NATO pada Rusia: Hentikan Lakukan Serangan Ciber
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mendesak Rusia untuk menghentikan serangan ciber terhadap negara-negara Barat. Stoltenberg menyebut apa yang dilakukan Rusia adalah tindakan yang sangat sembrono.
Berbicara pada saat pertemuan Menteri Pertahanan negara anggota NATO, dia mengatakan NATO akan memperkuat pertahanan terhadap serangan jaringan komputer yang menurut Inggris diarahkan oleh intelijen Rusia.
"Rusia harus menghentikan pola perilaku sembrono, termasuk penggunaan kekuatan terhadap tetangganya, upaya campur tangan dalam proses pemilihan, dan kampanye disinformasi yang tersebar luas," kata Stoltenberg.
"NATO akan terus memperkuat pertahanan dan pencegahannya untuk menangani ancaman hibrida, termasuk di ranah cyber," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis (4/10).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menuduh intelijen militer Rusia, GRU, melakukan kampanye serangan siber secara sembarangan dan sembrono. Serangan itu menyasar lembaga-lembaga politik, bisnis, media dan badan olahraga di seluruh dunia.
Pusat Keamanan Cyber Nasional Inggris (NCSC) telah mengidentifikasi operasi dari sayap GRU Rusia berada di balik berbagai serangan komputer high-profile.
"Pola perilaku ini menunjukkan keinginan mereka untuk beroperasi tanpa memperhatikan hukum internasional atau norma-norma yang ditetapkan dan untuk melakukannya dengan perasaan impunitas dan tanpa konsekuensi. Pesan kami jelas: bersama dengan sekutu kami, kami akan mengekspos dan menanggapi upaya GRU untuk merusak stabilitas internasional," kata Hunt.
Berbicara pada saat pertemuan Menteri Pertahanan negara anggota NATO, dia mengatakan NATO akan memperkuat pertahanan terhadap serangan jaringan komputer yang menurut Inggris diarahkan oleh intelijen Rusia.
"Rusia harus menghentikan pola perilaku sembrono, termasuk penggunaan kekuatan terhadap tetangganya, upaya campur tangan dalam proses pemilihan, dan kampanye disinformasi yang tersebar luas," kata Stoltenberg.
"NATO akan terus memperkuat pertahanan dan pencegahannya untuk menangani ancaman hibrida, termasuk di ranah cyber," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis (4/10).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menuduh intelijen militer Rusia, GRU, melakukan kampanye serangan siber secara sembarangan dan sembrono. Serangan itu menyasar lembaga-lembaga politik, bisnis, media dan badan olahraga di seluruh dunia.
Pusat Keamanan Cyber Nasional Inggris (NCSC) telah mengidentifikasi operasi dari sayap GRU Rusia berada di balik berbagai serangan komputer high-profile.
"Pola perilaku ini menunjukkan keinginan mereka untuk beroperasi tanpa memperhatikan hukum internasional atau norma-norma yang ditetapkan dan untuk melakukannya dengan perasaan impunitas dan tanpa konsekuensi. Pesan kami jelas: bersama dengan sekutu kami, kami akan mengekspos dan menanggapi upaya GRU untuk merusak stabilitas internasional," kata Hunt.
(esn)