Pakistan: India Beli S-400 Rusia Picu Perlombaan Senjata
A
A
A
ISLAMABAD - Pemerintah Pakistan mengkritik pembelian sistem rudal S-400 Rusia oleh India sebagai bagian dari upaya New Delhi untuk memperoleh Sistem Pertahanan Rudal Balistik (BMD). Islamabad menilai pembelian senjata pertahanan itu akan memicu perlombaan senjata baru di kawasan setempat.
"Pembelian sistem rudal S-400 India adalah bagian dari upaya mereka untuk memperoleh Sistem Pertahanan Rudal Balistik (BMD) melalui berbagai sumber," kata Kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
"Ini akan semakin mengacaukan stabilitas strategis di Asia Selatan, selain mengarah ke perlombaan senjata baru," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Geo News, Sabtu (20/10/2018).
Setelah uji coba senjata nuklir pada Mei 1998 oleh kedua belah pihak, kata kementerian itu, Pakistan telah mengusulkan kepada India soal advokasi menentang akuisisi sistem BMD karena efeknya medestabilisasi kawasan.
"Penolakan India terhadap proposal ini memaksa Pakistan untuk mengembangkan kemampuan yang membuat sistem BMD menjadi tidak efektif dan tidak dapat diandalkan," lanjut kementerian tersebut.
"Pakistan tetap yakin sepenuhnya akan kemampuannya untuk mengatasi ancaman dari segala jenis sistem senjata yang tidak stabil," imbuh kementerian tersebut.
Awal bulan ini, India mengumumkan pembelian lima unit sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dengan nilai kontrak sekitar USD5 miliar. Kesepakatan pembelian senjata pertahanan itu diteken saat Presiden Vladimir Putin mengunjungi Perdana Menteri Narendra Modi di New Delhi beberapa pekan lalu.
Keputusan India untuk membeli sistem pertahanan S-400 membuat New Delhi terancam sanksi dari Amerika Serikat. Washington telah memberlakukan undang-undang dengan konsekuensi sanksi terhadap setiap negara yang membeli persenjataan Rusia.
"Pembelian sistem rudal S-400 India adalah bagian dari upaya mereka untuk memperoleh Sistem Pertahanan Rudal Balistik (BMD) melalui berbagai sumber," kata Kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
"Ini akan semakin mengacaukan stabilitas strategis di Asia Selatan, selain mengarah ke perlombaan senjata baru," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Geo News, Sabtu (20/10/2018).
Setelah uji coba senjata nuklir pada Mei 1998 oleh kedua belah pihak, kata kementerian itu, Pakistan telah mengusulkan kepada India soal advokasi menentang akuisisi sistem BMD karena efeknya medestabilisasi kawasan.
"Penolakan India terhadap proposal ini memaksa Pakistan untuk mengembangkan kemampuan yang membuat sistem BMD menjadi tidak efektif dan tidak dapat diandalkan," lanjut kementerian tersebut.
"Pakistan tetap yakin sepenuhnya akan kemampuannya untuk mengatasi ancaman dari segala jenis sistem senjata yang tidak stabil," imbuh kementerian tersebut.
Awal bulan ini, India mengumumkan pembelian lima unit sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dengan nilai kontrak sekitar USD5 miliar. Kesepakatan pembelian senjata pertahanan itu diteken saat Presiden Vladimir Putin mengunjungi Perdana Menteri Narendra Modi di New Delhi beberapa pekan lalu.
Keputusan India untuk membeli sistem pertahanan S-400 membuat New Delhi terancam sanksi dari Amerika Serikat. Washington telah memberlakukan undang-undang dengan konsekuensi sanksi terhadap setiap negara yang membeli persenjataan Rusia.
(mas)