Badai Pabuk Terjang Thailand, Ribuan Orang Terisolasi
A
A
A
BANGKOK - Badai tropis Pabuk menerjang pesisir selatan Thailand kemarin dan menewaskan satu orang. Pabuk merupakan badai tropis pertama dalam tiga dekade yang menerjang Thailand. Badai itu mengakibatkan pohon-pohon roboh dan merusak infrastruktur. Para pejabat memperingatkan risiko banjir akibat badai tersebut.
Angin kencang yang dibawa badai itu mengakibatkan gelombang laut tinggi di Teluk Thailand saat Pabuk tiba di Distrik Pak Phanang, Provinsi Nakhon Si Thammarat. Sejumlah pohon yang roboh menimpa rumah-rumah mengakibatkan kerusakan dalam skala luas.
“Satu orang tewas saat kapal nelayan karam akibat angin kencang dekat pantai di Provinsi Pattani. Kru lain hilang, tapi empat orang lainnya selamat,” papar para pejabat mitigasi bencana, dilansir Reuters.
Pejabat cuaca memperingatkan curah hujan tinggi dan angin kencang di 15 provinsi di Thailand selatan yang menjadi salah satu wilayah perkebunan karet terbesar di dunia dan beberapa pulau wisata yang populer bagi para turis.
“Meski demikian, pada siang hari, kekuatan badai melemah dan menuju ke Provinsi Surat Thani. Badai diperkirakan turun kekuatannya menjadi depresi tropis. Warga harus waspada dengan kondisi buruk akibat banjir singkat dan longsor,” papar pernyataan Departemen Meteorologi Thailand.
Kondisi diperkirakan tetap membahayakan hingga hari ini. Sejumlah bandara dan layanan kapal feri telah ditutup dan warga diminta tetap berada di dalam rumah hingga badai berlalu.
Pusat Peringatan Bencana Nasional juga memberikan peringatan di sejumlah pantai tujuan wisata, seperti Koh Samui dan Koh Phangan. Lembaga itu meminta warga dan turis menghindari wilayah risiko tinggi dan berlindung ke tempat yang lebih tinggi.
“Selama beberapa hari terakhir, sebanyak 6.176 orang telah mengungsi ke sejumlah tempat penampungan dari Nakhon Si Thammarat serta Provinsi Pattani, Songkhla, dan Yala,” ungkap pernyataan Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand.
Pihak pengelola bandara Nakhon Si Thammarat telah menutup bandara. Adapun maskapai bertarif murah Nok Airlines membatalkan delapan penerbangan menuju dan dari provinsi tersebut.
Bandara Surat Thani juga menghentikan operasional sejak kemarin siang hingga hari ini. Mereka membatalkan semua penerbangan oleh maskapai Nok Airlines, Lion Air, dan Thai Smile, anak usaha maskapai nasional Thai Airways.
Sebelumnya, Bangkok Airways telah membatalkan seluruh penerbangan menuju dan dari tujuan wisata Koh Samui, saat layanan kapal feri juga dihentikan. Pembatalan penerbangan ini akan membuat banyak turis telantar di berbagai bandara itu.
Media juga melaporkan layanan kapal feri menuju dan dari pulau itu telah dihentikan. Beberapa pengelola hotel melaporkan bahwa beberapa turis meninggalkan hotel lebih awal. Pengelola hotel juga telah bersiap menghadapi ancaman badai tersebut.
“Sejak pagi kami telah menyiapkan bungker pasir dan kami melindungi jendela-jendela kaca. Kami juga menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama, senter, air, makanan, dan bahan bakar untuk generator listrik hotel,” tutur Ampawan Taopheng, Manager Lub D Koh Samui di Pantai Chaweng, dilansir Reuters.
Dia menambahkan, para pengelola hotel lainnya juga telah melakukan persiapan yang sama. Perusahaan gas PTT Exploration and Production Pcl menyatakan telah menghentikan operasional di Bongkot dan Erawan, dua ladang gas terbesar di Teluk Thailand.
“Tugas penting dan mendesak kami adalah melakukan segalanya sesuai kemampuan kami untuk menjamin keamanan dan keselamatan pegawai,” papar pernyataan perusahaan. Puluhan ribu turis telah meninggalkan pulau resor Koh Phangan dan Koh Tao dalam eksodus massal menjelang datangnya badai Pabuk.
Pulau-pulau itu menjadi tujuan wisata selama puncak musim Natal dan Tahun Baru. Pulau-pulau itu terlihat sepi pengunjung sejak Rabu (2/1), saat para turis bergegas naik kapal feri menuju daratan utama Thailand selatan sebelum semua layanan kapal berhenti beroperasi.
Pabuk merupakan badai tropis pertama Thailand di wilayah itu yang menerjang di luar musim hujan dalam kurun 30 tahun terakhir. Pabuk bergerak menerjang Koh Phangan dan Koh Tao serta Koh Samui kemudian menuju daratan utama.
