Rusia-Israel Memanas, Tel Aviv Menolak Disalahkan atas Tragedi Il-20

Senin, 24 September 2018 - 05:59 WIB
Rusia-Israel Memanas,...
Rusia-Israel Memanas, Tel Aviv Menolak Disalahkan atas Tragedi Il-20
A A A
TEL AVIV - Perseteruan antara Israel dan Rusia memanas setelah Tel Aviv menolak disalahkan Moskow atas tragedi jatuhnya pesawat mata-mata Il-20 di Suriah yang menewaskan 15 tentara Moskow. Moskow tetap anggap Tel Aviv bersalah dengan menjadikan pesawat mata-mata itu sebagai tameng jet-jet tempur F-16 Israel dari tembakan sistem rudal S-200 Suriah di Latakia.

Moskow pada hari Minggu (23/9/2018) sudah merilis data menit-menit tragedi pesawat Il-20. Kesimpulan Moskow di luar espektasi Tel Aviv yang percaya ketegangan atas insiden itu sudah diselesaikan pekan lalu dengan penjelasan rinci militer Israel.

"IAF (Angkatan Udara Israel) tidak bersembunyi di balik pesawat apapun dan ... pesawat Israel berada di wilayah udara Israel pada saat jatuhnya pesawat Rusia," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melalui Twitter yang dikutip dari akun resminya, @IDFSpokesperson, semalam.

"Mekanisme deconfliction (dengan pasukan Rusia) beroperasi dalam jangka waktu yang relevan," lanjut IDF.

"Keamanan dan kesejahteraan pasukan Rusia yang beroperasi di Suriah adalah komponen fokus di setiap persetujuan dari setiap kegiatan oleh pejabat senior di IDF dan di Israel," imbuh IDF.

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman bahkan menegaskan Tel Aviv tidak akan mengubah kebijakan militernya di Suriah meski pesawat Il-20 Rusia sudah menjadi korban.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia menyajikan data menit-demi-menit dari tragedi jatuhnya pesawat Il-20 di Suriah pada 17 September 2018. "Kesalahan atas insiden itu, di mana 15 tentara Rusia terbunuh, terletak sepenuhnya pada Angkatan Udara Israel," kata Kementerian itu.

Data radar dan komunikasi yang sebelumnya dirahasiakan menunjukkan bahwa pesawat Moskow itu ditembak jatuh oleh sistem rudal pertahanan udara Suriah ketika jet F-16 Israel secara efektif menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai selama serangan berlangsung.

Menurut kementerian itu, Angkatan Udara Israel memberi Rusia waktu peringatan kurang dari satu menit sebelum pemboman di Latakia. Selain itu, Tel Aviv juga memberikan informasi yang salah tentang posisi jet tempurnya dan target mereka."Tindakan tersebut adalah pelanggaran jelas dari perjanjian Rusia-Israel 2015," lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip dari media pemerintah Moskow, Russia Today.

"Kepemimpinan militer Israel tidak memiliki penghargaan untuk hubungan erat dengan Rusia, atau tidak memiliki kontrol atas perintah individu atau perwira komandan yang mengerti bahwa tindakan mereka akan mengarah pada tragedi," papar Kementerian Pertahanan Rusia.

Moskow juga menyatakan bahwa mereka memiliki data tak terbantahkan lain yang mendukung materi yang disajikan pada briefing hari Minggu dan membuktikan bahwa Israel memang harus bertanggung jawab.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7828 seconds (0.1#10.140)