiden itu akan membuka jalan menuju pembukaan zona perang baru AS di Timur Tengah. Yang lain berpendapat bahwa para pejabat Iran hanya menanggapi pendekatan yang sama sulitnya.

"Pembicaraan sulit dan tindakan keras telah berdampak di Teheran," tulis Dewan Senior Hubungan Luar Negeri Ray Takeyh di Politico minggu ini, menambahkan bahwa Bolton tampaknya menghargai bahwa ancaman bekerja lebih baik daripada kata-kata yang menenangkan di rezim teokratis yang ditakdirkan untuk tumpukan abu sejarah.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8378 seconds (0.1#10.140)