Inggris Tuding Rusia Lakukan Kampanye Serangan Siber Global

Kamis, 04 Oktober 2018 - 08:46 WIB
Inggris Tuding Rusia Lakukan Kampanye Serangan Siber Global
Inggris Tuding Rusia Lakukan Kampanye Serangan Siber Global
A A A
LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menuduh intelijen militer Rusia, GRU, melakukan kampanye serangan siber secara sembarangan dan sembrono. Serangan itu menyasar lembaga-lembaga politik, bisnis, media dan badan olahraga di seluruh dunia.

Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris (NCSC) telah mengidentifikasi operasi dari sayap GRU Rusia berada di balik berbagai serangan komputer high-profile, menurut Kantor Luar Negeri Inggris.

Moskow sebelumnya banyak dikaitkan dengan sejumlah serangan siber, termasuk serangan ransomware "BadRabbit" 2017 yang menargetkan bandara internasional Ukraina dan outlet media Rusia, dan upaya tahun lalu meretas Badan Anti-Doping Dunia di Swiss.

"Pola perilaku ini menunjukkan keinginan mereka untuk beroperasi tanpa memperhatikan hukum internasional atau norma-norma yang ditetapkan dan untuk melakukannya dengan perasaan impunitas dan tanpa konsekuensi," kata Hunt dalam sebuah pernyataan.

"Pesan kami jelas: bersama dengan sekutu kami, kami akan mengekspos dan menanggapi upaya GRU untuk merusak stabilitas internasional," imbuhnya seperti dikutip dari AFP, Kamis (4/10/2018).

Menurut sumber di pemerintahan Inggris, NCSC memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa GRU hampir pasti bertanggung jawab atas serangan siber pada 2017 lalu. GRU juga bertanggung jawab atas sejumlah serangan lain dengan target terkenal dari Partai Demokrat AS jelang pemilihan presiden pada 2016 lalu.

Pemerintah Inggris pada akhirnya menuding Kremlin yang bertanggung jawab atas kampanye dunia maya, kata para pejabat tersebut.

Kantor Luar Negeri Inggris mendeskripsikannya sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional yang telah merugikan ekonomi nasional jutaan poundsterling.

"Serangan siber ini tidak melayani kepentingan keamanan nasional yang sah, malah berdampak pada kemampuan orang di seluruh dunia untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka bebas dari gangguan, dan bahkan kemampuan mereka untuk menikmati olahraga," tambah Hunt.

"Tindakan GRU itu sembrono dan tidak pandang bulu: mereka mencoba melemahkan dan mencampuri pemilihan di negara lain; mereka bahkan siap untuk merusak perusahaan Rusia dan warga Rusia," sambungnya.

Para peretas yang diidentifikasi sebagai mata-mata GRU oleh NCSC termasuk sebuah entitas yang beragam yang disebut "APT28", "Pawn Storm", "Sandworm", "Fancy Bear" dan "Sofacy Group".

Departemen Kehakiman di Amerika Serikat sebelumnya telah menyalahkan kelompok itu karena melakukan banyak operasi peretasan di sana dan di seluruh dunia.

Mereka termasuk menargetkan segala sesuatu dari partai politik Amerika dan situs-situs think tank konservatif AS untuk industri infrastruktur utama seperti jaringan listrik.

Malcolm Chalmers, wakil direktur jenderal di Royal United Services Institute (RUSI), mengatakan kegiatan GRU jauh melampaui spionase masa damai tradisional.

"Dengan meluncurkan operasi mengganggu yang mengancam kehidupan di masyarakat sasaran, mereka mengaburkan batas antara perang dan perdamaian," tambahnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6831 seconds (0.1#10.140)