Eks Pengacara: Trump Sebut Orang Kulit Hitam 'Bodoh'
A
A
A
WASHINGTON - Mantan pengacara Donald Trump, Michael Cohen, membongkar sikap rasisme yang luar biasa mantan bosnya itu. Cohen menyatakan Trump menggunakan bahasa rasis dan menyerang negara-negara yang dipimpin kulit hitam sebagai lubang kotoran.
Kepada Vanity Fair, Cohen memberikan satu contoh di mana ia menggambarkan bagaimana ia mengatakan kepada Trump selama pemilu 2016 lalu salah satu kampanyenya dihadiri oleh sebagian besar kulit putih.
"Saya mengatakan kepada Trump bahwa unjuk rasa vanilla di televisi. Trump menjawab, 'Itu karena orang kulit hitam terlalu bodoh untuk memilih saya'," ujar Cohen pada majalah itu.
Cohen juga merujuk percakapannya dengan Trump setelah kematian Nelson Mandela.
"[Trump] berkata kepada saya, 'Nama satu negara yang dijalankan oleh orang kulit hitam itu bukan lubang kotoran, dan kemudian dia menambahkan,'Nama satu kota'," kata Cohen seperti dikutip dari New Zealand Herald, Sabtu (3/11/2018).
Pernyataan itu mengingatkan kembali laporan-laporan sebelumnya bahwa Trump sebagai presiden menyebut negara-negara Afrika dengan sebutan "negara-negara lubang kotoran."
Pada saat itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menyangkal pernyataan kontroversial itu, kemudian menambahkan: "Tidak ada seorang pun di sini yang akan berpura-pura seperti presiden selalu benar secara politik - tidak juga dia."
Dalam satu lagi klaim yang menakjubkan, Cohen mengungkapkan percakapan tentang Kontestan “Apprentice” Musim Pertama, Bill Rancic dan Kwame Jackson.
Menurut Cohen, Trump menjelaskan kesulitannya memilih pemenang dan tidak memilih Jackson, lulusan bisnis Harvard keturunan Afrika-Amerika. "Dia berkata, 'Tidak mungkin saya membiarkan kemenangan (si) hitam ini'," ungkap Cohen.
Jackson mengatakan kepada majalah itu bahwa dia sadar akan komentar itu, meskipun dia tidak mengatakan kapan dia tahu tentang itu, dan menggunakan sebuah baris kata dari film Black Panther sebagai jawaban: "Tidak hari ini, penjajah!"
Kepada Vanity Fair, Cohen memberikan satu contoh di mana ia menggambarkan bagaimana ia mengatakan kepada Trump selama pemilu 2016 lalu salah satu kampanyenya dihadiri oleh sebagian besar kulit putih.
"Saya mengatakan kepada Trump bahwa unjuk rasa vanilla di televisi. Trump menjawab, 'Itu karena orang kulit hitam terlalu bodoh untuk memilih saya'," ujar Cohen pada majalah itu.
Cohen juga merujuk percakapannya dengan Trump setelah kematian Nelson Mandela.
"[Trump] berkata kepada saya, 'Nama satu negara yang dijalankan oleh orang kulit hitam itu bukan lubang kotoran, dan kemudian dia menambahkan,'Nama satu kota'," kata Cohen seperti dikutip dari New Zealand Herald, Sabtu (3/11/2018).
Pernyataan itu mengingatkan kembali laporan-laporan sebelumnya bahwa Trump sebagai presiden menyebut negara-negara Afrika dengan sebutan "negara-negara lubang kotoran."
Pada saat itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menyangkal pernyataan kontroversial itu, kemudian menambahkan: "Tidak ada seorang pun di sini yang akan berpura-pura seperti presiden selalu benar secara politik - tidak juga dia."
Dalam satu lagi klaim yang menakjubkan, Cohen mengungkapkan percakapan tentang Kontestan “Apprentice” Musim Pertama, Bill Rancic dan Kwame Jackson.
Menurut Cohen, Trump menjelaskan kesulitannya memilih pemenang dan tidak memilih Jackson, lulusan bisnis Harvard keturunan Afrika-Amerika. "Dia berkata, 'Tidak mungkin saya membiarkan kemenangan (si) hitam ini'," ungkap Cohen.
Jackson mengatakan kepada majalah itu bahwa dia sadar akan komentar itu, meskipun dia tidak mengatakan kapan dia tahu tentang itu, dan menggunakan sebuah baris kata dari film Black Panther sebagai jawaban: "Tidak hari ini, penjajah!"
(ian)