Warga Korsel Skeptis dengan Janji Denuklirisasi Korut
A
A
A
SEOUL - Hampir setengah dari warga Korea Selatan (Korsel) tidak berpikir Korea Utara (Korut) akan memenuhi janji denuklirisasi senjata nuklirnya. Begitu hasil sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup Korea, sekitar 45 persen warga Korsel meragukan bahwa Korut akan mematuhi perjanjian yang ditandatangani pada pertemuan dengan Korsel, sementara 38 persen berpikir itu akan menepati janjinya.
Survei itu dilakukan terhadap 1.003 orang dewas Korsel mulai dari Selasa hingga Kamis. Mereka ditanya apakah mereka berpikir bahwa Korut akan tetap menjalankan perjanjian tersebut. Dalam pertemuan itu, Pemimpin Korut Kim Jong-un berjanji melakukan denuklirisasi dan berusaha untuk mengakhiri Perang Korea serta menyelesaikan perdamaian di Semenanjung Korea di pertemuan puncaknya dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in.
Survei itu juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden perempuan yang berusia antara 30-an dan 40-an berpikir bahwa Korut akan menepati janjinya, sementara hanya 30 persen atau di bawah di kelompok usia dan gender lain yang berpikir Pyongyang akan mematuhi perjanjian.
Sementara sekitar 24 persen warga Korsel mempunyai pandangan positif terhadap pemimpin Korut, berbanding 59 persen mengatakan mereka tidak memiliki kesan yang baik tentangnya.
Mereka yang berpikiran negatif terhadap Kim Jong-un mayoritas berusia 20-an, hingga 71 persen, diikuti oleh mereka yang berusia 50-an tahun 63 persen. Sedangkan Responden berusia 40-an mengatakan mereka menganggapnya baik dengan persentase mencapai 28 persen, tertinggi di antara kelompok usia lainnya.
Jajak pendapat bulan Desember ini menunjukkan bahwa warga Korsel telah semakin skeptis terhadap keinginan Korut untuk mempertahankan janjinya. Sebelumnya, sebuah survei bulan April lalu, 58 persen warga Korsel mengatakan mereka percaya bahwa Korut akan melaksanakan perjanjian puncak. Pertemuan pertama antara Korut dan Korsel berlangsung pada tanggal 27 April.
Baca Juga: Hampir 80 Persen Warga Korsel Mempercayai Kim Jong-un
"Ini mencerminkan tantangan yang baru-baru ini muncul dalam hubungan Korea Utara-Korea Selatan," kata Gallup Korea dalam laporan survei yang dikutip UPI, Jumat (14/12/2018).
Pemimpin Korut Kim Jong-un, yang secara luas dispekulasikan akan mengunjungi Seoul bulan ini, sepertinya tidak akan mengunjungi Ibu Kota Korsel itu sebelum akhir tahun ini. Kemajuan dalam perundingan denuklirisasi antara Amerika Serikat (AS) dan Korsel telah berjalan lambat, menurut laporan itu.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup Korea, sekitar 45 persen warga Korsel meragukan bahwa Korut akan mematuhi perjanjian yang ditandatangani pada pertemuan dengan Korsel, sementara 38 persen berpikir itu akan menepati janjinya.
Survei itu dilakukan terhadap 1.003 orang dewas Korsel mulai dari Selasa hingga Kamis. Mereka ditanya apakah mereka berpikir bahwa Korut akan tetap menjalankan perjanjian tersebut. Dalam pertemuan itu, Pemimpin Korut Kim Jong-un berjanji melakukan denuklirisasi dan berusaha untuk mengakhiri Perang Korea serta menyelesaikan perdamaian di Semenanjung Korea di pertemuan puncaknya dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in.
Survei itu juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden perempuan yang berusia antara 30-an dan 40-an berpikir bahwa Korut akan menepati janjinya, sementara hanya 30 persen atau di bawah di kelompok usia dan gender lain yang berpikir Pyongyang akan mematuhi perjanjian.
Sementara sekitar 24 persen warga Korsel mempunyai pandangan positif terhadap pemimpin Korut, berbanding 59 persen mengatakan mereka tidak memiliki kesan yang baik tentangnya.
Mereka yang berpikiran negatif terhadap Kim Jong-un mayoritas berusia 20-an, hingga 71 persen, diikuti oleh mereka yang berusia 50-an tahun 63 persen. Sedangkan Responden berusia 40-an mengatakan mereka menganggapnya baik dengan persentase mencapai 28 persen, tertinggi di antara kelompok usia lainnya.
Jajak pendapat bulan Desember ini menunjukkan bahwa warga Korsel telah semakin skeptis terhadap keinginan Korut untuk mempertahankan janjinya. Sebelumnya, sebuah survei bulan April lalu, 58 persen warga Korsel mengatakan mereka percaya bahwa Korut akan melaksanakan perjanjian puncak. Pertemuan pertama antara Korut dan Korsel berlangsung pada tanggal 27 April.
Baca Juga: Hampir 80 Persen Warga Korsel Mempercayai Kim Jong-un
"Ini mencerminkan tantangan yang baru-baru ini muncul dalam hubungan Korea Utara-Korea Selatan," kata Gallup Korea dalam laporan survei yang dikutip UPI, Jumat (14/12/2018).
Pemimpin Korut Kim Jong-un, yang secara luas dispekulasikan akan mengunjungi Seoul bulan ini, sepertinya tidak akan mengunjungi Ibu Kota Korsel itu sebelum akhir tahun ini. Kemajuan dalam perundingan denuklirisasi antara Amerika Serikat (AS) dan Korsel telah berjalan lambat, menurut laporan itu.
(ian)