UE Kembali Serukan AS-Rusia Selamatkan Perjanjian Senjata Nuklir
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) kembali menyerukan Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk menyelamatkan Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Seruan ini datang setelah AS mengeluarkan ultimatun kepada Rusia terkait perjanjian itu.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri UE, Frederica Mogherini memohon agar perjanjian itu diselamatkan. Dia memperingatkan bahwa Eropa tidak ingin menjadi medan perang bagi kekuatan global sekali lagi, seperti yang terjadi selama Perang Dingin.
"INF telah menjamin perdamaian dan keamanan di wilayah Eropa selama 30 tahun," kata Mogherini, yang berbicara kepada media jelang pertemuan NATO di Brussels, seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu (5/12).
"Ini harus sepenuhnya dilaksanakan, jadi saya berharap bahwa waktu yang ada untuk bekerja melestarikan perjanjian dan mencapai implementasi penuh dapat digunakan dengan bijak dari semua pihak, dan kami pasti akan berusaha untuk membuat bagian kami untuk memastikan ini terjadi," sambungnya.
Sebelumnya diwartakan, AS mengirim ultimatum kepada Rusia untuk mematuhi perjanjian kontrol senjata nuklir dalam tempo 60 hari. Washington menyatakan hanya Moskow yang bisa menyelamatkan perjanjian yang diteken pada masa Perang Dingin itu.
Ultimatum itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo saat melakukan pertemuan dengan para diplomat dan pejabat tinggi negara-negara NATO di Brussels.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, AS belum memberikan bukti bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut. Moskow kemudian mengatakan pihaknya siap untuk terus membahas masalah ini dengan Washington.
Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan, Kedutaan Besar AS di Moskow telah menyerahkan sebuah catatan pada Selasa malam, yang mengatakan bahwa Washington akan mengundurkan diri dari Perjanjian INF, kecuali Moskow mulai mematuhi perjanjian itu.
"Dokumen-dokumen ini diterima untuk diproses lebih lanjut. Di dalamnya sekali lagi ada tuduhan tak berdasar tentang dugaan pelanggaran perjanjian kami. Kami telah berulang kali mengatakan bahwa ini adalah dugaan. Tidak ada bukti yang telah disampaikan kepada kami," ucap Zakharova.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri UE, Frederica Mogherini memohon agar perjanjian itu diselamatkan. Dia memperingatkan bahwa Eropa tidak ingin menjadi medan perang bagi kekuatan global sekali lagi, seperti yang terjadi selama Perang Dingin.
"INF telah menjamin perdamaian dan keamanan di wilayah Eropa selama 30 tahun," kata Mogherini, yang berbicara kepada media jelang pertemuan NATO di Brussels, seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu (5/12).
"Ini harus sepenuhnya dilaksanakan, jadi saya berharap bahwa waktu yang ada untuk bekerja melestarikan perjanjian dan mencapai implementasi penuh dapat digunakan dengan bijak dari semua pihak, dan kami pasti akan berusaha untuk membuat bagian kami untuk memastikan ini terjadi," sambungnya.
Sebelumnya diwartakan, AS mengirim ultimatum kepada Rusia untuk mematuhi perjanjian kontrol senjata nuklir dalam tempo 60 hari. Washington menyatakan hanya Moskow yang bisa menyelamatkan perjanjian yang diteken pada masa Perang Dingin itu.
Ultimatum itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo saat melakukan pertemuan dengan para diplomat dan pejabat tinggi negara-negara NATO di Brussels.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, AS belum memberikan bukti bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut. Moskow kemudian mengatakan pihaknya siap untuk terus membahas masalah ini dengan Washington.
Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan, Kedutaan Besar AS di Moskow telah menyerahkan sebuah catatan pada Selasa malam, yang mengatakan bahwa Washington akan mengundurkan diri dari Perjanjian INF, kecuali Moskow mulai mematuhi perjanjian itu.
"Dokumen-dokumen ini diterima untuk diproses lebih lanjut. Di dalamnya sekali lagi ada tuduhan tak berdasar tentang dugaan pelanggaran perjanjian kami. Kami telah berulang kali mengatakan bahwa ini adalah dugaan. Tidak ada bukti yang telah disampaikan kepada kami," ucap Zakharova.
(esn)