Para turis telah meninggalkan pulau itu atas keinginan sendiri demi keamanan. “Saya pikir pulau-pulau hampir kosong, antara 30.000 hingga 50.000 orang telah pergi sejak berbagai pesta malam Tahun Baru,” ujar Kepala Distrik Koh Phangan, Krikkrai Songthanee.
Angin kencang yang dibawa badai itu mengakibatkan gelombang laut tinggi di Teluk Thailand saat Pabuk tiba di Distrik Pak Phanang, Provinsi Nakhon Si Thammarat. Sejumlah pohon yang roboh menimpa rumah-rumah mengakibatkan kerusakan dalam skala luas.
“Satu orang tewas saat kapal nelayan karam akibat angin kencang dekat pantai di Provinsi Pattani. Kru lain hilang, tapi empat orang lainnya selamat,” papar para pejabat mitigasi bencana, dilansir Reuters.
Pejabat cuaca memperingatkan curah hujan tinggi dan angin kencang di 15 provinsi di Thailand selatan yang menjadi salah satu wilayah perkebunan karet terbesar di dunia dan beberapa pulau wisata yang populer bagi para turis.
“Meski demikian, pada siang hari, kekuatan badai melemah dan menuju ke Provinsi Surat Thani. Badai diperkirakan turun kekuatannya menjadi depresi tropis. Warga harus waspada dengan kondisi buruk akibat banjir singkat dan longsor,” papar pernyataan Departemen Meteorologi Thailand.
Kondisi diperkirakan tetap membahayakan hingga hari ini. Sejumlah bandara dan layanan kapal feri telah ditutup dan warga diminta tetap berada di dalam rumah hingga badai berlalu.
Pusat Peringatan Bencana Nasional juga memberikan peringatan di sejumlah pantai tujuan wisata, seperti Koh Samui dan Koh Phangan. Lembaga itu meminta warga dan turis menghindari wilayah risiko tinggi dan berlindung ke tempat yang lebih tinggi.
“Selama beberapa hari terakhir, sebanyak 6.176 orang telah mengungsi ke sejumlah tempat penampungan dari Nakhon Si Thammarat serta Provinsi Pattani, Songkhla, dan Yala,” ungkap pernyataan Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand.
Pihak pengelola bandara Nakhon Si Thammarat telah menutup bandara. Adapun maskapai bertarif murah Nok Airlines membatalkan delapan penerbangan menuju dan dari provinsi tersebut.
Bandara Surat Thani juga menghentikan operasional sejak kemarin siang hingga hari ini. Mereka membatalkan semua penerbangan oleh maskapai Nok Airlines, Lion Air, dan Thai Smile, anak usaha maskapai nasional Thai Airways.
Sebelumnya, Bangkok Airways telah membatalkan seluruh penerbangan menuju dan dari tujuan wisata Koh Samui, saat layanan kapal feri juga dihentikan. Pembatalan penerbangan ini akan membuat banyak turis telantar di berbagai bandara itu.
Media juga melaporkan layanan kapal feri menuju dan dari pulau itu telah dihentikan. Beberapa pengelola hotel melaporkan bahwa beberapa turis meninggalkan hotel lebih awal. Pengelola hotel juga telah bersiap menghadapi ancaman badai tersebut.
“Sejak pagi kami telah menyiapkan bungker pasir dan kami melindungi jendela-jendela kaca. Kami juga menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama, senter, air, makanan, dan bahan bakar untuk generator listrik hotel,” tutur Ampawan Taopheng, Manager Lub D Koh Samui di Pantai Chaweng, dilansir Reuters.
Dia menambahkan, para pengelola hotel lainnya juga telah melakukan persiapan yang sama. Perusahaan gas PTT Exploration and Production Pcl menyatakan telah menghentikan operasional di Bongkot dan Erawan, dua ladang gas terbesar di Teluk Thailand.
“Tugas penting dan mendesak kami adalah melakukan segalanya sesuai kemampuan kami untuk menjamin keamanan dan keselamatan pegawai,” papar pernyataan perusahaan. Puluhan ribu turis telah meninggalkan pulau resor Koh Phangan dan Koh Tao dalam eksodus massal menjelang datangnya badai Pabuk.
Pulau-pulau itu menjadi tujuan wisata selama puncak musim Natal dan Tahun Baru. Pulau-pulau itu terlihat sepi pengunjung sejak Rabu (2/1), saat para turis bergegas naik kapal feri menuju daratan utama Thailand selatan sebelum semua layanan kapal berhenti beroperasi.
Pabuk merupakan badai tropis pertama Thailand di wilayah itu yang menerjang di luar musim hujan dalam kurun 30 tahun terakhir. Pabuk bergerak menerjang Koh Phangan dan Koh Tao serta Koh Samui kemudian menuju daratan utama.
Para turis telah meninggalkan pulau itu atas keinginan sendiri demi keamanan. “Saya pikir pulau-pulau hampir kosong, antara 30.000 hingga 50.000 orang telah pergi sejak berbagai pesta malam Tahun Baru,” ujar Kepala Distrik Koh Phangan, Krikkrai Songthanee.
(don)