Bertemu di Vatikan, Abbas dan Paus Francis Bahas Isu Timteng
A
A
A
RAMALLAH - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan pemimpin Vatikan, Paus Franciskus dilaporkan melakukan pertemuan di Vatikan. Fokus pertemuan keduanya adalah isu-isu di kawasan Timur Tengah.
Dalam pertemuan di Istana Kepausan, Abbas mengawalinya dengan mengucapkan selamat Natal kepada Paus Francis. "Kami berdoa untuk kedamaian di perayaan Natal ini dan kami mempercayai Anda," kata Abbas, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (4/12).
Paus pada gilirannya menyampaikan harapan kepada pemimpin Palestina itu untuk segera dicapainya perdamaian di Timur Tengah.
Selama pertemuan itu, Abbas memberikan Paus Francis hadiah yang menunjukkan Yerusalem kuno, dan Paus Francis memberikan medali yang menggambarkan Basilika San Pietro pada tahun 1600-an.
Sementara itu, Abbas dalam wawancara dengan harian Italia La Stampa menekankan bahwa kebijakan-kebijakan Amerika Serikat (AS) tidak akan membantu perdamaian di Timur Tengah.
"AS tidak bisa menjadi satu-satunya mediator di Timur Tengah. Negara yang terus-menerus memberlakukan sanksi hukuman terhadap Palestina tidak bisa menjadi mediator. Kepemimpinan AS adalah hambatan di Timur Tengah. Kami tidak ingin terus bekerja sama dengan pemerintahan AS saat ini. Kami tidak akan setuju dengan kondisi yang melanggar hukum internasional," ungkap Abbas.
Tahun lalu, Presiden AS, Donald Trump memicu kecaman internasional dengan mengumumkan rencana untuk memindahkan Kedutaan Besar Israel ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai Ibu Kota Israel.
Dalam pertemuan di Istana Kepausan, Abbas mengawalinya dengan mengucapkan selamat Natal kepada Paus Francis. "Kami berdoa untuk kedamaian di perayaan Natal ini dan kami mempercayai Anda," kata Abbas, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (4/12).
Paus pada gilirannya menyampaikan harapan kepada pemimpin Palestina itu untuk segera dicapainya perdamaian di Timur Tengah.
Selama pertemuan itu, Abbas memberikan Paus Francis hadiah yang menunjukkan Yerusalem kuno, dan Paus Francis memberikan medali yang menggambarkan Basilika San Pietro pada tahun 1600-an.
Sementara itu, Abbas dalam wawancara dengan harian Italia La Stampa menekankan bahwa kebijakan-kebijakan Amerika Serikat (AS) tidak akan membantu perdamaian di Timur Tengah.
"AS tidak bisa menjadi satu-satunya mediator di Timur Tengah. Negara yang terus-menerus memberlakukan sanksi hukuman terhadap Palestina tidak bisa menjadi mediator. Kepemimpinan AS adalah hambatan di Timur Tengah. Kami tidak ingin terus bekerja sama dengan pemerintahan AS saat ini. Kami tidak akan setuju dengan kondisi yang melanggar hukum internasional," ungkap Abbas.
Tahun lalu, Presiden AS, Donald Trump memicu kecaman internasional dengan mengumumkan rencana untuk memindahkan Kedutaan Besar Israel ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai Ibu Kota Israel.
(esn)