Trump: Saatnya Negara Lain Gantikan AS Berjuang di Timur Tengah
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyatakan, kini saatnya negara lain menggantikan posisi AS sebagai "polisi" di Timur Tengah dan berjuang untuk melawan kelompok teror di kawasan itu.
Melalui akun Twitternya, Trump membela keputusan untuk menarik semua tentara AS dari Suriah. Dia menyatakan, sudah cukup bagi AS hambur-hamburkan uang di Timur Tengah untuk melindungi orang-orang yang tidak senang kepada AS.
"Keluar dari Suriah bukanlah suatu kejutan. Saya telah berkampanye selama bertahun-tahun, dan enam bulan yang lalu, ketika saya sangat terbuka untuk melakukannya, saya setuju untuk tinggal lebih lama. Rusia, Iran, Suriah dan lainnya adalah musuh lokal ISIS. Kami sedang melakukan pekerjaan di sana. Saatnya pulang dan membangun kembali," kicau Trump, seperti dikuti Sindonews pada Kamis (20/12).
"Apakah AS ingin menjadi Polisi di Timur Tengah, tidak mendapatkan apa-apa, tetapi menghabiskan hidup yang berharga dan triliunan dolar untuk melindungi orang lain yang, dalam hampir semua kasus, tidak menghargai apa yang kita lakukan? Apakah kita ingin berada di sana selamanya? Saatnya bagi yang lain untuk akhirnya bertarung," sambungnya.
Sebelumnya diwartakan, Trump semalam menyatakan pasukan AS itu tidak lagi diperlukan di Suriah. "Kami telah mengalahkan ISIS di Suriah, satu-satunya alasan saya berada di sana selama Kepresidenan Trump," kata Trump.
Sementara itu, Riad Darar, salah satu ketua Dewan Demokrat Suriah, mengatakan, penarikan pasukan AS dari Suriah akan mengorbankan kehadiran masa depan mereka di Timur Tengah. Pemimpin badan politik oposisi Suriah itu menyebut, penarikan ini juga menunjukan bahwa AS telah kalah dari Rusia, Iran dan Turki di Suriah.
Melalui akun Twitternya, Trump membela keputusan untuk menarik semua tentara AS dari Suriah. Dia menyatakan, sudah cukup bagi AS hambur-hamburkan uang di Timur Tengah untuk melindungi orang-orang yang tidak senang kepada AS.
"Keluar dari Suriah bukanlah suatu kejutan. Saya telah berkampanye selama bertahun-tahun, dan enam bulan yang lalu, ketika saya sangat terbuka untuk melakukannya, saya setuju untuk tinggal lebih lama. Rusia, Iran, Suriah dan lainnya adalah musuh lokal ISIS. Kami sedang melakukan pekerjaan di sana. Saatnya pulang dan membangun kembali," kicau Trump, seperti dikuti Sindonews pada Kamis (20/12).
"Apakah AS ingin menjadi Polisi di Timur Tengah, tidak mendapatkan apa-apa, tetapi menghabiskan hidup yang berharga dan triliunan dolar untuk melindungi orang lain yang, dalam hampir semua kasus, tidak menghargai apa yang kita lakukan? Apakah kita ingin berada di sana selamanya? Saatnya bagi yang lain untuk akhirnya bertarung," sambungnya.
Sebelumnya diwartakan, Trump semalam menyatakan pasukan AS itu tidak lagi diperlukan di Suriah. "Kami telah mengalahkan ISIS di Suriah, satu-satunya alasan saya berada di sana selama Kepresidenan Trump," kata Trump.
Sementara itu, Riad Darar, salah satu ketua Dewan Demokrat Suriah, mengatakan, penarikan pasukan AS dari Suriah akan mengorbankan kehadiran masa depan mereka di Timur Tengah. Pemimpin badan politik oposisi Suriah itu menyebut, penarikan ini juga menunjukan bahwa AS telah kalah dari Rusia, Iran dan Turki di Suriah.
(esn)