Merekayasa Video Pidato Trump dengan Lidah Menjulur, Editor TV Dipecat

Sabtu, 12 Januari 2019 - 05:04 WIB
Merekayasa Video Pidato Trump dengan Lidah Menjulur, Editor TV Dipecat
Merekayasa Video Pidato Trump dengan Lidah Menjulur, Editor TV Dipecat
A A A
WASHINGTON - Seorang editor stasiun televisi Amerika Serikat (AS), Q13 Fox, dipecat setelah merekayasa video pidato Presiden Donald Trump. Video pidato yang diambil dari Oval Office Gedung Putih itu direkayasa, di mana kulit sang presiden menjadi oranye dan lidahnya menjulur.

Editor yang namanya tak disebutkan itu awalnya sedang cuti sebelum kesimpulan investigasi internal keluar. Hasil investigasi internal stasiun televisi itulah yang jadi dasar pemecatannya.

Belum jelas apakah editor itu hanya membuat rekaman video yang direkayasa atau sengaja membiarkan video rekayasa itu untuk disiarkan.

"Ini tidak memenuhi standar editorial kami, dan kami menyesal jika dilihat menggambarkan presiden secara negatif," kata Erica Hill, direktur pemberitaan stasiun televisi tersebut kepada Seattle Times, yang dikutip Sabtu (12/1/2019).

Stasiun radio setempat, 770 KTTH, berbagi sebuah video perbandingan antara pidato Trump yang tidak diubah dan video pidato yang disiarkan Q13 Fox. Perbandingan itu menunjukkan perbedaan secara detail.

Dalam video pidato Trump yang asli, sang presiden mengatakan; "Semoga kita bisa naik di atas politik partisan untuk mendukung keamanan nasional." Setelah komentar itu, presiden terllihat menjilat bibirnya sebentar dan melanjutkan argumennya untuk tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Sedangkan video yang direkayasa menunjukkan Trump menjulurkan lidahnya, membiarkan lidah itu "beristirahat" di antara bibirnya untuk waktu yang lama sebelum melanjutkan pidatonya. Selain lidah menjulur, warna kulit Trump juga terlihat oranye.

Todd Herman dari program "The Todd Herman Show" KTTH's, menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu pendengar acaranya memerhatikan masalah itu. Herman menggambarkan rekayasa video itu "aneh dan tidak berimbang".
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4937 seconds (0.1#10.140)