Kapal Perang Amerika Serikat Melintasi Selat Taiwan

Rabu, 24 Oktober 2018 - 11:07 WIB
Kapal Perang Amerika...
Kapal Perang Amerika Serikat Melintasi Selat Taiwan
A A A
TAIPEI - Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal perang melintasi Selat Taiwan pada Senin (22/10) waktu setempat. Ini merupakan operasi kedua tahun ini.

Militer AS meningkatkan frekuensi transit melintasi perairan strategis itu, meski di kecam China. Pelayaran itu berisiko meningkatkan ketegangan dengan China karena akan dianggap sebagai dukungan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap Taiwan.

Saat ini ketegangan antara Taipei dan Beijing juga semakin memanas. Kantor berita Reuters pertama kali melaporkan pertimbangan AS menggelar operasi sensitif tersebut pada Sabtu (20/10).

“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” papar Komandan Nate Christensen, deputi juru bicara Armada Pasifik AS dalam pernyataan itu.

“Angkatan Laut (AL) AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan,” ungkap Christensen. Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan menyatakan, pihaknya terus mengawasi operasi itu.

“Kami mampu menjaga keamanan laut dan wilayah udara saat itu terjadi,” papar pernyataan Kemhan Taiwan. Beijing menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi China. China telah mengungkapkan kekhawatiran atas operasi itu kepada AS.

“Isu Taiwan mengkhawatirkan kedaulatan dan wilayah China serta yang paling penting, isu paling sensitif dalam hubungan China- AS,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Hua Chunying.

“China mendesak AS berhati-hati dalam menangani isu Taiwan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata Hua. AL AS menggelar misi serupa di perairan internasional Selat Taiwan pada Juli, operasi pertama dalam setahun.

Operasi terbaru kali ini menunjukkan AL AS meningkatkan kehadirannya di selat tersebut. Washington tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tapi terikat hukum untuk membantunya membela diri.

AS juga menjadi sumber utama persenjataan Taiwan. Pentagon menyatakan, AS telah menjual persenjataan senilai lebih dari USD15 miliar kepada Taiwan sejak 2010. China meningkatkan tekanan untuk menegaskan kedaulatan atas Taiwan.

Beijing pun mengungkapkan kekhawatiran atas kebijakan AS terhadap Taiwan dalam perundingan pekan lalu dengan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Jim Mattis di Singapura. Saat AS menyiapkan operasi terbaru melintasi Selat Taiwan, Washington menyatakan kepada militer China bahwa kebijakan terhadap Taipei tidak berubah.

Mattis memberikan pesan itu kepada Menhan China Wei Fenghe secara pribadi pada Kamis (18/10), di sela forum keamanan Asia. “Menhan Wei menyebut Taiwan dan kekhawatiran tentang kebijakan kami. Menhan AS menjamin kembali kepada Menhan Wei bahwa kita tidak mengubah kebijakan terhadap Taiwan, kebijakan kami satu China,” ujar Randall Schriver, Asisten Menhan AS yang membantu memandu kebijakan Pentagon di Asia.

Schriver menambahkan, “Jadi ini, saya pikir, pertukaran yang familier.” Taiwan hanya salah satu dari beberapa krisis dalam hubungan AS-China. Kedua negara juga terlibat dalam perang dagang, sanksi AS, dan peningkatan postur militer China di Laut China Selatan.

Hubungan Taiwan dengan China memburuk sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menang pemilu 2016. Tsai berasal dari Partai Demokratik Progresif yang mendukung kemerdekaan Taiwan. China tidak pernah mencabut penggunaan kekuatan untuk kembali mengontrol Taiwan. Beijing pun pada Juli memperingatkan AS agar tidak merusak perdamaian dan stabilitas di perairan strategis tersebut.

Beijing juga mengkhawa tirkan berbagai langkah AS terhadap Taiwan, termasuk pengumuman kedutaan besar de facto AS di Taiwan dan pengesahan Undang-Undang Perjalanan Taiwan yang mendorong para pejabat AS datang ke pulau itu.

Para pakar militer meyatakan, keseimbangan kekuatan antara Taiwan dan China telah berubah sehingga menguntungkan Beijing dalam beberapa tahun terakhir. China dapat dengan mudah menguasai Taiwan, kecuali pasukan AS datang dengan cepat untuk membantu Taiwan.

China juga membuat khawatir Taiwan karena meningkatkan latihan militer tahun ini, termasuk menerbangkan sejumlah pesawat pengebom dan pesawat militer lain keliling pulau tersebut. Beijing juga mengirim kapal induknya melintasi Selat Taiwan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8094 seconds (0.1#10.140)