Kasus Skripal, AS Pertimbangkan Kembali Tampar Rusia dengan Sanksi

Kamis, 15 November 2018 - 10:31 WIB
Kasus Skripal, AS Pertimbangkan Kembali Tampar Rusia dengan Sanksi
Kasus Skripal, AS Pertimbangkan Kembali Tampar Rusia dengan Sanksi
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan sanksi kedua yang lebih keras terhadap Rusia atas kasus Skripal. Hal itu diungkapkan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Keamanan Internasional dan Nonproliferasi Christopher Ford.

"Di bawah undang-undang ada menu pilihan jika Anda mau, hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Sebagai bagian dari itu, kami tidak memerlukan keputusan antar-lembaga tentang apa bagian-bagian itu. Ini masih dalam pertimbangan aktif," terang Ford.

"Putaran kedua sanksi di bawah undang-undang adalah menu yang lebih kejam daripada putaran pertama," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (15/11/2018).

Pekan lalu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan kepada Sputnik bahwa AS bermaksud untuk bergerak maju dengan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia atas serangan terhadap mantan mata-mata Kremlin, Sergei Skripal. AS menuduh Rusia terlibat dalam serangan racun saraf pada 4 Maret lalu terhadap Skripal dan putrinya Yulia di kota Salisbury, Inggris, sebuah klaim yang berulang kali ditolak oleh Moskow.

Pada bulan Agustus, AS mengumumkan bahwa mereka memberlakukan sanksi terhadap Rusia di bawah Kontrol Senjata Kimia dan Biologi dan Undang-Undang Penghapusan Peperangan tahun 1991. Undang-undang itu memungkinkan untuk penghentian bantuan asing dan penjualan senjata, penolakan kredit pemerintah AS atau bantuan keuangan lainnya, larangan ekspor dan penundaan hubungan diplomatik, di antara langkah-langkah lain yang mungkin.

Skripal dan putrinya Yulia ditemukan terpuruk di bangku umum di kota Salisbury, Inggris, pada Maret. Mantan mata-mata Rusia yang membocorkan rahasia intelijen kepada Barat bersama putrinya mengalami koma selama berminggu-minggu.

Inggris mengatakan mereka diracuni dengan racun saraf yang dikembangkan oleh perwira intelijen Rusia, Novichok. Mereka telah keluar dari rumah sakit tetapi seorang wanita Inggris, Dawn Sturgess, meninggal setelah tidak sengaja terkena racun tersebut, kata para pejabat Inggris.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7260 seconds (0.1#10.140)