Belanda Gagalkan Serangan Teroris Besar-besaran dengan AK-47
A
A
A
AMSTERDAM - Kepolisian Belanda berhasil menggagalkan serangan teroris besar-besaran yang direncanakan sebuah komplotan. Para pelaku ingin meluncurkan serangan dengan senapan AK-47, bom mobil, rompi peledak dan serangan bersenjata lainnya.
Penangkapan berlangsung hari Kamis (27/9/2018) waktu setempat. Kantor Kejaksaan Belanda mengatakan serangan teroris hendak ditargetkan pada acara publik.
"Polisi menangkap tujuh pria pada hari Kamis yang dicurigai berada pada tahap persiapan yang lanjut untuk serangan teroris besar di Belanda," kata Kantor Kejaksaan dalam sebuah pernyataan. Menurut Kejaksaan, salah satu tersangka ingin membunuh banyak korban.
"Jaksa dan penyidik yakin bahwa serangan teroris dicegah sebagai akibat dari penangkapan di kota-kota Arnhem dan Weert sebagai tindak lanjut operasi polisi selama berbulan-bulan," lanjut pernyataan Kejaksaan.
Para petugas telah menempatkan sekelompok orang yang diawasi. Salah satunya, tokoh sentral yang merupakan pria asal Irak berusia 34 tahun yang dihukum pada tahun 2017 karena berusaha mencapai wilayah yang dikuasai oleh kelompok Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Penangkapan tujuh tersangka dilakukan oleh tim khusus polisi anti-terorisme dengan dukungan helikopter. Para tersangka berusia antara 21 hingga 34 tahun.
Para tersangka berasal dari Arnhem, Rotterdam, dan wilayah lain di dekat kedua kota tersebut. Dua pria lain di kelompok itu diyakini pernah berupaya melakukan perjalanan ke Irak atau Suriah.
"Salah seorang pria dari Arnhem ingin melakukan serangan dengan kelompok di sebuah acara besar di Belanda dan membunuh banyak korban, menurut Dinas Intelijen Belanda (AIVD)," lanjut kantor kejaksaan, seperti dikutip AFP, Jumat (28/9/2018).
Polisi belum mengidentifikasi target serangan yang direncanakan yang dikatakan kantor kejaksaan termasuk pemboman dengan mobil secara terpisah.
Para tersangka, yang menurut para penyelidik memiliki senjata kecil ketika mereka ditangkap, diperkirakan akan muncul di pengadilan di Rotterdam pada hari Jumat.
"Mereka mencari senapan serbu AK-47, granat, sabuk peledak dan bahan mentah yang digunakan untuk membuat bom lain," kata pihak penyelidik.
Penangkapan itu terjadi tiga bulan setelah dua pria ditangkap di Rotterdam karena dicurigai mempersiapkan serangan di Prancis dan di Belanda. Kejaksaan mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka sudah "dekat" untuk meluncurkan serangan.
Penangkapan berlangsung hari Kamis (27/9/2018) waktu setempat. Kantor Kejaksaan Belanda mengatakan serangan teroris hendak ditargetkan pada acara publik.
"Polisi menangkap tujuh pria pada hari Kamis yang dicurigai berada pada tahap persiapan yang lanjut untuk serangan teroris besar di Belanda," kata Kantor Kejaksaan dalam sebuah pernyataan. Menurut Kejaksaan, salah satu tersangka ingin membunuh banyak korban.
"Jaksa dan penyidik yakin bahwa serangan teroris dicegah sebagai akibat dari penangkapan di kota-kota Arnhem dan Weert sebagai tindak lanjut operasi polisi selama berbulan-bulan," lanjut pernyataan Kejaksaan.
Para petugas telah menempatkan sekelompok orang yang diawasi. Salah satunya, tokoh sentral yang merupakan pria asal Irak berusia 34 tahun yang dihukum pada tahun 2017 karena berusaha mencapai wilayah yang dikuasai oleh kelompok Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Penangkapan tujuh tersangka dilakukan oleh tim khusus polisi anti-terorisme dengan dukungan helikopter. Para tersangka berusia antara 21 hingga 34 tahun.
Para tersangka berasal dari Arnhem, Rotterdam, dan wilayah lain di dekat kedua kota tersebut. Dua pria lain di kelompok itu diyakini pernah berupaya melakukan perjalanan ke Irak atau Suriah.
"Salah seorang pria dari Arnhem ingin melakukan serangan dengan kelompok di sebuah acara besar di Belanda dan membunuh banyak korban, menurut Dinas Intelijen Belanda (AIVD)," lanjut kantor kejaksaan, seperti dikutip AFP, Jumat (28/9/2018).
Polisi belum mengidentifikasi target serangan yang direncanakan yang dikatakan kantor kejaksaan termasuk pemboman dengan mobil secara terpisah.
Para tersangka, yang menurut para penyelidik memiliki senjata kecil ketika mereka ditangkap, diperkirakan akan muncul di pengadilan di Rotterdam pada hari Jumat.
"Mereka mencari senapan serbu AK-47, granat, sabuk peledak dan bahan mentah yang digunakan untuk membuat bom lain," kata pihak penyelidik.
Penangkapan itu terjadi tiga bulan setelah dua pria ditangkap di Rotterdam karena dicurigai mempersiapkan serangan di Prancis dan di Belanda. Kejaksaan mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka sudah "dekat" untuk meluncurkan serangan.
(mas)