Minta Penjelasan Soal Khashoggi, Trump Telepon Petinggi Saudi
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengaku telah melakukan komunikasi dengan seorang pejabat tinggi Arab Saudi untuk meminta penjelasan mengenai kasus hilangnya Jamal Khashoggi.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menyatakan, dalam pembicaraan tersebut dia menyampaikan rasa tidak senangnya dengan masalah ini.
"Ini adalah situasi yang sangat serius bagi kami dan Gedung Putih. Kurasa kita akan sampai ke dasar itu. Saya tidak senang tentang ini. Kita harus melihat apa yang terjadi," ucap Trump, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (11/10).
Sementara itu, sebelumnya, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan memerintahkan operasi untuk memancing Khashoggi untuk pulang ke Saudi dan kemudian menahan jurnalis pengkritik kerajaan itu.
Peran putra Raja Salman ini terungkap dari penyadapan intelijen Amerika Serikat (AS) terhadap para pejabat Riyadh yang membahas rencana operasi itu.
The Washington Post, media di mana Khashoggi adalah koresponden dan kolomnisnya, dalam laporannya yang dirilis hari ini, mengatakan bahwa hasil penyadapan intelijen tersebut adalah bukti lain dari keterlibatan rezim Saudi dalam penghilangan Khashoggi minggu lalu setelah dia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul.
Para sumber pemerintah Turki menyatakan tim keamanan Saudi menunggu wartawan itu dan telah membunuhnya. Namun, Riyadh membantah laporan tersebut dan menganggapnya sebagai tuduhan tak berdasar.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menyatakan, dalam pembicaraan tersebut dia menyampaikan rasa tidak senangnya dengan masalah ini.
"Ini adalah situasi yang sangat serius bagi kami dan Gedung Putih. Kurasa kita akan sampai ke dasar itu. Saya tidak senang tentang ini. Kita harus melihat apa yang terjadi," ucap Trump, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (11/10).
Sementara itu, sebelumnya, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan memerintahkan operasi untuk memancing Khashoggi untuk pulang ke Saudi dan kemudian menahan jurnalis pengkritik kerajaan itu.
Peran putra Raja Salman ini terungkap dari penyadapan intelijen Amerika Serikat (AS) terhadap para pejabat Riyadh yang membahas rencana operasi itu.
The Washington Post, media di mana Khashoggi adalah koresponden dan kolomnisnya, dalam laporannya yang dirilis hari ini, mengatakan bahwa hasil penyadapan intelijen tersebut adalah bukti lain dari keterlibatan rezim Saudi dalam penghilangan Khashoggi minggu lalu setelah dia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul.
Para sumber pemerintah Turki menyatakan tim keamanan Saudi menunggu wartawan itu dan telah membunuhnya. Namun, Riyadh membantah laporan tersebut dan menganggapnya sebagai tuduhan tak berdasar.
(esn)