AS kepada Korut: Denuklirisasi Dahulu 'Imbalan' Kemudian
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan denuklirisasi Pyongyang harus didahulukan sebelum Washington memberikan tindakan timbal balik yang sesuai.
Ketika ditanya tentang permintaan Pyongyang yang diajukan selama pertemuan puncak antar-Korea yang baru selesai atau langkah-langkah yang sesuai untuk membongkar komplek nuklirnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert: "Tidak ada yang dapat terjadi tanpa adanya denuklirisasi. Denuklirisasi harus dilakukan terlebih dahulu."
"Denuklirisasi adalah sesuatu yang harus dilakukan," tegas Nauert.
"Setiap kali kita memiliki pemerintah kita duduk dan berbicara dengan pemerintah mereka, bahwa kita mendapatkan Presiden Moon berbicara dengan Ketua Kim, itu adalah langkah ke arah yang benar; langkah ke arah yang benar untuk memulai dialog reguler," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa untuk memungkinkan inspektur dari AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pembongkaran nuklir oleh Korut, tindakan yang tidak disebutkan dalam surat yang ditandatangani selama pertemuan antar-Korea di Pyongyang, adalah bagian dari pemahaman bersama.
"Setiap kali Anda memiliki situasi nuklir seperti ini di mana ada pembongkaran harapannya adalah bahwa inspektur IAEA akan menjadi bagian dari itu," tambahnya.
"Sanksi harus terus ditegakkan untuk mencapai denuklirisasi," kata Nauert.
Selama kunjungannya ke Pyongyang, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengadakan pembicaraan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. KTT antar-Korea adalah yang ketiga dalam setahun ini, menyusul yang diadakan pada bulan April dan Mei lalu.
Para pemimpin tertinggi dari dua Korea menandatangani Deklarasi Pyongyang yang merupakan langkah lebih lanjut menuju denuklirisasi Semenanjung Korea. Deklarasi itu juga berisi langkah-langkah konkrit untuk mengakhiri tindakan bermusuhan di dekat daerah perbatasan antar-Korea.
Moon mengatakan bahwa Kim telah menyatakan harapannya untuk segera mengadakan pertemuan puncak kedua dengan Presiden AS Donald Trump selama KTT antar-Korea di Pyongyang.
Moon mengatakan dia juga berharap bahwa dialog Korut-AS akan dilanjutkan dengan cepat, mencatat bahwa kondisi yang diciptakan melalui pertemuan puncak Pyongyang untuk memulai kembali pembicaraan antara Korut dan AS.
Ketika ditanya tentang permintaan Pyongyang yang diajukan selama pertemuan puncak antar-Korea yang baru selesai atau langkah-langkah yang sesuai untuk membongkar komplek nuklirnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert: "Tidak ada yang dapat terjadi tanpa adanya denuklirisasi. Denuklirisasi harus dilakukan terlebih dahulu."
"Denuklirisasi adalah sesuatu yang harus dilakukan," tegas Nauert.
"Setiap kali kita memiliki pemerintah kita duduk dan berbicara dengan pemerintah mereka, bahwa kita mendapatkan Presiden Moon berbicara dengan Ketua Kim, itu adalah langkah ke arah yang benar; langkah ke arah yang benar untuk memulai dialog reguler," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa untuk memungkinkan inspektur dari AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pembongkaran nuklir oleh Korut, tindakan yang tidak disebutkan dalam surat yang ditandatangani selama pertemuan antar-Korea di Pyongyang, adalah bagian dari pemahaman bersama.
"Setiap kali Anda memiliki situasi nuklir seperti ini di mana ada pembongkaran harapannya adalah bahwa inspektur IAEA akan menjadi bagian dari itu," tambahnya.
"Sanksi harus terus ditegakkan untuk mencapai denuklirisasi," kata Nauert.
Selama kunjungannya ke Pyongyang, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengadakan pembicaraan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. KTT antar-Korea adalah yang ketiga dalam setahun ini, menyusul yang diadakan pada bulan April dan Mei lalu.
Para pemimpin tertinggi dari dua Korea menandatangani Deklarasi Pyongyang yang merupakan langkah lebih lanjut menuju denuklirisasi Semenanjung Korea. Deklarasi itu juga berisi langkah-langkah konkrit untuk mengakhiri tindakan bermusuhan di dekat daerah perbatasan antar-Korea.
Moon mengatakan bahwa Kim telah menyatakan harapannya untuk segera mengadakan pertemuan puncak kedua dengan Presiden AS Donald Trump selama KTT antar-Korea di Pyongyang.
Moon mengatakan dia juga berharap bahwa dialog Korut-AS akan dilanjutkan dengan cepat, mencatat bahwa kondisi yang diciptakan melalui pertemuan puncak Pyongyang untuk memulai kembali pembicaraan antara Korut dan AS.
(ian)