Ribuan Migran Penuhi Perbatasan Meksiko

Selasa, 23 Oktober 2018 - 15:04 WIB
Ribuan Migran Penuhi Perbatasan Meksiko
Ribuan Migran Penuhi Perbatasan Meksiko
A A A
TAPACHULA - Kafilah ribuan migran yang sebagian besar dari Honduras bergerak ke Kota Tapachula, perbatasan Meksiko, kemarin. Mereka membangun kamp-kamp sementara di tempat publik di tengah guyuran hujan lebat.

Anggota kafilah migran itu tampak kelelahan setelah melakukan perjalanan beberapa jam dengan berjalan kaki dari perbatasan Guatemala. Mereka menolak tawaran naik bus dari kepolisian yang akan membawa ke tempat penampungan migran karena curiga akan dideportasi.

Para migran itu terus bergerak menuju Amerika Serikat (AS) meski Presiden Donald Trump mengancam akan menutup perbatasan AS dan Meksiko jika kafilah migran itu mendekat. Mereka juga tidak menghiraukan peringatan dari pemerintah Meksiko yang akan mendeportasi para migran jika tak memiliki dokumen resmi sebagai pencari suaka di Meksiko.

“Upaya penuh sedang di akukan untuk menghentikan serangan gencar orang asing ilegal,” tweet Trump pada Minggu (21/10).

Trump berpendapat para migran harus mengajukan aplikasi pencari suaka di Meksiko sebelum berupaya ke AS. Di selatan Meksiko, personel ke polisian mengenakan pakaian anti huru-hara untuk bersiap menghadapi kafilah migran yang melintasi jembatan di bagian selatan.

Beberapa migran berupaya mendaki medan terjal untuk mencapai pusat kota adalah warga Honduras Roger Pineda, 16. “Saya hanya ingin mencari makanan dan tempat untuk tidur,” kata dia menjelaskan bahwa dia bergabung kafilah migran pekan lalu bersama lima anggota keluarga dan beberapa teman dari kota San Pedro Sula.

“Saya harap Trump mengizinkan kami menuju sisi lain,” ujar dia dikutip kantor berita Reuters. Di Guatemala, media lokal melaporkan sekitar 1.000 migran melakukan perjalanan melalu rute utara ke perbatasan Meksiko. Sejumlah orang berjalan kaki di bawah terik matahari pada Minggu (21/10) saat satu helikopter militer terbang rendah di atas mereka.

Banyak migran yang mengatakan mereka melarikan diri dari kekerasan, kemiskinan, dan korupsi di Amerika Tengah. Sebagian besar mengatakan mereka merasa lebih aman saat bergerak bersama kelompok besar.

“Kami akan mewujudkannya, kami akan terus bergerak semakin panjang sehingga mereka tak dapat menghentikan kami,“ ujar warga Honduras Jaffe Borjas, 17, yang bersama seorang teman dalam kelompok migran itu. Sepanjang rute utara ke Tapachula, sekitar 40 km barat laut perbatasan, beberapa orang bernyanyi.

“Jika Anda mengirim kami kembali, kami akan balik! Kami bukan penjahat, kami para pekerja!” teriak para migran. Presiden Meksiko terpilih Andres Manuel Lopez Obrador mendukung kafilah migran itu dan berjanji menyediakan izin kerja saat pidato di depan para pendukungnya di Tuxtla-Gutierrez, sekitar 290 km utara Tapachula.

“Saya ingin mengatakan pada mereka, mereka dapat mengandalkan kami,” tutur Lopez Obrador yang akan menjabat pada Desember mendatang. Dia menegaskan kembali bahwa dia menginginkan dukungan Trump membantu mendanai rencana pembangunan yang bisa mengurangi kemiskinan di Amerika Tengah dan selatan Meksiko.

Sejak konvoi migran terbentuk akhir pekan lalu, Trump mengancam menghentikan bantuan ke Honduras dan Guatemala dan bisa menutup perbatasan AS dengan Meksiko dengan bantuan militer jika konvoi para migran tidak berhenti.

Pemerintah Meksiko menyatakan pe kan lalu bahwa mereka akan mendaftar para migran dan mem proses permintaan suaka. Bagi mereka yang berupaya menghindari proses itu akan menghadapi deportasi, tapi besarnya jumlah kafilah itu akan menguji Meksiko meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menangani masalah itu.

Lebih dari 3.400 migran Honduras telah kembali ke negara asalnya dalam 48 jam terakhir pada Minggu (21/10) siang, menurut badan bantuan migran yang dipimpin istri Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez, Ana Garcia de Hernandez.

“Kami mendorong warga menolak migrasi yang melanggar hukum dan menempatkan anak Anda dalam kondisi sangat berbahaya,” kata Garcia de Hernandez. Pemerintah Honduras juga menyalahkan kubu oposisi yang mendorong eksodus migran.

Otoritas imigrasi Meksiko menyatakan mereka mengizinkan sekitar 1.028 migran melalui perbatasan resmi di Ciudad Hidalgo, dekat jembatan yang membentang di atas Sungai Suchiate dalam tiga hari terakhir.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3503 seconds (0.1#10.140)