Estonia Desak UE Sanksi Rusia atas Insiden di Laut Crimea
A
A
A
TALLIN - Menteri Pertahanan Estonia, Juri Luik menyerukan Uni Eropa (UE) memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow, setelah Rusia menyita tiga kapal Angkatan Laut Ukraina dan menahan awak mereka pada akhir pekan lalu.
"Kami telah mengatakan bahwa kami akan siap untuk mendukung peningkatan sanksi seperti itu. Sanksi mungkin merupakan cara paling ampuh untuk memberi sinyal kepada pimpinan Rusia bahwa kami serius," kata Luik, seperti dilansir Reuters pada Selasa (27/11).
Luik, yang menentang pembangunan pipa gas Rusia di Eropa, yakni Nord Stream 2, mengatakan perdebatan tentang proyek itu bisa menjadi lebih rumit mengingat ketegangan terbaru.
Sementara itu, sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mendesak Rusia dan Ukraina untuk segera memecahkan masalah yang ada melalui dialog. Dia kemudian mengatakan Turki ingin melihat Laut Hitam sebagai laut damai.
"Pada titik tertentu, tampak seolah-olah situasi di Laut Hitam telah tenang, tetapi baru-baru ini konflik berkobar lagi, yang membuat kami kecewa," kata Erdogan.
"Kedua negara, Rusia dan Ukraina, adalah teman dekat kami. Kami ingin Laut Hitam menjadi lautan perdamaian. Kami menyerukan kepada Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan masalah yang ada melalui dialog," sambungnya.
Erdogan yang berbicara di depan Parlemen Turki kemudian menuturkan bahwa Ankara akan senang melihat Rusia dan Ukraina saling membantu dan bukannya saling bermusuhan.
"Kami telah mengatakan bahwa kami akan siap untuk mendukung peningkatan sanksi seperti itu. Sanksi mungkin merupakan cara paling ampuh untuk memberi sinyal kepada pimpinan Rusia bahwa kami serius," kata Luik, seperti dilansir Reuters pada Selasa (27/11).
Luik, yang menentang pembangunan pipa gas Rusia di Eropa, yakni Nord Stream 2, mengatakan perdebatan tentang proyek itu bisa menjadi lebih rumit mengingat ketegangan terbaru.
Sementara itu, sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mendesak Rusia dan Ukraina untuk segera memecahkan masalah yang ada melalui dialog. Dia kemudian mengatakan Turki ingin melihat Laut Hitam sebagai laut damai.
"Pada titik tertentu, tampak seolah-olah situasi di Laut Hitam telah tenang, tetapi baru-baru ini konflik berkobar lagi, yang membuat kami kecewa," kata Erdogan.
"Kedua negara, Rusia dan Ukraina, adalah teman dekat kami. Kami ingin Laut Hitam menjadi lautan perdamaian. Kami menyerukan kepada Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan masalah yang ada melalui dialog," sambungnya.
Erdogan yang berbicara di depan Parlemen Turki kemudian menuturkan bahwa Ankara akan senang melihat Rusia dan Ukraina saling membantu dan bukannya saling bermusuhan.
(esn)