Kamala Harris, Sang Obama Perempuan

Senin, 07 Januari 2019 - 10:47 WIB
Kamala Harris, Sang...
Kamala Harris, Sang Obama Perempuan
A A A
Sebelum Kejayaan para perempuan menduduki lembaga legislatif Amerika Serikat seperti yang terjadi tahun ini, Kamala Harris sudah melakukannya jauh hari.

Putri imigran berdarah India-Jamaika ini pernah menjadi jaksa agung California dan kini duduk sebagai senator. Berikutnya, Kamala disebut mengincar kursi presiden. Karier politiknya yang cemerlang membuat Kamala Devi Harris menjadi kandidat teratas perempuan kulit berwarna dari Partai Demokrat yang diduga akan ikut memperebutkan kursi Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2020.

Menurut jajak pendapat daring yang dilakukan Axios, politikus kelahiran 20 Oktober 1964 ini akan mengalahkan Donald Trump paling mudah dengan selisih 10 poin jika pemilihan diadakan sekarang.

Popularitasnya juga sampai ke dunia hiburan dan mode. Akhir tahun ini, Kamala masuk dalam daftar Glamour Women of The Year 2018, bersama Viola Davis dan Chrissy Teigen. Kamala punya rekam jejak yang bagus sebagai ahli hukum sekaligus politikus.

Dia menjadi jaksa agung California periode 2011-2017. Pada akhir masa jabatannya itu, Kamala langsung pindah kedudukan sebagai senator mewakili California hingga saat ini. Jabatannya tersebut membuatnya tercatat sebagai senator berdarah India dan atau berdarah Jamaika pertama dari California.

Selama kepemimpinan Presiden Barack Obama, Kamala juga populer dengan sebutan “Obama perempuan” karena kepiawaiannya di bidang politik mirip mantan presiden itu.

Dia dinilai memiliki energi yang sangat besar seperti Obama yang fenomenal. Dia juga diketahui cukup dekat dengan Obama. Sama seperti Obama pula, Kamala harus bertarung melawan isu rasial.

Dikutip Business Standard, Kamala dilahirkan di Oakland, California, sebagai anak dari ibu asal Chennai, India, dan ayah seorang Jamaika-Amerika. Dia lahir pada 20 Oktober 1964. Ibunya, Shyamala Gopalan, mempelajari ilmu pengetahuan, khususnya endokrinologi dan mekanisme kompleks kanker.

Sementara sang ayah, Donald Harris, tumbuh di Jamaika menjadi sarjana nasional dan mendapat kesempatan belajar ekonomi di AS. Sebagai litigator ruang sidang, Kamala tidak terkalahkan. Dia menjabat jaksa wilayah selama tujuh tahun di San Francisco, diikuti masa tugas enam tahun di California sebagai jaksa agung.

Menanggapi hasil survei yang menempat kannya dalam lima besar calon presiden dari Partai Demokrat, dia menyebut akan membuat keputusan selepas liburan akhir tahun. Yang pasti, Kamala sudah mengatakan, jika dia memutuskan maju dalam pilpres 2020, dia siap untuk hal-hal yang buruk.

Demi langkahnya ini, Kamala diketahui tengah menyusun persiapan yang sangat matang. Dia dilaporkan sedang menyiapkan logistik seperti staf kampanyenya dan pusat krisis.

Dilansir Hindustan Times, dia juga sedang mempertimbangkan apakah markasnya berada di Atlanta atau Baltimore. Keduanya adalah kota mayoritas kulit hitam di Georgia dan Maryland yang mencerminkan asal etnisnya. The New York Times juga melaporkan bahwa dia hampir menunjuk Juan Rodriguez sebagai manajer kampanyenya yang juga telah mengelola kampanye senatnya pada 2016.

Menurut Huffington Post, dia juga disebut ingin bertemu dua politikus kulit hitam nasional terkemuka lainnya dalam pemilihan gubernur, yakni Stacey Abrams di Georgia dan Andrew Gillum di Florida.

Selain itu, tanda paling jelas dari ambisinya masuk ke Gedung Putih adalah bukunya yang akan dirilis pada Januari, yaitu The Truths We Hold: An American Journey. Ini adalah memoarnya yang memperjuangkan keadilan sosial, manajemen krisis, dan kepemimpinan pada masa-masa sulit.

Melalui wawancara dengan The Washington Post, Kamala juga melihat politik identitas sebagai salah satu cara yang dirancang untuk memarginalkan keprihatinan yang sangat nyata dari komunitas minoritas. Dia menilai ras adalah bagian yang tidak terhindarkan dari debat politik negara. (Susi Susanti)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5801 seconds (0.1#10.140)