Indonesia Berharap Raja Maroko Balas Kunjungan Presiden Soekarno
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia berharap Raja Maroko Mohammed VI berkunjung ke Jakarta. Sejak Presiden Soekarno lawatan ke Rabat tahun 1960 silam belum pernah ada kunjungan balasan dari pemimpin negara tersebut.
Harapan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Abdurrahman Mohammad Fachir usai melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Mounia Boucetta, Jumat (26/10/2018).
"Kami secara khusus, saya secara khusus, meminta Maroko bisa mempersiapkan kunjungan Raja Maroko ke Indonesia. Sebab ini, sudah cukup lama. Terakhir, Presiden Soekarno mengunjungi Maroko pada 1960, setelah itu tidak ada kunjungan antara kepala negara," ucap Fachir.
"Karena itu, saya menggarisbawahi perlunnya rencana kunjungan tersebut direalisasikan," ujarnya saat melakukan pernyataan bersama dengan Boucetta.
Raja Mohammed VI sendiri sempat berencana melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir tahun lalu. Dia sempat dijadwalkan untuk menghadiri Bali Democracy Forum (BDF) X.
Namun, karena Gunung Agung di Bali erupsi beberapa hari jelang BDF X, dan lokasi acara itu dipindahkan ke Banten, Raja Mohammed VI batal melakukan kunjungan ke Indonesia.
Harapan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Abdurrahman Mohammad Fachir usai melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Mounia Boucetta, Jumat (26/10/2018).
"Kami secara khusus, saya secara khusus, meminta Maroko bisa mempersiapkan kunjungan Raja Maroko ke Indonesia. Sebab ini, sudah cukup lama. Terakhir, Presiden Soekarno mengunjungi Maroko pada 1960, setelah itu tidak ada kunjungan antara kepala negara," ucap Fachir.
"Karena itu, saya menggarisbawahi perlunnya rencana kunjungan tersebut direalisasikan," ujarnya saat melakukan pernyataan bersama dengan Boucetta.
Raja Mohammed VI sendiri sempat berencana melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir tahun lalu. Dia sempat dijadwalkan untuk menghadiri Bali Democracy Forum (BDF) X.
Namun, karena Gunung Agung di Bali erupsi beberapa hari jelang BDF X, dan lokasi acara itu dipindahkan ke Banten, Raja Mohammed VI batal melakukan kunjungan ke Indonesia.
(mas)