Palestina: Konspirasi Besar Dibentuk untuk Hancurkan Kami
A
A
A
RAMALLAH - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyatakan sebuah konspirasi sedang dibangun untuk menghancurkan Palestina. Dia menegaskan, pemerintah dan masyrakat Palestina akan terus berjuang untuk mendapatkan hak mereka sebagai negara yang berdaulat dan merdeka.
Berbicara saat peringatan ke-14 kematian mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat di Ramallah, Abbas menyatakan, ada banyak pihak yang tidak menginginkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Pihak-pihak itu, lanjut Abbas, mebentuk konspirasi untuk mencegah Palestina mendapat haknya.
"Masyarkat Palestina akan melalui masa-masa sulit," kata Abbas setelah meletakkan karangan bunga di makam Arafat di Ramallah, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (12/11).
"Mereka tidak menginginkan negara atau entitas bagi rakyat kami. Kami akan terus berjuang sampai kami mencapai hak rakyat Palestina untuk memutuskan nasib mereka dan membangun negara merdeka mereka," sambungnya.
Terkait Arafat, tokoh Palestina itu meninggal pada 11 November 2004 di Prancis, dalam situasi yang sangat mencurigakan, pada usia 75 tahun. Sampai sekarang, para dokter tidak dapat menentukan penyebab pasti kematiannya. Palestina menuduh Israel meracuni Arafat, klaim yang dibantah oleh Tel Aviv.
Berbicara saat peringatan ke-14 kematian mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat di Ramallah, Abbas menyatakan, ada banyak pihak yang tidak menginginkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Pihak-pihak itu, lanjut Abbas, mebentuk konspirasi untuk mencegah Palestina mendapat haknya.
"Masyarkat Palestina akan melalui masa-masa sulit," kata Abbas setelah meletakkan karangan bunga di makam Arafat di Ramallah, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (12/11).
"Mereka tidak menginginkan negara atau entitas bagi rakyat kami. Kami akan terus berjuang sampai kami mencapai hak rakyat Palestina untuk memutuskan nasib mereka dan membangun negara merdeka mereka," sambungnya.
Terkait Arafat, tokoh Palestina itu meninggal pada 11 November 2004 di Prancis, dalam situasi yang sangat mencurigakan, pada usia 75 tahun. Sampai sekarang, para dokter tidak dapat menentukan penyebab pasti kematiannya. Palestina menuduh Israel meracuni Arafat, klaim yang dibantah oleh Tel Aviv.
(esn)