Nobel Ekonomi Diraih Dua Tokoh

Rabu, 10 Oktober 2018 - 10:51 WIB
Nobel Ekonomi Diraih...
Nobel Ekonomi Diraih Dua Tokoh
A A A
STOCKHOLM - Pakar asal Amerika Serikat (AS) William Nordhaus dan Paul Romer meraih Nobel Ekonomi 2018. Keduanya merupakan pionir dalam adaptasi model pertumbuhan ekonomi barat untuk fokus pada isu lingkungan dan berbagi manfaat teknologi.

Penghargaan ini semakin menyoroti cepatnya perubahan perdebatan global tentang dampak perubahan iklim. Menurut Royal Swedish Aca demy of Sciences, dua orang pakar itu telah membantu menjawab berbagai pertanyaan dasar tentang bagaimana mendorong kesejahteraan jangka panjang dan berkelanjutan.

Romer dari Stern School of Business, Universitas New York, terkenal untuk karyanya tentang pertumbuhan endogen, teori yang berakar pada investasi dalam pengetahuan dan human capital. Dia mengaku terkejut dengan penghargaan itu dan memberikan respons positif.

“Saya pikir salah satu masalah dalam situasi sekarang ialah banyak orang berpikir bahwa melindungi lingkungan akan sangat mahal dan sangat sulit sehingga mereka hanya ingin mengabaikannya,” tutur Romer, dikutip kantor berita Reuters.

Dia menambahkan, “Kita dapat membuat kemajuan penting dalam melindungi lingkungan dan melakukannya tanpa membuang peluang untuk pertumbuhan berkelanjutan.” Dia mengaku sejak lama tidak pernah berharap memenangkan penghargaan Nobel karena mengejar hal itu dapat melelahkan.

Dia pun awalnya tak mengangkat panggilan telepon pagi hari dari Swedia yang mengabarkan dia meraih penghargaan itu. Juri nobel itu pun menelepon dia lagi untuk bertanya, apakah dia akan menerima penghargaan itu.

“Saya tidak pernah menginginkannya, tapi ya, saya akan terima!” tutur dia saat konferensi pers di Universitas New York.

Beberapa jam sebelum penghargaan itu diumumkan, Panel Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim menyatakan, masyarakat harus secara radikal mengubah cara dalam mengonsumsi energi, perjalanan, dan pembangunan untuk menghindari dampak terburuk pemanasan global.

Nordhaus merupakan profesor ekonomi di Universitas Yale yang menjadi orang pertama pencipta model kuantitatif yang menggambarkan kaitan antara ekonomi dan iklim. “Kami ketiduran dan saat kami bangun, saya mendapat telepon dari putri saya. Dia mengatakan, Ayah, kamu menang. Ini sangat bagus. Itu benar-benar telepon yang meyenangkan. Ini cara bagus untuk tahu,” tutur dia di rumahnya di New Haven, Connecticut.

Dia mendapat penghargaan atas karyanya untuk pajak karbon sebagai mekanisme mengurangi pemanasan global. “Ini karya untuk salah satu masalah paling penting yang dihadapi dunia, yakni perubahan iklim. Saya telah bekerja untuk itu selama hampir 40 tahun dan waktu telah matang,” kata dia.
(don)
Berita Terkait
Peringatan 50 Tahun...
Peringatan 50 Tahun Tahta Raja Swedia Carl Gustaf
Kota di Swedia Berencana...
Kota di Swedia Berencana Dirikan 'Masjid Paling Utara di Dunia'
Tersangka Meninggal,...
Tersangka Meninggal, Jaksa Hentikan Penyelidikan Pembunuhan PM Swedia
Dewan Kristen Swedia...
Dewan Kristen Swedia Kecam Pembakaran Al Quran
Alumni Swedia Gaungkan...
Alumni Swedia Gaungkan Kolaborasi Fashion Berkelanjutan
Alquran Dibakar Kerusuhan...
Alquran Dibakar Kerusuhan Besar Pecah di Swedia
Berita Terkini
Israel Jatuhkan 100.000...
Israel Jatuhkan 100.000 Ton Bom di Gaza, Hapus 2.200 Keluarga
5 jam yang lalu
Yordania Raup Untung...
Yordania Raup Untung hingga Rp6,6 Miliar Per Bantuan Udara untuk Gaza
7 jam yang lalu
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
8 jam yang lalu
Sosok Kolonel Sofiya...
Sosok Kolonel Sofiya Qureshi, Salah Satu Tentara Wanita India Dalang Operasi Sindoor di Pakistan
9 jam yang lalu
Apakah India Sekutu...
Apakah India Sekutu Israel? Simak Ulasan Lengkapnya
10 jam yang lalu
Adu Kuat Senjata Nuklir...
Adu Kuat Senjata Nuklir Pakistan vs India, Mana Lebih Unggul?
11 jam yang lalu
Infografis
Dewan Penasihat Danantara...
Dewan Penasihat Danantara Diisi Tokoh Asing, Ada Mantan PM Thailand
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved