Tunjukkan Puing-puing, Keluarga Minta Pencarian MH370 Dilanjutkan
A
A
A
PUTRAJAYA - Kerabat korban pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang empat tahun lalu menunjukkan lima potongan puing-puing pesawat ke pemerintah Malaysia. Mereka pun menyerukan pencarian baru untuk pesawat terbang yang hilang itu.
Pesawat Boeing 777 menghilang dengan 239 orang saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing pada tanggal 8 Maret 2014. Sejauh ini sebagian puingnya yang hanyut terbawa ke darat, dan dua pencarian besar-besaran di laut telah dibatalkan.
Grace Nathan, putri dari Anne Daisy yang ikut dalam penerbangan itu, mengatakan puing-puing baru ditemukan oleh penduduk desa di Madagaskar selama dua tahun terakhir sebagai bagian dari pencarian yang didanai oleh pihak swasta. Ia mengatakan salah satu bagiannya memiliki label yang bisa dibaca dan diyakini sebagai panel lantai dari pesawat.
Ia mendesak pemerintah untuk menemukan lebih banyak puing-puing pesawat yang bisa jadi terkubur di pasir atau mengambang di perairan Afrika untuk membantu menjelaskan salah satu misteri terbesar penerbangan. Dia juga mengatakan banyak perusahaan swasta yang bersedia membantu menemukan jet dengan dasar tidak ditemukan, tidak bayar.
"Mengapa kita harus menutup mata terhadap bukti muncul di pantai? Ini harus dilihat sebagai teka-teki. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang bisa kita pelajari," katanya.
"Saya pikir pemerintah harus lebih terbuka untuk mengizinkan (perusahaan swasta) untuk terus mencari," imbuhnya seperti dikutip dari AP, Sabtu (1/12/2018).
Nathan dan beberapa kerabat lainnya dalam kelompok Voice 370 mewakili keluarga dari orang-orang di pesawat menyerahkan puing-puing ke Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke.
Loke mengatakan puing-puing tersebut akan diverifikasi oleh penyelidik tetapi pemerintah hanya terbuka untuk melanjutkan pencarian jika ada bukti yang kredibel tentang lokasi pesawat.
Pemburu rongsokan Amerika Blaine Gibson mengatakan puing-puing telah diperiksa oleh para ahli independen, yang percaya itu berasal dari pesawat Boeing 777.
"Bagian yang mungkin adalah panel lantai pesawat menunjukkan telah hancur akibat benturan dan tidak ada badan pesawat yang utuh di bawah air," katanya.
Malaysia menandatangani kesepakatan "tidak ditemukan, tidak ada biaya" dengan Ocean Infinity yang bermarkas di AS pada bulan Januari untuk melanjutkan perburuan pesawat, setahun setelah pencarian resmi di Samudera Hindia selatan oleh Australia, Malaysia dan China dihentikan. Namun pencarian kedua dihentikan pada akhir Mei setelah tidak menemukan apa-apa.
Sebuah laporan investigasi independen yang dipimpin Malaysia yang dirilis pada bulan Juli menyoroti kekurangan respon pemerintah terhadap hilangnya pesawat, termasuk penyimpangan oleh kontrol lalu lintas udara dan kegagalan untuk segera memulai tanggap darurat dan memantau radar secara terus menerus.
Laporan ini juga meningkatkan kemungkinan intervensi oleh pihak ketiga dan menegaskan kembali pernyataan Malaysia bahwa pesawat itu sengaja dialihkan dan diterbangi selama lebih dari tujuh jam setelah memutus komunikasi.
Laporan itu mengatakan ada informasi yang tidak cukup untuk menentukan apakah pesawat meledak di udara atau saat terjadi dampak dengan lautan.
Pesawat Boeing 777 menghilang dengan 239 orang saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing pada tanggal 8 Maret 2014. Sejauh ini sebagian puingnya yang hanyut terbawa ke darat, dan dua pencarian besar-besaran di laut telah dibatalkan.
Grace Nathan, putri dari Anne Daisy yang ikut dalam penerbangan itu, mengatakan puing-puing baru ditemukan oleh penduduk desa di Madagaskar selama dua tahun terakhir sebagai bagian dari pencarian yang didanai oleh pihak swasta. Ia mengatakan salah satu bagiannya memiliki label yang bisa dibaca dan diyakini sebagai panel lantai dari pesawat.
Ia mendesak pemerintah untuk menemukan lebih banyak puing-puing pesawat yang bisa jadi terkubur di pasir atau mengambang di perairan Afrika untuk membantu menjelaskan salah satu misteri terbesar penerbangan. Dia juga mengatakan banyak perusahaan swasta yang bersedia membantu menemukan jet dengan dasar tidak ditemukan, tidak bayar.
"Mengapa kita harus menutup mata terhadap bukti muncul di pantai? Ini harus dilihat sebagai teka-teki. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang bisa kita pelajari," katanya.
"Saya pikir pemerintah harus lebih terbuka untuk mengizinkan (perusahaan swasta) untuk terus mencari," imbuhnya seperti dikutip dari AP, Sabtu (1/12/2018).
Nathan dan beberapa kerabat lainnya dalam kelompok Voice 370 mewakili keluarga dari orang-orang di pesawat menyerahkan puing-puing ke Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke.
Loke mengatakan puing-puing tersebut akan diverifikasi oleh penyelidik tetapi pemerintah hanya terbuka untuk melanjutkan pencarian jika ada bukti yang kredibel tentang lokasi pesawat.
Pemburu rongsokan Amerika Blaine Gibson mengatakan puing-puing telah diperiksa oleh para ahli independen, yang percaya itu berasal dari pesawat Boeing 777.
"Bagian yang mungkin adalah panel lantai pesawat menunjukkan telah hancur akibat benturan dan tidak ada badan pesawat yang utuh di bawah air," katanya.
Malaysia menandatangani kesepakatan "tidak ditemukan, tidak ada biaya" dengan Ocean Infinity yang bermarkas di AS pada bulan Januari untuk melanjutkan perburuan pesawat, setahun setelah pencarian resmi di Samudera Hindia selatan oleh Australia, Malaysia dan China dihentikan. Namun pencarian kedua dihentikan pada akhir Mei setelah tidak menemukan apa-apa.
Sebuah laporan investigasi independen yang dipimpin Malaysia yang dirilis pada bulan Juli menyoroti kekurangan respon pemerintah terhadap hilangnya pesawat, termasuk penyimpangan oleh kontrol lalu lintas udara dan kegagalan untuk segera memulai tanggap darurat dan memantau radar secara terus menerus.
Laporan ini juga meningkatkan kemungkinan intervensi oleh pihak ketiga dan menegaskan kembali pernyataan Malaysia bahwa pesawat itu sengaja dialihkan dan diterbangi selama lebih dari tujuh jam setelah memutus komunikasi.
Laporan itu mengatakan ada informasi yang tidak cukup untuk menentukan apakah pesawat meledak di udara atau saat terjadi dampak dengan lautan.
(ian)