Rusia Sebut Serangan Udara Israel di Suriah Provokatif
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengkritik serangan udara Israel di dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus. Rusia mengatakan serangan tersebut telah membahayakan penerbangan sipil.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan, enam jet F-16 Israel melancarkan serangan "provokatif" pada saat ketika dua pesawat sipil sedang bersiap untuk mendarat di Damaskus dan Beirut. Menurutnya serangan itu menciptakan ancaman langsung pada pesawat.
Konashenkov mengatakan pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh 14 dari 16 bom presisi yang dipandu yang dijatuhkan oleh jet-jet Israel. Sementara dua lainnya menghantam depot militer Suriah 7 kilometer sebelah barat Damaskus, melukai tiga tentara Suriah seperti dikutip dari VOA, Kamis (27/12/2018).
Tidak jelas apakah militer Suriah menggunakan salah satu sistem rudal pertahanan udara S-300 canggih yang dikirim Rusia pada Oktober lalu untuk memperkuat pertahanan udaranya. Langkah itu dilakukan setelah pada 17 September pesawat pengintai Rusia ditembak jatuh oleh pasukan Suriah menanggapi serangan udara Israel, sebuah insiden yang memicu ketegangan hubungan antara Rusia dan Israel yang sebelumnya hangat.
Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan menuduh Israel memperburuk krisis di negara itu dan menghalangi perang pemerintah melawan terorisme.
Dalam pesan yang dikirim ke sekretaris jenderal PBB dan presiden Dewan Keamanan, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan udara Israel tidak akan diluncurkan jika bukan karena apa yang disebutnya dukungan AS tanpa batas untuk Israel.
Israel telah melakukan puluhan serangan udara di Suriah, sebagian besar dari mereka diyakini telah ditujukan untuk pengiriman senjata Iran ke kelompok militan Hizbullah. Baik Iran dan Hizbullah telah berperang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali memperingatkan bahwa dia tidak akan mengizinkan musuh bebuyutannya, Iran, membangun kehadiran militer permanen di Suriah pascaperang.
Berbicara pada upacara militer hari Rabu, Netanyahu tidak secara langsung menyebutkan serangan udara itu. Tetapi dia mengulangi posisinya bahwa dia tidak akan membiarkan musuh bebuyutan, Iran, membangun kehadiran militer permanen di Suriah. Ia mengatakan angkatan udara Israel memiliki kemampuan yang tak tertandingi dan dapat mencapai arena dekat, jauh, dan sangat jauh.
"Kami tidak siap untuk menerima kubu militer Iran di Suriah, yang ditujukan terhadap kami. Kami akan bertindak menentangnya dengan penuh semangat dan terus menerus, termasuk selama periode saat ini," katanya pada upacara kelulusan pilot angkatan udara.
Ia menegaskan keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah tidak akan mengubah kebijakan Israel.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, kelompok pemantau perang, mengatakan serangan Israel Selasa lalu menargetkan tiga posisi di selatan Damaskus yang merupakan depot senjata untuk kelompok militan Libanon Hizbullah dan pasukan Iran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan, enam jet F-16 Israel melancarkan serangan "provokatif" pada saat ketika dua pesawat sipil sedang bersiap untuk mendarat di Damaskus dan Beirut. Menurutnya serangan itu menciptakan ancaman langsung pada pesawat.
Konashenkov mengatakan pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh 14 dari 16 bom presisi yang dipandu yang dijatuhkan oleh jet-jet Israel. Sementara dua lainnya menghantam depot militer Suriah 7 kilometer sebelah barat Damaskus, melukai tiga tentara Suriah seperti dikutip dari VOA, Kamis (27/12/2018).
Tidak jelas apakah militer Suriah menggunakan salah satu sistem rudal pertahanan udara S-300 canggih yang dikirim Rusia pada Oktober lalu untuk memperkuat pertahanan udaranya. Langkah itu dilakukan setelah pada 17 September pesawat pengintai Rusia ditembak jatuh oleh pasukan Suriah menanggapi serangan udara Israel, sebuah insiden yang memicu ketegangan hubungan antara Rusia dan Israel yang sebelumnya hangat.
Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan menuduh Israel memperburuk krisis di negara itu dan menghalangi perang pemerintah melawan terorisme.
Dalam pesan yang dikirim ke sekretaris jenderal PBB dan presiden Dewan Keamanan, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan udara Israel tidak akan diluncurkan jika bukan karena apa yang disebutnya dukungan AS tanpa batas untuk Israel.
Israel telah melakukan puluhan serangan udara di Suriah, sebagian besar dari mereka diyakini telah ditujukan untuk pengiriman senjata Iran ke kelompok militan Hizbullah. Baik Iran dan Hizbullah telah berperang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali memperingatkan bahwa dia tidak akan mengizinkan musuh bebuyutannya, Iran, membangun kehadiran militer permanen di Suriah pascaperang.
Berbicara pada upacara militer hari Rabu, Netanyahu tidak secara langsung menyebutkan serangan udara itu. Tetapi dia mengulangi posisinya bahwa dia tidak akan membiarkan musuh bebuyutan, Iran, membangun kehadiran militer permanen di Suriah. Ia mengatakan angkatan udara Israel memiliki kemampuan yang tak tertandingi dan dapat mencapai arena dekat, jauh, dan sangat jauh.
"Kami tidak siap untuk menerima kubu militer Iran di Suriah, yang ditujukan terhadap kami. Kami akan bertindak menentangnya dengan penuh semangat dan terus menerus, termasuk selama periode saat ini," katanya pada upacara kelulusan pilot angkatan udara.
Ia menegaskan keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah tidak akan mengubah kebijakan Israel.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, kelompok pemantau perang, mengatakan serangan Israel Selasa lalu menargetkan tiga posisi di selatan Damaskus yang merupakan depot senjata untuk kelompok militan Libanon Hizbullah dan pasukan Iran.
(ian)