Rouhani: Sanksi AS Tidak Akan Membuat Iran Bertekuk Lutut
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan sanksi Washington akan mempengaruhi kehidupan Iran dan pertumbuhan ekonomi. Namun ia menegaskan sanksi tersebut tidak akan membuat Teheran bertekuk lutut.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir multilateral dengan Iran pada Mei lalu. Ia juga menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, termasuk pada industri minyaknya yang vital.
"Tujuan Amerika adalah untuk membuat sistem Islam Iran bertekuk lutut dan itu akan gagal dalam hal ini, tetapi sanksi sudah pasti akan mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan pembangunan negara dan pertumbuhan ekonomi," kata Rouhani kepada parlemen dalam pidato yang disiarkan langsung oleh negara televisi seperti disitir dari Arab News, Selasa (25/12/2018).
Ia lantas memberikan nilai rancangan anggaran sekitar 4,700 triliun real untuk Iran pada tahun berikutnya yang dimulai pada 21 Maret 2019. Di bawah nilai tukar tidak resmi, anggaran tersebut setara dengan sekitar USD47 miliar.
Awal bulan ini, Rouhani menyebut sanksi AS sebagai "terorisme ekonomi" yang akan membahayakan upaya untuk memerangi teror dan penyelundupan narkoba, serta mengarah pada peningkatan jumlah pencari suaka.
"Saya memperingatkan mereka yang menjatuhkan sanksi bahwa jika kemampuan Iran untuk memerangi narkoba dan terorisme terpengaruh, Anda tidak akan aman dari banjir narkoba, pencari suaka, bom dan terorisme," katanya.
"Sanksi Amerika yang tidak adil dan ilegal terhadap negara terhormat Iran telah menargetkan negara kami dalam contoh nyata terorisme," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi dari konferensi tentang terorisme dan kerja sama regional yang dihadiri oleh pembicara parlemen dari Afghanistan, China, Pakistan, Rusia dan Turki seperti dinukil dari Times of Israel.
"Kami di sini untuk mengatakan bahwa kami tidak bermaksud untuk mentolerir penghinaan seperti itu."
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir multilateral dengan Iran pada Mei lalu. Ia juga menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, termasuk pada industri minyaknya yang vital.
"Tujuan Amerika adalah untuk membuat sistem Islam Iran bertekuk lutut dan itu akan gagal dalam hal ini, tetapi sanksi sudah pasti akan mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan pembangunan negara dan pertumbuhan ekonomi," kata Rouhani kepada parlemen dalam pidato yang disiarkan langsung oleh negara televisi seperti disitir dari Arab News, Selasa (25/12/2018).
Ia lantas memberikan nilai rancangan anggaran sekitar 4,700 triliun real untuk Iran pada tahun berikutnya yang dimulai pada 21 Maret 2019. Di bawah nilai tukar tidak resmi, anggaran tersebut setara dengan sekitar USD47 miliar.
Awal bulan ini, Rouhani menyebut sanksi AS sebagai "terorisme ekonomi" yang akan membahayakan upaya untuk memerangi teror dan penyelundupan narkoba, serta mengarah pada peningkatan jumlah pencari suaka.
"Saya memperingatkan mereka yang menjatuhkan sanksi bahwa jika kemampuan Iran untuk memerangi narkoba dan terorisme terpengaruh, Anda tidak akan aman dari banjir narkoba, pencari suaka, bom dan terorisme," katanya.
"Sanksi Amerika yang tidak adil dan ilegal terhadap negara terhormat Iran telah menargetkan negara kami dalam contoh nyata terorisme," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi dari konferensi tentang terorisme dan kerja sama regional yang dihadiri oleh pembicara parlemen dari Afghanistan, China, Pakistan, Rusia dan Turki seperti dinukil dari Times of Israel.
"Kami di sini untuk mengatakan bahwa kami tidak bermaksud untuk mentolerir penghinaan seperti itu."
(ian)