Iran Luncurkan Kapal Perang Siluman, AS Kirim Kapal Induk
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengirim kapal induk USS John C. Stennis dan sejumlah kapal pendukungnya ke Teluk Persia. Langkah Washington ini dilakukan tak lama setelah Iran meluncurkan kapal perang terbarunya yang diklaim berteknologi siluman atau mampu menghindari radar musuh.
Perseteruan kedua negara juga sedang memanas setelah Teheran menguji coba rudal balistik jarak menengah yang mampu membawa hulu ledak ganda. Washington menganggap uji coba misil itu sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Selasa (4/12/2018), kapal induk USS John C. Stennis akan tiba di perairan Timur Tengah dalam beberapa hari ke depan. Pengerahan kapal raksasa yang membawa jet-jet tempur ke Teluk Persia ini merupakan yang pertama sejak dua dasawarsa terakhir.
Media Amerika Serikat itu menggambarkan pengiriman kapal induk USS John C. Stennis sebagai "aksi unjuk kekuatan terhadap Iran" pada saat sanksi anti-Teheran yang dijatuhkan Washington telah memanaskan ketegangan kedua negara.
Seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada WSJ bahwa kapal Stennis diperkirakan akan mempertahankan kehadirannya di kawasan Teluk Persia selama dua bulan. Tujuannya, untuk melakukan pencegahan terhadap aktivitas bermusuhan Iran di perairan itu.
Setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Keputusan Trump itu diikuti dengan pemulihan sanksi terhadap Teheran yang sempat dicabut.
Sejak itu, militer Iran secara konsisten memperingatkan terhadap provokasi apa pun dan mengancam akan menutup Selat Hormuz jika ekspor minyak Teheran diganggu.
Menurut laporan WSJ, kehadiran kelompok kapal induk AS itu, ditujukan untuk mencegah perkembangan buruk di Teluk Persia seperti ancaman yang dilontarkan Iran.
Baru-baru ini, Brian Hook, Utusan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Iran, mengatakan bahwa "opsi militer" terhadap Teheran ada di meja.
"Kami telah sangat jelas dengan rezim Iran bahwa kami tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan militer ketika kepentingan kami terancam. Saya pikir mereka mengerti itu. Saya pikir mereka memahami itu dengan sangat jelas. Saya pikir kami memiliki opsi militer di atas meja, preferensi kami adalah menggunakan semua alat yang kami miliki secara diplomatis," katanya.
Sebelumnya, dalam sebuah upacara yang disiarkan stasiun televisi pemerintah Iran awal pekan ini, Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal perang Sahand, yang diklaim berteknologi siluman dan memiliki kemampuan perang elektronik.
Peluncuran kapal perang produksi dalam negeri itu terjadi tak lama setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa penempatan kapal-kapal baru Teheran akan membuktikan kemampuan negaranya untuk mengembangkan persenjataan modern.
Pada saat yang bersamaan, dia menekankan bahwa Teheran tidak mencari konfrontasi dengan negara lain, tetapi akan terus mempromosikan kemampuan pertahanannya.
Perseteruan kedua negara juga sedang memanas setelah Teheran menguji coba rudal balistik jarak menengah yang mampu membawa hulu ledak ganda. Washington menganggap uji coba misil itu sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Selasa (4/12/2018), kapal induk USS John C. Stennis akan tiba di perairan Timur Tengah dalam beberapa hari ke depan. Pengerahan kapal raksasa yang membawa jet-jet tempur ke Teluk Persia ini merupakan yang pertama sejak dua dasawarsa terakhir.
Media Amerika Serikat itu menggambarkan pengiriman kapal induk USS John C. Stennis sebagai "aksi unjuk kekuatan terhadap Iran" pada saat sanksi anti-Teheran yang dijatuhkan Washington telah memanaskan ketegangan kedua negara.
Seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada WSJ bahwa kapal Stennis diperkirakan akan mempertahankan kehadirannya di kawasan Teluk Persia selama dua bulan. Tujuannya, untuk melakukan pencegahan terhadap aktivitas bermusuhan Iran di perairan itu.
Setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Keputusan Trump itu diikuti dengan pemulihan sanksi terhadap Teheran yang sempat dicabut.
Sejak itu, militer Iran secara konsisten memperingatkan terhadap provokasi apa pun dan mengancam akan menutup Selat Hormuz jika ekspor minyak Teheran diganggu.
Menurut laporan WSJ, kehadiran kelompok kapal induk AS itu, ditujukan untuk mencegah perkembangan buruk di Teluk Persia seperti ancaman yang dilontarkan Iran.
Baru-baru ini, Brian Hook, Utusan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Iran, mengatakan bahwa "opsi militer" terhadap Teheran ada di meja.
"Kami telah sangat jelas dengan rezim Iran bahwa kami tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan militer ketika kepentingan kami terancam. Saya pikir mereka mengerti itu. Saya pikir mereka memahami itu dengan sangat jelas. Saya pikir kami memiliki opsi militer di atas meja, preferensi kami adalah menggunakan semua alat yang kami miliki secara diplomatis," katanya.
Sebelumnya, dalam sebuah upacara yang disiarkan stasiun televisi pemerintah Iran awal pekan ini, Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal perang Sahand, yang diklaim berteknologi siluman dan memiliki kemampuan perang elektronik.
Peluncuran kapal perang produksi dalam negeri itu terjadi tak lama setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa penempatan kapal-kapal baru Teheran akan membuktikan kemampuan negaranya untuk mengembangkan persenjataan modern.
Pada saat yang bersamaan, dia menekankan bahwa Teheran tidak mencari konfrontasi dengan negara lain, tetapi akan terus mempromosikan kemampuan pertahanannya.
(mas)