Rusia Minta Penjelasan AS Soal Penarikan Diri dari Kesepakatan Senjata
A
A
A
MOSKOW - Kremlin menuturkan, Rusia akan meminta penjelasan kepada Amerika Serikat (AS), mengenai keputusan mereka secara sepihak keluar dari perjanjian senjata nuklir dengan Rusia, yang diteken pada tahun 1987.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menuturkan, keputusan AS mundur dari perjanjian bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) akan diangkat dalam pertemua antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Penasihat Keamanan AS, John Bolton di Moskow, pekan ini.
"Mengikuti pernyataan terbaru, penjelasan AS kemungkinan besar akan dibutuhkan," kata Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (22/10).
Sebelumnya, mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev mengecam langkah Presiden AS, Donald Trump mundur dari kesepakatan itu. Gorbachev bersama dengan Presiden AS saat itu Ronald Reagan, adalah pihak yang menekan perjanjian itu.
"Sangat tidak dapat diterima untuk melanggar perjanjian lama tentang perlucutan senjata. Tidak dapat begitu sulit untuk memahami bahwa membuang perjanjian semacam itu adalah berpikiran sempit, seperti yang mereka katakan," ujar Gorbachev.
"Langkah Trump adalah kesalahan yang akan melemahkan semua upaya, yang dibuat oleh para pemimpin Uni Soviet dan AS sendiri untuk mencapai perlucutan senjata nuklir," imbuh dia.
Evaluasi serupa atas rencana "pengkhianatan" Trump terhadap perjanjian INF disampaikan Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Rusia, Konstantin Kosachev. Menurutnya, langkah AS itu akan membuka jalan untuk menimbulkan kekacauan dalam hal senjata nuklir.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menuturkan, keputusan AS mundur dari perjanjian bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) akan diangkat dalam pertemua antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Penasihat Keamanan AS, John Bolton di Moskow, pekan ini.
"Mengikuti pernyataan terbaru, penjelasan AS kemungkinan besar akan dibutuhkan," kata Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (22/10).
Sebelumnya, mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev mengecam langkah Presiden AS, Donald Trump mundur dari kesepakatan itu. Gorbachev bersama dengan Presiden AS saat itu Ronald Reagan, adalah pihak yang menekan perjanjian itu.
"Sangat tidak dapat diterima untuk melanggar perjanjian lama tentang perlucutan senjata. Tidak dapat begitu sulit untuk memahami bahwa membuang perjanjian semacam itu adalah berpikiran sempit, seperti yang mereka katakan," ujar Gorbachev.
"Langkah Trump adalah kesalahan yang akan melemahkan semua upaya, yang dibuat oleh para pemimpin Uni Soviet dan AS sendiri untuk mencapai perlucutan senjata nuklir," imbuh dia.
Evaluasi serupa atas rencana "pengkhianatan" Trump terhadap perjanjian INF disampaikan Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Rusia, Konstantin Kosachev. Menurutnya, langkah AS itu akan membuka jalan untuk menimbulkan kekacauan dalam hal senjata nuklir.
(esn)