40 Lebih Jet Tempur AS, Inggris dan Prancis Manuver Gabungan
A
A
A
LONDON - Lebih dari 40 pesawat jet tempur Inggris, Prancis dan Amerika Serikat (AS) melakukan latihan militer gabungan di Laut Utara. Dua jet tempur siluman F-35B Lightning II milik Angkatan Udara Kerajaan (RAF) Inggris ikut ambil bagian dalam manuver tersebut.
Latihan itu berlangsung hari Selasa (27/11/2018) di saat ketegangan dengan Rusia sedang memanas.
Latihan militer dipimpin oleh Fighter Wing Angkatan Udara AS, yang berbasis di RAF Lakenheath, Suffolk.
Manuver semacam ini pernah terjadi sebelumnya, tetapi untuk tahun ini tercatat sebagai yang terbesar dengan jumlah pesawat dua kali lipat dari sebelumnya.
Selain F-35 Inggris, ada pesawat tempur Rafale Prancis dan F-15 AS yang melakukan simulasi melawan "ancaman".
"Titik angkatan udara, titik pertama kekuatan udara adalah dapat mempertahankan negara sehingga Anda harus mengenali ancaman di luar sana," kata pejabat RAF, Jez Attridge, yang dilansir Mirror.
"Kita dapat melihat lingkungan berubah, kita dapat melihat tantangan yang Rusia berikan kepada aturan berbasis internasional sehingga kebijakan kami adalah penjamin dan kami mengakui bahwa melalui skenario yang kami punya, lingkungan yang tidak permisif, dan kemampuan kami untuk beroperasi dengan sekutu kami, Prancis dan Amerika, adalah yang terpenting," ujarnya.
"Ini benar-benar kasus kita tetap siap sehingga kita bisa digunakan jika perlu. Ini adalah kebijakan penjamin yang bagus," katanya.
Dia menggambarkan dimasukkannya dua F-35 sebagai tonggak besar yang benar-benar menunjukkan perkembangan yang dibuat oleh "Lightning Force".
Latihan itu berlangsung hari Selasa (27/11/2018) di saat ketegangan dengan Rusia sedang memanas.
Latihan militer dipimpin oleh Fighter Wing Angkatan Udara AS, yang berbasis di RAF Lakenheath, Suffolk.
Manuver semacam ini pernah terjadi sebelumnya, tetapi untuk tahun ini tercatat sebagai yang terbesar dengan jumlah pesawat dua kali lipat dari sebelumnya.
Selain F-35 Inggris, ada pesawat tempur Rafale Prancis dan F-15 AS yang melakukan simulasi melawan "ancaman".
"Titik angkatan udara, titik pertama kekuatan udara adalah dapat mempertahankan negara sehingga Anda harus mengenali ancaman di luar sana," kata pejabat RAF, Jez Attridge, yang dilansir Mirror.
"Kita dapat melihat lingkungan berubah, kita dapat melihat tantangan yang Rusia berikan kepada aturan berbasis internasional sehingga kebijakan kami adalah penjamin dan kami mengakui bahwa melalui skenario yang kami punya, lingkungan yang tidak permisif, dan kemampuan kami untuk beroperasi dengan sekutu kami, Prancis dan Amerika, adalah yang terpenting," ujarnya.
"Ini benar-benar kasus kita tetap siap sehingga kita bisa digunakan jika perlu. Ini adalah kebijakan penjamin yang bagus," katanya.
Dia menggambarkan dimasukkannya dua F-35 sebagai tonggak besar yang benar-benar menunjukkan perkembangan yang dibuat oleh "Lightning Force".
(mas)