AS Takkan Izinkan Iran Kembangkan Senjata Paling Mematikan di Dunia
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan semua sanksi terhadap Iran yang dicabut oleh kesepakatan nuklir 2015 akan dipulihkan total mulai 5 November. Dia juga berjanji tidak akan membiarkan rezim Teheran mengembangkan senjata paling mematikan di dunia.
Pada bulan Mei, administrasi Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. Beberapa bulan kemudian, Washington memberlakukan kembali sanksi kerasnya terhadap Teheran.
AS mengharapkan semua negara, termasuk India, untuk menurunkan impor minyak Iran hingga titik nol per 5 November. Jika tidak, Washington akan menjatuhkan sanksi sekunder terhadap negara yang menolak.
"Pada tanggal 5 November, semua sanksi AS terhadap Iran yang dicabut oleh kesepakatan nuklir akan kembali dengan kekuatan penuh," kata Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih yang dilansir Economic Times, Jumat (26/10/2018).
Pernyataan Trump muncul ketika dia menandatangani sanksi baru pada hari Kamis dengan menargetkan kelompok militan Hizbullah Lebanon yang didanai Iran. Kelompok itu telah dianggap AS sebagai organisasi teroris.
Trump mengatakan sanksi tersebut akan ditindaklanjuti dengan lebih banyak sanksi untuk mengatasi berbagai perilaku Iran yang dia sebut "memfitnah".
"Kami tidak akan mengizinkan sponsor teror dunia untuk mengembangkan senjata paling mematikan di dunia. Tidak akan terjadi," katanya, merujuk pada Iran.
Pemerintah AS telah menegaskan bahwa negara manapun yang terus melakukan bisnis dengan Iran setelah 4 November akan diblokir dari akses perbankan dan sistem keuangan Amerika.
Meskipun India telah mengurangi impor minyak Iran, namun New Delhi mengisyaratkan tidak mungkin untuk mengurangi impor hingga titik nol karena kebutuhan energi di dalam negeri sangat besar. India dan AS saat ini sedang dalam pembicaraan tentang masalah tersebut.
Pada bulan Mei, administrasi Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. Beberapa bulan kemudian, Washington memberlakukan kembali sanksi kerasnya terhadap Teheran.
AS mengharapkan semua negara, termasuk India, untuk menurunkan impor minyak Iran hingga titik nol per 5 November. Jika tidak, Washington akan menjatuhkan sanksi sekunder terhadap negara yang menolak.
"Pada tanggal 5 November, semua sanksi AS terhadap Iran yang dicabut oleh kesepakatan nuklir akan kembali dengan kekuatan penuh," kata Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih yang dilansir Economic Times, Jumat (26/10/2018).
Pernyataan Trump muncul ketika dia menandatangani sanksi baru pada hari Kamis dengan menargetkan kelompok militan Hizbullah Lebanon yang didanai Iran. Kelompok itu telah dianggap AS sebagai organisasi teroris.
Trump mengatakan sanksi tersebut akan ditindaklanjuti dengan lebih banyak sanksi untuk mengatasi berbagai perilaku Iran yang dia sebut "memfitnah".
"Kami tidak akan mengizinkan sponsor teror dunia untuk mengembangkan senjata paling mematikan di dunia. Tidak akan terjadi," katanya, merujuk pada Iran.
Pemerintah AS telah menegaskan bahwa negara manapun yang terus melakukan bisnis dengan Iran setelah 4 November akan diblokir dari akses perbankan dan sistem keuangan Amerika.
Meskipun India telah mengurangi impor minyak Iran, namun New Delhi mengisyaratkan tidak mungkin untuk mengurangi impor hingga titik nol karena kebutuhan energi di dalam negeri sangat besar. India dan AS saat ini sedang dalam pembicaraan tentang masalah tersebut.
(mas)