AS Tengah Persiapkan Pertemuan Trump-Kim Jong-un Jilid II
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tengah bekerja untuk mengatur pertemuan puncak kedua antara Presiden Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Meski begitu, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan benar.
“Kami sedang mengusahakannya. Tetapi masih ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan kondisinya tepat dan bahwa kedua pemimpin berada dalam posisi di mana kita dapat membuat kemajuan substansial,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo kepada Fox News dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/9/2018).
"Pada akhirnya, itu akan menjadi keputusan untuk presiden," kata Pompeo tentang pertemuan puncak kedua antara Jong-un dan Trump untuk melanjutkan pertemuan 12 Juni mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya di Singapura.
Dalam sebuah wawancara terpisah dengan NBC News, Pompeo berharap pertemuan itu dapat terjadi dalam waktu dekat.
"Sebelum itu terlalu lama - dan dalam waktu yang relatif singkat - saya harap kedua pemimpin berkumpul kembali untuk terus membuat kemajuan dalam masalah yang luar biasa dan penting ini bagi seluruh dunia," ujarnya.
Ia pun berharap akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke Pyongyang lagi untuk bernegosiasi.
"Saya berharap bahwa saya akan mendapat kesempatan untuk melakukan perjalanan lagi ke Pyongyang untuk terus bernegosiasi sebelum waktu yang terlalu lama," kata Pompeo.
Namun Pompeo menegaskan bahwa sanksi internasional harus tetap diberlakukan kepada Korut sampai menyerahkan senjata nuklirnya, yang merupakan ancaman bagi AS.
"Sanksi ekonomi itu akan tetap berlaku sampai kita mencapai akhir, sampai kita mencapai denuklirisasi akhir, yang dijanjikan oleh Ketua Kim kepada Presiden Trump," tegas mantan Direktur CIA itu.
Pompeo menambahkan bahwa langkah-langkah penting telah diambil pada pertemuan puncak antara dua Korea minggu ini dan sementara masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan, AS memiliki kesabaran dan tekad untuk mencapai tujuannya.
Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in mengatakan setelah bertemu Kim Jong-un minggu ini bahwa pemimpin Korut itu menginginkan pertemuan kedua dengan Trump untuk mempercepat denuklirisasi, tetapi tujuan utamanya adalah mengakhiri Perang Korea 1950-53 pada tahun ini, yang dihentikan dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.
“Kami sedang mengusahakannya. Tetapi masih ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan kondisinya tepat dan bahwa kedua pemimpin berada dalam posisi di mana kita dapat membuat kemajuan substansial,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo kepada Fox News dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/9/2018).
"Pada akhirnya, itu akan menjadi keputusan untuk presiden," kata Pompeo tentang pertemuan puncak kedua antara Jong-un dan Trump untuk melanjutkan pertemuan 12 Juni mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya di Singapura.
Dalam sebuah wawancara terpisah dengan NBC News, Pompeo berharap pertemuan itu dapat terjadi dalam waktu dekat.
"Sebelum itu terlalu lama - dan dalam waktu yang relatif singkat - saya harap kedua pemimpin berkumpul kembali untuk terus membuat kemajuan dalam masalah yang luar biasa dan penting ini bagi seluruh dunia," ujarnya.
Ia pun berharap akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke Pyongyang lagi untuk bernegosiasi.
"Saya berharap bahwa saya akan mendapat kesempatan untuk melakukan perjalanan lagi ke Pyongyang untuk terus bernegosiasi sebelum waktu yang terlalu lama," kata Pompeo.
Namun Pompeo menegaskan bahwa sanksi internasional harus tetap diberlakukan kepada Korut sampai menyerahkan senjata nuklirnya, yang merupakan ancaman bagi AS.
"Sanksi ekonomi itu akan tetap berlaku sampai kita mencapai akhir, sampai kita mencapai denuklirisasi akhir, yang dijanjikan oleh Ketua Kim kepada Presiden Trump," tegas mantan Direktur CIA itu.
Pompeo menambahkan bahwa langkah-langkah penting telah diambil pada pertemuan puncak antara dua Korea minggu ini dan sementara masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan, AS memiliki kesabaran dan tekad untuk mencapai tujuannya.
Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in mengatakan setelah bertemu Kim Jong-un minggu ini bahwa pemimpin Korut itu menginginkan pertemuan kedua dengan Trump untuk mempercepat denuklirisasi, tetapi tujuan utamanya adalah mengakhiri Perang Korea 1950-53 pada tahun ini, yang dihentikan dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.
(ian)