Belanda Usir 4 Diplomat Rusia Terkait Peretasan Situs OPCW
A
A
A
AMSTERDAM - Belanda dilaporkan telah mengusir empat orang warga Rusia yang dikabarkan memegang paspor diplomatik karena diduga terlibat dalam serangan cyber terhadap Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld menyatakan, pihaknya berhasil menggagalkan serangan tersebut. Dia lalu mengatakan, empat warga Rusia yang dicurigai berusaha melakukan operasi terhadap OPCW telah dideportasi dari Belanda.
"Pemerintah Belanda menganggap keterlibatan operasi intelijen ini sangat mengkhawatirkan. Biasanya kami tidak mengungkapkan operasi kontra-intelijen semacam ini," kata Bijleveld dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (4/10).
Bijleveld mengumumkan bahwa Duta Besar Rusia untuk Belanda telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Belanda untuk dimintai penjelasan mengenai hal ini.
Dia kemudian meminta Rusia untuk menghentikan operasi cibernya, yang konon bertujuan untuk "meruntuhkan" demokrasi Barat.
Bijleveld mengklaim bahwa Rusia memiliki mobil yang penuh dengan peralatan elektronik yang diparkir dekat hotel di samping markas OPCW di Den Haag dan diduga mencoba meretas ke sistem komputer badan tersebut.
"Kami telah mengetahui kepentingan dinas intelijen Rusia dalam penyelidikan ini dan telah mengambil tindakan yang tepat. Kami tetap sangat waspada tentang ini," katanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia belum mengomentari klaim tersebut, sementara Perwakilan Rusia di OPCW menolak memberikan komentar.
Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld menyatakan, pihaknya berhasil menggagalkan serangan tersebut. Dia lalu mengatakan, empat warga Rusia yang dicurigai berusaha melakukan operasi terhadap OPCW telah dideportasi dari Belanda.
"Pemerintah Belanda menganggap keterlibatan operasi intelijen ini sangat mengkhawatirkan. Biasanya kami tidak mengungkapkan operasi kontra-intelijen semacam ini," kata Bijleveld dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (4/10).
Bijleveld mengumumkan bahwa Duta Besar Rusia untuk Belanda telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Belanda untuk dimintai penjelasan mengenai hal ini.
Dia kemudian meminta Rusia untuk menghentikan operasi cibernya, yang konon bertujuan untuk "meruntuhkan" demokrasi Barat.
Bijleveld mengklaim bahwa Rusia memiliki mobil yang penuh dengan peralatan elektronik yang diparkir dekat hotel di samping markas OPCW di Den Haag dan diduga mencoba meretas ke sistem komputer badan tersebut.
"Kami telah mengetahui kepentingan dinas intelijen Rusia dalam penyelidikan ini dan telah mengambil tindakan yang tepat. Kami tetap sangat waspada tentang ini," katanya.
Kementerian Luar Negeri Rusia belum mengomentari klaim tersebut, sementara Perwakilan Rusia di OPCW menolak memberikan komentar.
(esn)