Mogok Makan, Aktivis Iran Meninggal di Penjara
A
A
A
TEHERAN - Seorang aktivis politik Iran yang dipenjara karena pesan-pesannya di media sosial meninggal setelah melakukan mogok makan selama 60 hari. Kabar itu diungkapkan langsung oleh pihak keluarga.
Vahid Sayadi Nasiri telah dituduh menghina Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan sejumlah pelanggaran lainnya. Ia sempat dibebaskan pada Maret lalu setelah menjalani hukuman 2,5 tahun penjara tetapi lima bukan kemudian ia ditahan lagi.
Aktivis itu menuntut dipindahkan dari unit penjara keamanan tingkat tinggi di kota Qom ke lokasi yang berbeda.
"Vahid Sayadi Nasiri awalnya ditangkap pada September 2015 dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena menghina pemimpin tertinggi dan propaganda melawan negara," menurut kelompok advokasi Iran Human Rights Monitor seperti dinukil dari BBC, Kamis (13/12/2018).
Tuduhan itu terkait dengan postingan yang dibuat di halaman Facebooknya. Iia kemudian diampuni dan dibebaskan lebih cepat. Namun dia ditangkap lagi pada bulan Agustus, hanya beberapa bulan setelah dibebaskan, dilaporkan atas tuduhan yang sama.
"Ia memulai mogok makan pada bulan Oktober sebagai protes atas kondisi pemenjaraannya dan kurangnya akses ke pengacara," menurut Iran Human Rights Monitor.
"Ia juga mengatakan prinsip pemisahan kejahatan tahanan telah dilanggar karena dia ditahan dengan penjahat biasa dan diserang dan dilecehkan," kata kelompok itu.
Kelompok itu mengatakan kondisi di penjara Qom digambarkan sangat kasar.
Aktivis itu dilaporkan dibawa ke rumah sakit setelah mogok makan.
Saudaranya, Elaheh mengatakan, keluarga telah diberitahu oleh pihak berwenang atas kematiannya. Tidak ada penjelasan lain yang terkait kejadian tersebut.
Vahid Sayadi Nasiri telah dituduh menghina Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan sejumlah pelanggaran lainnya. Ia sempat dibebaskan pada Maret lalu setelah menjalani hukuman 2,5 tahun penjara tetapi lima bukan kemudian ia ditahan lagi.
Aktivis itu menuntut dipindahkan dari unit penjara keamanan tingkat tinggi di kota Qom ke lokasi yang berbeda.
"Vahid Sayadi Nasiri awalnya ditangkap pada September 2015 dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena menghina pemimpin tertinggi dan propaganda melawan negara," menurut kelompok advokasi Iran Human Rights Monitor seperti dinukil dari BBC, Kamis (13/12/2018).
Tuduhan itu terkait dengan postingan yang dibuat di halaman Facebooknya. Iia kemudian diampuni dan dibebaskan lebih cepat. Namun dia ditangkap lagi pada bulan Agustus, hanya beberapa bulan setelah dibebaskan, dilaporkan atas tuduhan yang sama.
"Ia memulai mogok makan pada bulan Oktober sebagai protes atas kondisi pemenjaraannya dan kurangnya akses ke pengacara," menurut Iran Human Rights Monitor.
"Ia juga mengatakan prinsip pemisahan kejahatan tahanan telah dilanggar karena dia ditahan dengan penjahat biasa dan diserang dan dilecehkan," kata kelompok itu.
Kelompok itu mengatakan kondisi di penjara Qom digambarkan sangat kasar.
Aktivis itu dilaporkan dibawa ke rumah sakit setelah mogok makan.
Saudaranya, Elaheh mengatakan, keluarga telah diberitahu oleh pihak berwenang atas kematiannya. Tidak ada penjelasan lain yang terkait kejadian tersebut.
(ian)